Haiiiii
Long time no see 🥰Adakah yang masih simpan Anak Mapala di perpus kalian?
Anyway, bonus part 1-11 ada di Karyakarsa yaa (buat yg belum tau bisa lgsg ke Twitter aku, link ada di bio)
Tapi aku spill bonus part 12 buat kalian 😘
Bener-bener deh, ini bonus part rasa side story 🤣🤣
Enjoy ya luvv
💤💤💤
Malam pertama.
Mana ada adegan aneh-aneh seperti yang selalu dipikirkan orang?
Begitu tiba di rumah orang tua Lyra saat tengah malam, usai mandi dan berganti dengan pakaian rumah, Faro mengimami Lyra sholat malam, sebelum berkumpul sejenak dengan keluarga besar.
Faro tau Lyra sudah mengantuk, tapi rasanya memang sayang sekali melewatkan momen berkumpul seperti ini selain lebaran.
Jadi mereka baru kembali ke kamar sekitar jam 1 pagi.
Tanpa aba-aba, Lyra langsung berlari ke arah kasur dan menghempaskan dirinya disana, membuat kelopak bunga berserakan jatuh dari kasur. Iya, kamar Lyra dihias khusus untuk malam pertama.
Cewek itu berguling-guling di kasurnya sembari merenggangkan punggung, membuat Faro tertawa.
"Rasanya udah seabad ngga ketemu kasur," gumam Lyra, kemudian duduk dan menepuk-nepuk sisi kosong di sebelahnya. "Ayo tidur sini, kak."
"Mau langsung tidur hm?"
"Iya dong, mau ngapain lagi? Kakak ngga ngantuk?"
"Kalo dibawa gerak sih hilang ngantuknya." Faro menyahut ringan, tapi menurut saja untuk berbaring di sebelah Lyra. Faro membuka selimut untuk mereka, membuat Lyra dengan sigap menyelinap ke bawahnya bersama Faro.
Cowok yang sudah menjadi seorang suami itu merentangkan tangan kanannya, meraih Lyra ke dalam rengkuhannya yang hangat.
"Kita bakal tidur sambil pelukan?" Tanya Lyra saat merasakan Faro mengusap punggungnya.
Faro mengangguk dengan mata terpejam.
"Katanya tidur sambil pelukan bikin tangan kesemutan tau, kak."
"Ngga apa-apa, nanti kalo kesemutan juga bakal melepaskan diri."
Lyra terkekeh pelan. Dia suka sekali dengan cara Faro kalau sedang manis begini. Tidak yang bucin-bucin amat alias masih terima realita. Bittersweet istilahnya. "Kak?"
"Hm?"
"Ngantuk ya?"
"Bukannya adek yang ngantuk?"
"Iya sih..." Gumam Lyra, menyamankan kepalanya di lengan Faro dan menguap. Cewek itu mengamati tangan kiri Faro di atas perut cowok itu, bergerak pelan seirama dengan napasnya yang teratur. Rasanya seperti dihipnotis dengan pendulum, membuatnya makin mengantuk.
Faro sendiri tidak terlalu mengantuk. Dia hanya merasa... nyaman. Lyra ada dalam pelukannya, mereka di bawah selimut yang sama dan Faro bisa merasakan aroma vanilla yang samar dari Lyra. Faro juga bisa merasakan kaki Lyra bergerak di bawah, mengingatkan Faro kalau Lyra suka menggerakkan kakinya saat tidur untuk mencari bagian yang dingin.
Lyra kembali menggerakkan wajahnya semakin dekat dengan pangkal lengan Faro. "Ketek kakak harum juga ya..."
Faro mendenguskan tawa pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Mapala - 🌐SH
Hayran KurguKeanehan yang terjadi sejak Faro menolak Lyra di lapangan Fakultas Geografi.