4 - UKM Mapala

1.2K 211 18
                                    

Ternyata Ospek juga tidak horor-horor amat.

Setidaknya, meski Lyra dipandang berbeda karena seragamnya, tidak ada yang sampai main fisik dengannya. Tidak seperti di berita-berita yang dikirimkan Daniel di Line.
Sejauh ini aman.

Meski tidak punya banyak teman yang bertebaran dimana-mana seperti Daniel, setidaknya Lyra dapat satu teman yang pernah ikut bermata panda demi membantunya menyelesaikan tugas esai bahasa Indonesia kemarin malam. Marta.

Waktu itu ada tugas dari sesi Student Center Learning dalam rangka menyesuaikan diri dengan model belajar mahasiswa UI yang sempat membuat maba kelimpungan.

Mereka akhirnya berteman karena hanya Marta yang mengerti meskipun Lyra bisa bahasa Indonesia, kosakatanya tidak mendetail dan membuatnya sering jadi sasaran asdos.

"Masa anak UI tapi bahasa Indonesia KO?"

Lyra kesal kalau ingat itu. Makanya dia memilih Ilmu Komunikasi dan bukannya Sastra Indonesia!

Oke, sabar, Lyra. OBM sudah mau selesai.

"Esai lo kebakaran ya," sindir senior, menyerahkan esai Lyra yang barusan dikoreksinya. Sial, itu senior yang diperingatkan Marta agar jangan dekat-dekat.

"Makasih, kak." Lyra meraih esainya, berbalik hendak kembali ke tempat.

"Mau kemana lo? Gue belum selesai ngomong."

Lyra berbalik dengan gestur kaku. "Ada apa- kak?"

"Benerin esai lo sampe dapet A+. Besok dikumpulin. Masa nulis pake Bahasa Indonesia aja dapet C?! Gimana nasib skripsi lo ntar? Habis lo digilas dospem! EYD jangan lupa dibenerin. Keseringan chattingan sih sampe ngga tau EYD."

Lyra menggigit bibir bawahnya. Mulai kuliah aja belum!

"Paham lo gue ngomong apa barusan?!"

"I-iya paham, kak."

"Bagus," sahutnya. "Next!"

Lyra buru-buru balik ke tempatnya di barisan pojok, gabung dengan kelompok Kecoak Laut-nya. Sisa hari berlangsung panjang, tapi Lyra tidak sendirian karena beberapa maba juga dapat C. Cewek itu saling nyengir diam-diam kepada Marta.

Ketika jam esai Bahasa Indonesia selesai, ketua panitia Ospek yang Lyra tau bernama Dio itu menatap balairung dengan serius.

Mengatakan bahwa pengenalan Orientasi Belajar Mahasiswa sudah selesai dan mereka akan memasuki sesi baru, yaitu pengenalan Sistem Akademik Universitas.

💤💤💤

"Capek bangettt," keluh Marta di penghujung hari Sabtu seraya mengipasi wajahnya dengan kartu ajaib yang berhasil dia kumpulkan sejauh ini. Kartu ajaib yang menandakan kehadiran mereka selama kegiatan OSPEK berlangsung itu akan ditukarkan dengan jakun saat acara khusus maba selesai. Makanya kartu itu sakti sekali.

Karena acara OSPEK ini kelewat melelahkan, Lyra sempat berpikir untuk memalsukan kartu ajaib itu dengan membuatnya sendiri. Atau mencari oknum yang bersedia melakukannya.

Lyra bakal rela membayar mahal untuk itu. Sayangnya, oknum pembuat kartu palsu dan siapapun yang terlibat menggunakannya bakal langsung diselidiki dan ditindak tegas oleh pihak kampus.

Kan Lyra jadi keder duluan.

Lyra juga mengipasi wajahnya dengan kartu ajaib itu, menikmati hasil jerih payahnya sejauh ini.

Mereka sedang leyeh-leyeh di bawah pohon Fakultas Teknik sembari melihat beberapa kating Pecinta Alam FT yang sedang latihan climbing.

Lyra agak heran melihatnya. Kenapa para kating itu bisa memanjat rock climbing dengan begitu mudah? Padahal mereka melawan gravitasi, belum lagi struktur dinding yang tidak sepenuhnya vertikal.

Anak Mapala - 🌐SHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang