24 - OTW Bandung

774 177 36
                                    

"Baju buat 3 hari di Bandung udah," gumam Lyra, kemudian memasukkan peralatan mandi di koper kecilnya. Ponsel cewek itu bergetar lagi, pesan masuk dari Marta,

Bawa baju buat ootd, sis

Baju buat outfit of the day ala Pinterest biasanya yang bagus-bagus, atau yang estetik. Lyra melirik lagi tumpukan pakaiannya di dalam koper. Itu baju-baju keluaran tahun ini. Pakaian yang dibawanya dari Singapura kan selalu pilihan desainer. Apalagi favorit Mama itu yang keluaran terbaru butik. Pasti estetik deh.

"Bagus kok, ngga norak," gumamnya lagi, kemudian mengetik kata oke untuk membalas chat Marta.

Selesai berbenah, cewek itu meninggalkan kamarnya menuju dapur, mulai memasak nasi untuk makan siang abangnya. Kemudian menyiapkan menggoreng chicken wings instan dan selada untuk sayur. Jangan heran kenapa kalau Lyra masak tidak pernah jauh-jauh dari frozen food. Alasannya sesederhana karena cewek itu tidak bisa masak. Dan selada adalah satu-satunya solusi dimana ia bisa menyiapkan sayur untuk abangnya tanpa perlu dimasak.

Beberapa minggu sebelum ke Jakarta, Lyra sempat minta abangnya untuk memakai jasa art agar ada yang masak dan membersihkan rumah untuk mereka jika kuliah.

Tapi jawaban Daniel benar-benar sengak, "Apa gunanya ada lo kalo pake art?!"

Parahnya, Mama juga setuju dengan Daniel, hanya saja alasannya lebih bijak dan manusiawi. "Biar kamu belajar mandiri juga ya, belajar ngurus abang sama diri sendiri."

Kemudian Papa juga nimbrung, "Kecuali kamu butuh pengawal, bilang Papa."

"Emang Papa bakal kirim orang?"  Daniel bertanya curiga.

Papa hanya cengengesan. "Papa kirimin setelan pengawal buat abang. Abang kan badannya gede kayak The Rock. Jadi ngga ada tuh cowok-cowok genit yang berani gangguin adek."

Jokes bapak-bapak. Tapi mereka jadi tertawa, hanya Daniel yang manyun sambil nyetir - tidak terima.

Lyra tersenyum mengingat saat mereka berkumpul waktu itu. Abangnya sedang weekend di Singapura alih-alih pergi bersama anak Mapala seperti sebelumnya. Jadi formasi lengkap.

Daniel nyetir, Papa di sebelahnya, Mama dan Lyra di bangku belakang. Bersenda gurau berburu kuliner di Singapura.

Jadi kangen Mama Papa, batin cewek itu. Sesaat berpikir untuk membatalkan liburannya ke Bandung dan memilih pulang kampung. Tapi tidak enak, kasihan Marta juga karena teman-temannya bahkan sudah memesankan kamar villa untuk Lyra.

Kalaupun mau dibatalkan juga terlalu mendadak. Karena siang ini mereka berangkat ke Bandung.

Toh sebentar lagi libur semester, Lyra akan pulang karena Papa mengiming-imingi mau mengajari Lyra mengemudikan yacht milik keluarga mereka. Kalau Daniel jelas tidak pulang karena harus memimpin Mapala diklat lagi ke Bajo. Kecuali mungkin di penghujung liburan abangnya baru menyusul ke Singapura.

"Masak doang pake baju bagus," sela Daniel begitu tiba di rumah alih-alih mengucapkan salam.

"Habis ini aku mau keluar, bang."

"Kemana?"

"Bandung."

"HAH?!!" Daniel langsung menoleh, melupakan niatnya yang mau menaruh kunci mobil di gantungan. Menatap adiknya yang sudah mengenakan celana jeans, kaos lengan panjang, dan rambut dikucir. "Bandung ini?"

"He'em." Lyra mengangguk, memindahkan chicken wings Fiesta favorit mereka yang sudah digoreng ke piring besar.

"Sama siapa?"

Anak Mapala - 🌐SHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang