28 - Mahasiswa Tingkat Akhir

806 176 25
                                    

Sekarang sudah hari Senin lagi. Faro sudah ada di kampus lagi. Menjalani aktivitas sehari-harinya lagi.

Menyicil skripsi, persiapan KKN, menggarap proyek dari Profesor Haris, sesekali nongkrong di sekre.

Liburan weekend di Bandung berlalu lebih cepat dari yang Faro bayangkan. Maksudnya, cowok itu sama sekali tidak menghitung waktu saat ia mengekori Lyra yang langsung semangat memilihkan pakaian ganti untuknya di distro. Faro juga tidak menghitung waktu saat ia menemani Lyra keliling naik kuda, atau keliling di Lembang. Semuanya cepat sekali berlalu.

Lalu kemana Daniel?

Sahabatnya itu jalan sendiri, mencari kuliner sendirian setelah berdalih kalau Faro bisa ia percaya untuk menjaga adiknya.

Oh jelas!

Sekarang semua kembali normal, dan Faro kembali berhadapan dengan laporan penelitiannya di Kalimantan. Ditemani segelas kopi dan sepiring gorengan, di kamas kosnya yang kecil, Faro berusaha fokus pada laptopnya.

2 jam berhasil fokus, jam selanjutnya Faro mulai bosan. Konsentrasinya sudah pecah. Kopinya sudah tinggal ampas, gorengannya tinggal bala-bala, dan punggungnya kacau.

Oh, harusnya sejak tadi ia melakukan peregangan dan sedikit melemaskan matanya setiap 15 menit sekali. Kalau tidak, minusnya bisa makin parah dan ia harus menggunakan kacamata.

Cowok itu memijit pangkal hidung usai menutup laptopnya, menguap lebar seperti kucing dewasa. Lantas secara random mengambil buku agendanya di atas tumpukan buku kuliahnya.

Dan disanalah tulisan yang ia buat 3 tahun lalu, ada di halaman tengah. Seluruh target dan tanda centang saat ia berhasil mencapainya.

Proposal hidup namanya.

Sejak 3 tahun lalu, Faro sudah menargetkan pencapaiannya selama 8 tahun ke depan.

Setiap semester IP harus di atas 3,5

Aktif di organisasi, dan dia pernah menjadi anggota BEM (Faro tidak berniat menjadi ketua)

Dapat beasiswa prestasi (Faro mendapatkannya di sepajang tahun kedua sampai sekarang)

Menuntaskan dengan baik sedikitnya 5 proyek selama kuliah (Proyek dari Profesor Haris adalah yang ke-tujuh dan Faro memiliki resume bagus dari itu semua)

Menjadi asisten dosen

Bergabung dengan Mapala (organisasi ini membantu Faro mengenal alam dengan lebih baik, bukan hanya dari teori Geografi saja)

Lulus kuliah tepat waktu (tapi belakangan ini Faro mempercepat targetnya agar lulus satu semester lebih cepat alias 3,5 tahun dengan IPK 3,9) (Kalau bisa 4,0 sekalian, tapi cowok itu realistis karena juga pernah mendapat nilai B)

Dalam waktu 6 bulan, sudah harus dapat kerja (Faro masih dilema antara bekerja di perusahaan asing seperti Papa atau BUMN seperti Bunda)

2 tahun berikutnya, Faro akan mengajukan proposal beasiswa S2 di perusahaan tempatnya kerja (Faro berencana mengambil double degree)

Dan masih banyak target kecil lainnya seperti memiliki sejumlah tabungan sendiri dengan nominal tertentu beberapa waktu ke depan.

Begitulah proposal hidup yang ditulisnya 3 tahun lalu.

Sayangnya, menjalin hubungan serius dengan seorang cewek tidak pernah ia tulis disana, apalagi menikah.

Tapi anehnya, kata 'menikah' akhir-akhir ini mulai mengusik pikirannya. Terutama sejak Daniel membahasnya dan membuatnya tersedak.

Anak Mapala - 🌐SHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang