"Beli apaan lo?" todong Daniel melihat adiknya tiba dengan kantong plastik bening yang jelas sekali berisi banyak makanan. "Buat gue kan?"
Lyra mengangguk. "Tapi dimakannya pake nasi ya, bang. Biar kenyang," sahut cewek itu sembari memindahkan jajanannya yang ia beli di kantin Teknik.
"Bikinin sambel kecapnya juga dong, dek."
"Oke. Abang sama Kak Faro mau minum apa?"
"Yang ada aja." // "Es kopi pake krimer. Tambahin dalgona kalo mau banyak pahala."
Kelihatan mana yang banyak mau dan yang apa adanya.
Lyra mengangguk lagi. "Oke," sahutnya.
Faro mengamati Lyra di dapur dari tempatnya duduk, cewek itu mengeluarkan ponselnya dan terdengar video yang diputar, sembari Lyra menakar kopi dan sejumlah air panas untuk diseduh sebelum diblender bersama es batu. "Adek lo ngga bisa masak," gumam Faro tanpa mengalihkan perhatiannya.
"Emang."
"Tapi dia ngga pernah ngeluh."
"Didikan gue gitu."
"Untung adek lo sabar."
"Tipe idaman lo kan?"
Faro melirik Daniel, kemudian menyepak pantat sahabatnya itu selagi Lyra tidak melihat. "Lo tuh jenis abang kejam yang suka memperbudak adek sendiri."
Daniel memutar mata malas, menatap Faro seolah berkata 'i know you'. "Kalo mau bantuin adek gue ya sana, tapi jangan dibikin baper."
"Susah, Niel. Adek lo udah ngefans sama gue dari awal," balas Faro dengan kekehan pelan seraya berlalu meninggalkan Daniel untuk menyusul Lyra ke dapur.
"KAMPRET!!"
Gara-gara Daniel, Lyra menoleh, dan tatapannya langsung beradu dengan Faro yang sudah berdiri di dekatnya.
"Bang Niel kenapa, kak?"
"PMS." Faro melirik mug berisi dalgona yang sudah selesai. "Ada yang bisa gue bantu?"
"Udah selesai. Kak Faro makan malam juga ya? Tadi aku beli banyak lauk."
"Boleh." Faro tidak pernah keberatan kalau ditawari makan. Cowok itu tinggal sendiri di kos, tidak ada yang akan menyiapkan makan seperti ini. Kecuali Bunda. Tapi Faro memilih tinggal di kamar kos yang kecil daripada tinggal di rumah besar orang tuanya.
Selagi Lyra menyiapkan makan malam untuk 2 cowok bertubuh tinggi besar itu, Faro menaruh 2 es kopi di meja, dan menghentikan langkah Lyra saat cewek itu hendak ke kamarnya di lantai atas.
"Kenapa, kak?"
Faro lantas menggeleng pelan. "Ngga apa-apa. Lo mau istirahat?"
Lyra menggeleng. "Aku mau ngerjain tugas."
"Ngga mau makan dulu?"
"I'm already full."
"Oke." Pandangan Faro mengikuti arah Lyra pergi menaiki tangga ke lantai atas, berdehem sejenak karena pertanyaan sederhana itu tersangkut di ujung lisan. Pertanyaan sesederhana, how's your day?
Sayangnya pertanyaan itu tidak pernah terucap seolah ada yang memberi peringatan dalam benak cowok itu. Fokus sama hidup lo, ngga usah ikut campur terlalu jauh. Karena Faro penasaran. Cewek ceria seperti Lyra apa pernah mengalami hari yang berat?
Lamunan Faro kemudian dibuyarkan saat Daniel bersiul nyaring tepat di sebelah telinganya. "Liat siapa yang baper sama adek gue," sindirnya santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Mapala - 🌐SH
FanficKeanehan yang terjadi sejak Faro menolak Lyra di lapangan Fakultas Geografi.