04

755 117 6
                                    

Seungwan tersenyum pahit melihat pantulan dirinya didepan cermin kamar, mengenakan dress lengan panjang selutut berwarna lilac yang bahkan dirinya lupa kapan terakhir kalinya dipakai. Sedikit memoles wajah dan pipinya menggunakan make up serta lipmatte berwarna nude yang memenuhi bibirnya.

Semalam dengan berat hati, Seungwan mengiyakan paksaan pria bernama Kim Taehyung tersebut, jika memberi jawaban tidak, maka kemungkinan besar akan terjadi hal yang tak diinginkan nantinya.

Kim Taehyung, orang yang akan menjadi suaminya beberapa minggu lagi. Seperti jatuh dari tangga tertimpa buah durian pula, musibah dalam hidup Seungwan terus berdatangan tanpa bisa dicegah.
"Kau belum bersiap?" suara pria yang berada dia ambang pintu kamarnya tersebut membuat Seungwan menghela napas pendek.

"Sudah, mari berangkat" jawaban seperti itu Seungwan lontarkan dengan mudah,bahkan dirinya seakan sudah patuh dan siap untuk menjadi boneka mainan pria bermarga Kim tersebut. Serasa sudah direncanakan oleh Taehyung, pria itu mengajaknya untuk bertemu kedua orangtuanya serta adik dan kakaknya, bersandiwara didepan keluarganya dan membahas perihal pernikahan yang akan dilaksanakan tiga minggu kedepan.

Ini gila. Benar-benar gila, Seungwan pikir lakon cerita tersebut hanya akan muncul pada siaran drama televisi yang biasa dirinya lihat, tapi faktanya dikehidupan nyata itu semua juga terjadi dalam hidup Seungwan. Hah. Skenario Tuhan memang tidak bisa ditebak bagaimana alurnya.

"Dengarkan kata-kata ku!" ucap Taehyung saat keduanya sudah berada didalam mobil putih milik pria tersebut. "Kita akan bertemu keluargaku dan--"

"Sudah kita bicarakan semalam bukan?"

Seketika Taehyung yang fokus menyetir langsung menoleh menatap Seungwan alisnya juga terangkat sebelah seperti tak suka akan kalimat yang baru saja Seungwan katakan "Kau berani memotong kalimatku?"

Seungwan memilih diam dengan menatap kaca disampingnya, jika mengurusi omelan Taehyung dipastikan mereka berdebat dan Seungwan lah yang kalah. "Kau harus berpura-pura bahwa kita sepasang kekasih yang saling mencintai, bertemu di Itaewon lima bulan lalu, saat kau bekerja di restorant serta aku menjadi pengunjung tetap selama sebulan disana. Jika ditanya tentang orang tuamu, jawab saja bahwa keduanya sudah tidak ada. Berbaik hatilah pada keluargaku tapi jangan mencari perhatian pada mereka!"

Cih kata-kata terakhir tersebut membuat Seungwan kesal. Pria ini memang sudah menyusun rencana sedari awal. Hebat sekali. "Aku mempunyai kakak dan adik. Kim Yuri dan Kim Aeri, kakakku sudah menikah, lalu Aeri, biasanya dia dipanggil Giselle, mungkin empat tahun lebih muda darimu, dia sedang kuliah saat ini"

Seungwan sama sekali tidak perduli. Kenapa pria  disampingnya ini dengan repotnya menjelaskan semua perihal tentang keluarganya "Kau dengar? Apa kau tuli?!" nada tinggi tersebut mampu membuat tubuh Seungwan terhenyak. Dirinya stagnan ditempat, menoleh lalu mendapati netra jahat tersebut menatapnya dengan tatapan ingin membunuh.

"Saya sangat mendengar dengan jelas perkataan anda" ujar Seungwan dengan sinisnya. "Tidak perlu menggunakan nada tinggi, telinga saya masih normal untuk mendengar suara anda dengan amat sangat jelas!"

Taehyung hanya mengacuhkannya, tak perduli dengan ucapan Seungwan, pria itu hanya fokus pada jalanan didepannya. Suasana hening kembali hingga keduanya sudah sampai didepan halaman rumah Taehyung.

