Lyra menatap screenshoot foto Faro yang ia ambil saat sedang video call ketika cowok itu ke Kalimantan beberapa waktu lalu.
Lyra bahkan masih mengingat dengan jelas percakapan mereka. Waktu itu sudah malam. Di Jakarta saja sudah jam 8 malam, berarti di tempat Faro berada sudah jam 9. Tapi Faro sempat-sempatnya menghubungi Lyra selagi cowok itu dalam perjalanan kembali ke hotel sehabis mencari makan malam.
"Vitaminnya udah diminum?"
Lyra yang sedang makan segera menunjukkan pesanannya yang kebetulan baru datang itu. "Makan dulu baru minum vitamin."
Di seberang sana Faro terkekeh. "Suka banget beli happy meal."
"Mainannya lucu-lucu tau, kak. Lumayan buat koleksi."
Faro ingat, di sudut kamarnya Lyra punya lemari kaca untuk memajang benda-benda kecil dan imut koleksinya. Termasuk mainan happy meal dari Faro saat mentraktir Lyra di McD gara-gara bocor.
"Kak Faro tadi makan apa?"
"Nasi goreng."
Lyra mencibir jawaban sederhana dari cowok yang juga sederhana itu. "Jauh-jauh ke Kalimantan masa makannya nasi goreng lagi nasi goreng lagi?!"
"Terus apa dong?"
"Cobain makanan khas sana lah, kak. Kulineran kek sekali waktu."
Di seberang sana Faro sudah memasuki kamar hotelnya, kemudian langsung rebahan di kasur tanpa melepas sepatu lebih dulu. "Ngga ada waktu, Ra. Gue baru balik hotel juga jam 7-an malem."
"Jangan-jangan Kak Faro ngga ada jiwa kulinernya," tuduh Lyra yang membuat Faro tertawa.
"Kayaknya sih gitu. Memar lo gimana?"
Lyra mengacungkan jempol kirinya karena tangan kanannya sedang menyuap.
"Ngga ada memar baru lagi kan?"
"Eh-..." Lyra nyengir, tidak tau harus berkata apa. Mau bohong juga tidak mungkin. Lyra tidak biasa dengan kebohongan. Cewek itu juga sering bicara apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Mapala - 🌐SH
FanfictionKeanehan yang terjadi sejak Faro menolak Lyra di lapangan Fakultas Geografi.