Seungwan sudah siap dengan penampilannya, memakai kemeja putih dengan coat abu disusul bawahan jeans oblong warna coksu. Dia duduk disofa menunggu Taehyung yang masih bersiap dikamar. Sudah tiga hari sejak kepulangannya dari rumah sakit, dan selama itu pula dia menjadi ratu dirumah ini. Taehyung tak pernah berangkat ke kantor, pria itu lebih memilih menarik selimut dan mendekap tubuh mungil Seungwan hingga siang hari.
Katanya, pria itu ingin menghabiskan lima hari ini bersama Seungwan, dengan kebahagiaan yang nantinya juga membuatnya tersakiti setelah kepergian Seungwan. Saat Taehyung berucap demikian, Seungwan hanya diam dengan memilih menyendok puding yang dibelinya di cafe kemarin malam. Ya setidaknya selama tiga hari ini, keduanya melewati rasa bahagia dengan penuh senyuman. Seungwan selalu berdoa, meminta kepada Tuhan agar lima hari ini menjadi kenangan terindah dalam hidupnya.
Ah, tapi tidak juga. Ada sedikit kendala di hari kedua mereka. Waktu pagi itu, Seungwan yang sedang menyiram bunga di samping rumah langsung terperanjat kaget saat mendengar keributan di halaman depan. Dengan cepat dia berlari, dan betapa terkejut dirinya saat mendapati Hoseok tengah memukul Taehyung dengan kasar, bertindak seperti serigala hutan yang sedang mencengkram mangsanya. Seungwan berteriak dengan kelimpungan, memisahkan Hoseok dari Taehyung. Pria itu juga payah sekali, bukannya melawan atau menghentikan, Taehyung malah hanya diam dan pasrah menerima semua pukulan Hoseok yang mana hal itu membuat sudut bibirnya berdarah. Wajahnya yang belum sepenuhnya membaik kembali membiru akibat pukulan tersebut.
Setelah melerai keduanya, Seungwan beringsut mengobati Taehyung dan membiarkan Hoseok yang masih meredam amarahnya. Kemudian Seungwan menjelaskan semua kejadian kepada Oppa-nya tersebut, awal mulanya Hoseok ingin segera menyeret pergi Seungwan dari neraka bercasing rumah ini. Tapi dengan cepat Seungwan menjelaskan keinginannya, dan berjanji bahwa dia akan pergi setelah lima hari ini. Seungwan juga meminta Hoseok untuk menjemputnya besok jika dia pergi. Awal mulanya Hoseok tetap tak percaya, tapi dengan kegigihan dan kelembutan Seungwan untuk merayunya, pria itu menyetujui keputusan Seungwan.
"Lama ya?"
Seungwan menggeleng pelan, netranya dapat menangkap suaminya yang tampan itu tengah menuruni tangga. Berpakaian casual layaknya anak muda. Intinya Taehyung memang sangat tampan "Kita ke rumah Ibu dulu, lalu pergi ke supermarket untuk belanja kebutuhanmu. Bagaimana?"
Taehyung hanya mengangguk, pria itu sudah berdiri menjulang dihadapan Seungwan. Mengulurkan tangannya untuk Seungwan genggam "Kau tidak takut?"
"Tentu takut. Istriku akan pergi. Entah nanti bagaimana reaksi Ayah dan Ibu saat melihat mantu kesayangan mereka pergi meninggalkan putranya?"
"Kau akan segera bahagia Taehyung. Aku menjamin itu... Pasti!" Taehyung hanya tersenyum menanggapi ucapan Seungwan baru saja.
"Bagaimana dengan lenganmu? Bisa dilepas penyangganya?"
"Nanti malam saja... Tolong bantu ya" Taehyung mengangguk, keduanya pun pergi ke rumah orang tua Taehyung menggunakan mobil audi putih milik pria tersebut. Keduanya bercanda sesekali, mengucapkan banyak kalimat yang tak penting hanya untuk mengisi kekosongan diantaranya. Meski hanya begini Seungwan sangat bahagia, hanya tinggal dua hari lagi, setelahnya dia akan pergi dan tak menemui pria ini lagi.
••••
Ibu Kim sudah memerah padam mendengar penjelasan Seungwan, netra beliau berair seperti akan menangis. Sedangkan Ayah, pria paruh baya itu menunduk seperti kecewa akan semuanya. Seungwan sedikit berbohong atas penjelasan tentang pernikahan mereka. Dan tidak mungkin juga dia mengaku bahwa selama hampir dua tahun setengah ini Seungwan hanya mendapatkan siksaan dari Taehyung. Seungwan masih mempunyai hati untuk berucap demikian. Dia tak ingin kedua mertuanya kecewa atas perilaku putra semata wayangnya itu, cukup Seungwan saja yang memendam hal itu semua, sendirian.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE ✔
FanfictionBisakah seorang Kim Taehyung mendapatkan kesempatan untuk kedua kalinya? Kurasa Tidak. 03072021- 14062022. Hellothere, 2021.