"Baik, kita mulai semuanya setelah aku turun dari mobil dan membuka pintu untukmu. Mari menjadi pasangan yang sesungguhnya"

Seringai itu muncul kembali dari bibir ranum pria berambut curly ini. Seungwan hanya mendengus, menanti pria yang telah keluar untuk membuka pintunya. Seungwan mendapat uluran tangan besar dari Taehyung setelah dirinya keluar, dengan perasaan setengah ragu, dirinya menyambut hal itu dan menggenggam tangan besar pria bermarga Kim ini. Tanpa Seungwan sadari, perasaan hangat itu muncul memenuhi dirinya, saat kedua tangan tersebut menggenggam satu sama lain.

"Selamat siang" seru Taehyung dengan setengah berteriak saat keduanya sudah memasuki rumah berlantaikan dua tersebut, didominasi oleh warna putih dan keemasan yang menunjukkan bahwa memang benar Taehyung orang diatas rata-rata. Pantas saja, Ibunya meminjam uang dengan nominal yang dapat membuat mata Seungwan membelalak itu dengan mudah kepada Taehyung, bahkan dapat Seungwan pastikan semua perabot yang ada dirumah ini memiliki harga mewah serta fantastis, dikarenakan semuanya yang terlihat mengkilap menyilaukan matanya.

Terlihat seorang gadis yang turun dari arah tangga dengan rambut yang dikuncir dua, tersenyum bahagia kala mendapati Taehyung dengan santainya membentangkan kedua tangannya tanpa beban.

Hug

"Astaga Oppa, kau sudah tiga bulan tidak pulang. Aku sangat merindukanmu" ucapnya dengan memeluk Taehyung erat, sedangkan Taehyung, dia juga membalas pelukan gadis itu tak kalah erat sembari mengusap surai hitam tersebut dengan penuh kasih sayang.

Seungwan yang menyaksikan hal itu memilih dengan cepat memutuskan penglihatannya dan beralih menatap seisi ruang utama rumah besar ini. Hingga maniknya menangkap wanita paruh baya yang berjalan keluar dari arah dapur, entah secara refleks atau kebetulan, kakinya tanpa disengaja memilih melangkah menghampiri wanita tersebut.

"Annyoenghaseyo" sapa Seungwan dengan membungkukkan badannya tanda hormat.

Wanita berambut sebahu didepan Seungwan tampak tersenyum, menghampiri Seungwan dan membalas sapaannya. "Annyeonghaseyo. Kau Seungwan?"

Lihat? Bahkan Ibunya saja sudah mengetahui nama Seungwan sebelum dirinya mengenalkan identitasnya. Wah, memang permainan yang dimulai pria bernama Kim Taehyung itu sudah di tata serapi mungkin dari dulu. Seungwan hanya bisa tertawa girang dalam hati sekarang. "Benar, Oh Seungwan" hanya itu yang mampu terucap dari bibir Seungwan, ia tak tahu harus berucap apalagi.

Wanita paruh baya tersebut berjalan menghampiri Seungwan, memeluknya erat seperti anaknya sendiri. Seungwan awalnya sedikit kaget dengan tindakan Ibu Taehyung tersebut, dengan sedikit rasa canggung tangannya terulur untuk membalas pelukan wanita yang akan menjadi mertuanya ini.

"Terimakasih telah menjaga Taehyung ku. Kenapa baru kesini sekarang Sayang?" tanya Ibu Kim saat pelukan tersebut sudah terlepas.

"Maaf sebelumnya, pekerjaan membuat saya repot harus menunda kedatangan saya kesini Bibi" ucap Seungwan dengan nada rendah.

"Bibi? Astaga kau tidak perlu begitu, kau akan menjadi anak menantuku sebentar lagi. Panggil aku Ibu"

Seungwan sedikit menganga atas ucapan wanita didepannya ini, terlalu kaget dan tiba-tiba. Dirinya memilih menundukkan kepala mengiyakan permintaan Ibu Taehyung.

Lalu sentuhan pada tangannya membuat dirinya langsung menoleh dan mendapati Taehyung tengah menautkan jemari keduanya.

"Ibu aku akan menikahi Seungwan, akhir bulan ini" pernyataan tersebut sukses membuat kedua mata Seungwan membelalak.

TBC
Happy Reading
Semoga suka, jangan lupa vote komennya ^o^
Maap bila ada typo atau kata yang kurang sesuai

MISTAKE ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang