Begitu memutuskan memakai seragam SMA yang itu, Lyra sudah berpikir kalau ia akan terlihat berbeda. Apalagi ada badge bertuliskan San Raffles Singapore di lengan kanan kemejanya.
Tapi ia tidak berpikir akan terlihat seberbeda ini karena yang lain memakai seragam putih abu-abu.
Jujur saja ia merasa agak terasingkan sekarang.
Apalagi ada panitia Ospek yang berbisik pada temannya, 'Ini adeknya Daniel?' seolah penuh dendam karena abangnya itu kriminal kampus. Entah dendam betulan atau wajahnya memang segahar itu.
Lyra merutuk dalam hati. Jangan-jangan abangnya itu hobi bikin onar yang sudah another level sampai-sampai Lyra disinisin sedemikian rupa.
Belum lagi ada senior cewek berwajah dingin yang menatapnya judes begitu melihat Lyra. Mau napas saja jadi takut.
"Lo jangan deket-deket senior yang itu," ujar seseorang tiba-tiba, berbisik persis di telinganya sampai membuat Lyra melompat kaget.
"Hah?"
"Senior yang pake blazer itu. Dia bukan panitia Ospek, tapi katanya ketua panitia pun takut sama dia."
Lyra menatap cengo cewek yang barusan berbisik padanya itu. "Indonesia kok serem ya," gumamnya pasrah.
Cewek yang mengenakan kalung papan kardus bertuliskan Ayam Ketawa itu mengendikkan bahu. "Ngga seserem yang sampe bunuh-bunuhan kok," katanya santai.
Tetep aja...
"Oiya, nama gue Marta. Lo?"
"Lyra."
"Ambil jurusan apa?"
"Ilmu Komunikasi."
Marta mengangguk. "Gue Desain Interior. Fakultas Teknik."
"Keren ya..."
"Sekedar bisa napas di kampus ini aja udah keren." Lyra nyengir menanggapi, lalu Marta melanjutkan, "Tapi UI bagi lo pasti ngga ada apa-apanya kan dibanding kampus-kampus borju di Singapura."
"Ngga kok. Justru karena UI keren, makanya aku balik Indo."
Marta terkekeh. "Aneh ya lo."
"Iya."
"Eh ketupatnya udah datang. Gue balik ke grup gue."
"Oke," balas Lyra, sembari mengamati Marta yang bergabung bersama gerombolan bercaping merah terang seperti bulu ekor ayam.
Sementara Lyra yang bercaping coklat gelap segera gabung bersama grupnya yang bernama : Kecoak Laut.
Mereka akan diberi tau secara rinci agenda OSPEK selama kurang lebih sebulan ke depan.
💤💤💤
Menjelang siang hari, Lyra mulai mengantuk.
Cewek itu menatap salah satu maba dari Fakultas MIPA yang sedang presentasi di depan, dengan diawasi oleh salah satu dosen sebagai agenda OBM hari ini.
Lyra kemudian menunduk, berlindung dari balik bahu temannya lantas menguap lebar bak kudanil.
"Ehem!"
Lyra langsung tercekat, hampir tersedak karena kaget oleh orang yang tiba-tiba berdehem di belakangnya. Matanya melotot horor mendapati kakak dari bagian komdis menatapnya tajam.
Senior berjakun alias jaket kuning itu menyedekapkan tangan, menatap Lyra dengan tatapan peringatan.
Secara mental, Lyra langsung menyiapkan diri karena dia pasti dihukum. Sama seperti maba lain beberapa waktu lalu. Langsung kena sanksi karena ketauan menguap saat dosen menjelaskan di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Mapala - 🌐SH
FanfictionKeanehan yang terjadi sejak Faro menolak Lyra di lapangan Fakultas Geografi.