24

651 100 17
                                    

Taehyung telah menghadiri rapat tadi, kepalanya sedikit pening ketika mengetahui bahwa Ditektur Yayasan mengganti model tema bangunan museum seni. Hanya merubah sedikit tak apa bagi Taehyung daripada harus kehilangan projek besar seperti ini.

"Bagaimana Tae? Kau akan merubahnya?" tanya Yoongi, teman sebaya Taehyung. Mereka kenal sejak lama akibat saling bertemu dibeberapa rapat para arsitek. Taehyung hanya merespon dengan gelengan, tak tahu harus bagaimana.

"Bagaimana milikmu, akan kau rubah juga?"

"Aku tak tahu, hanya saja hatiku ingin tetap memakai gambaran ini untuk pemilihan nanti" Taehyung hanya mengangguk sebagai jawaban. Hingga atensi keduanya menoleh saat mendengar bunyi ketukan suara pantofel sepatu dengan lantai, pria berjas navy datang ke arah mereka berdua dengan senyum mengembang.

"Taehyung? Yoongi? Kalian disini juga?" sapa Kim Seokjin dengan pandangan terheran. Pria bertubuh tegap itu lalu mengambil tempat duduk disebelah Taehyung, merangkul bahu pria yang sudah dianggap adiknya sendiri dengan erat.

"Kukira Direktur lebih menyukai gambaranmu Tae..."

"Hyung, beliau lebih menyukai gambaran milikmu" ujar Taehyung dengan senyum simpul, menatap pria disampingnya dengan rasa senang palsu. Aslinya dirinya jengah dengan Seokjin, pria yang merupakan musuhnya berkali-kali dalam perebutan projek seperti ini, tapi tak apa meski begitu terkadang keberuntungan selalu memihak Taehyung. Dirinya juga memenangkan projek besar saat karyanya bersanding dengan milik Seokjin beberapa kali.

"Kalian sudah makan?" tanya Seokjin.

"Aku akan pulang lebih cepat hari ini. Maafkan aku, aku pamit duluan ya karena akan keluar dengan adikku" usai kalimat itu berakhir, Yoongi pun membungkukkan setengah badannya lalu melangkahkan kakinya untuk pergi dari kedua laki-laki tersebut.

"Mau makan malam bersama Tae?"

Taehyung hanya meringis sembari menahan senyum "Hyung, eum sebenarnya istriku sedang menungguku di hotel, kami berencana makan malam bersama setelah ini. Bagaimana jika kita makan malam bersama lain kali, aku mengajak Seungwan dan kau mengajak istrimu, Jisoo?"

Seokjin terlihat diam sebentar lalu malah tertawa lebar seraya menampilkan gigi bersih putih miliknya "Ide bagus. Tak apa, lain kali saja. Oh iya titip salamku pada Seungwan ya"

Taehyung mengangguk lalu berpamitan pada Seokjin. Tak apa dirinya menggunakan nama wanita itu atas kebohongannya, semakin lama berada disekitar Seokjin, semakin lama amarah yang Taehyung pendam akan menyeruak kepermukaan kembali. Mereka adalah musuh dalam bisnis. Keakraban Taehyung pada Kim Seokjin hanya untuk formalitas semata. Hanya untuk itu!





••••





Taehyung menghela napas kasar dengan membanting tas kantornya ke jok mobil belakang. Pening mendera kepalanya sedari tadi ditambah dengan beberapa kali mimisan yang tak diketahui siapapun. Tubuhnya terasa ingin tumbang sekarang. Memejamkan kedua netranya mungkin lebih baik saat ini, didalam mobil sendirian. Jungkook? Pria itu hanya mengantar Taehyung dan selepasnya pulang atas perintahnya.

Baru beberapa menit memejamkan netranya, Taehyung dibangunkan oleh bunyi notif yang berasal dari ponselnya saat ini. Menoleh, menatap benda pipih abu yang berkedip beberapa kali membuatnya harus dengan malas mengambilnya. Akankah ini dari Seungwan?

Firasatnya setengah benar dan setengah salah.

Seungwan
Kau pulang larut lagi? Aku akan menunggu, kita makan malam bersama. Aku memesan sup iga panas serta beberapa camilan tengah malam. Jika sudah selesai segeralah pulang...

Taehyung memilih mengabaikan pesan tersebut dan beralih pada tiga pesan lainnya.

Nomor tak dikenal
-Kau meremehkan ancamanku? Sudah kukatakan untuk tak menghadiri rapat, tapi kau sangat keras kepala Kim Taehyung.
-Kau akan merebutnya kembali?
-Aku akan benar-benar memusnahkanmu hari ini.

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang