30

599 74 35
                                    

Seungwan masih tak percaya saat ini. Bersama dengan Kim Taehyung dengan sifat baik yang pria itu tunjukkan masih seperti mimpi baginya. Justru hal inilah yang membuat Seungwan takut, pria itu berubah dalam beberapa saat dan akan pergi dari sisinya entah kapan. Ketakutannya semakin menjadi-jadi.

"Kita akan kemana?" tanya Seungwan dengan pandangan yang tertuju ke arah Taehyung. Sedari tadi, pria itu menggenggam tangan kirinya, dari rumah hingga didalam mobil saat ini. Mengecupnya beberapa kali yang mana hal itu membuat Seungwan tersipu dengan kedua area pipinya yang merasa sedikit panas.

Taehyung menoleh, sebelum berucap pria itu kembali mengecup tangannya kembali "Katanya mau ke gereja? Aku akan mengantarmu, aku sudah berjanji kan. Dan juga sedikit ada kejutan nantinya" ucapnya dengan senang, menampilkan senyum kotak khas Taehyung sekali.

"Kau aneh!"

Taehyung malah terkekeh pelan dengan pandangan lurus kedepan sana, jemarinya semakin erat menggenggam tangan milik Seungwan "Tidak aneh sayang, aku hanya ingin menghargai keberadaanmu hingga perpisahan nanti. Aku ingin membuatmu bahagia sekarang, kita tak tahu kapan ini semua akan berakhir bukan? Dua minggu lagi? Dua bulan, atau bahkan besok?"

Seungwan memalingkan muka tak suka dengan kalimat yang Taehyung ucapkan baru saja. Meski terlihat biasa saja, tapi hati Seungwan merasakan sakit secara tiba-tiba seperti tak terima dengan ini semua. Jika berpisah, berpisah saja, kenapa harus membuat kenangan seperti ini? Ini semua hanya akan membuat Seungwan semakin jatuh pada Taehyung. Jatuh hati lebih tepatnya.

"Jangan membicarakan hal ini lagi, jika ingin berpisah, mari berpisah. Tak usah menunggu waktu dengan menghargai keberadaanku disisimu. Ini semua hanya akan membuatku---" Seungwan berhenti berbicara saat netranya menangkap bahwa iris hitam legam itu tengah memandangnya dengan cara yang berbeda seperti sebelumnya.

"Membuatku?" tanya Taehyung kembali dengan satu tangan yang mulai melepas sabuk pengaman "Kenapa berhenti? Membuatmu sedih? Kau sudah jatuh hati padaku?" nada rendah itu bertanya sembari setengah menggoda bagi Seungwan. Dengan cepat wanita itu melepas genggaman jemari mereka. Berlalu dengan turun dari mobil untuk menuju ke gereja, meninggalkan Taehyung dengan senyum senangnya.

"Kau sudah jatuh Seungwan. Jatuh padaku. Aku bisa melihatnya tanpa kau berbicara..." bisiknya pelan sebelum turun dari mobil dan mengikuti arah pergi wanitanya didepan sana.

••••

Seungwan mengomel pelan sejak turun dari mobil. Bisa-bisanya Taehyung seperti itu, mengatakan perpisahan berkali-kali yang mana membuat Seungwan muak. Jika akhirnya berpisah, langsung saja berpisah. Tak usah mendrama dengan mengatakan ingin menghargai keberadaan Seungwan. Dia tak butuh hal itu, semakin Taehyung bersikap baik tentu Seungwan semakin mencintai pria itu.

Seungwan gila! Mencintai orang yang bahkan tak menoleh kepadanya barang sebentar? Tentu Seungwan tahu jawaban tentang ini semua, bahwa Taehyung tak akan pernah mencintainya. Bahkan beberapa kali ciuman yang mereka lakukan entah itu hanya kecupan atau berakhir menjadi tuntutan yang panas, Seungwan sadar bahwa itu hanyalah untuk kebutuhan semata bagi Taehyung dan dirinya. Kepalanya mendadak pusing hanya karena hal ini? Terlebih lagi berkali-kali Seungwan mencari jawaban untuk orang bernama Jo itu, berkali-kalipun Seungwan tak akan tahu jika Taehyung tak membuka bibirnya untuk menjelaskan.

Tubuhnya terlonjak kaget sebentar saat lengannya ditarik pelan oleh Taehyung. Pria itu merangkul lengannya mesra, seakan memberitahu bahwa hanya Seungwan lah wanita yang dimilikinya "Apa yang kau lakukan!?" desis Seungwan lirih saat keduanya berada didepan pintu gereja.

"Ingin melakukan doa bersama istriku. Hanya itu, kita pasangan suami istri sudah selayaknya aku bersikap seperti ini kepadamu Sayang"

"Lepas! Aku muak dengan sikap baik yang kau buat-buat seperti ini" gerutunya dengan meronta melepas genggaman keduanya. Nafas Seungwan seketika tercekat, pasokan oksigen disekitarnya menipis saat Taehyung menggeret tubuhnya, merangkulnya dengan posesif. Bahkan deru nafas pria itu bisa dirasakan oleh Seungwan seiring dengan tatapan menajam yang kembali seperti dulu. Tatapan yang selalu pria itu tunjukkan atas kebenciannya terhadap Seungwan.

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang