30 - Faro Mencurigakan

789 184 34
                                    

"Skripsi lo diapain sama Pak Haris? Pucet amat itu muka," komentar Daniel begitu membuka pintu dan mendapati Faro berdiri di teras dengan tampang memprihatinkan.

Tanpa disuruh, Faro sudah melangkah masuk ke rumah dan cowok itu langsung duduk di sofa ruang tengah.

"Lo bukannya mau renang?" tanyanya pada Daniel yang sudah mengunci pintu depan dan menyusulnya.

"Ngga jadi. Drama Korea lebih menarik."

"Lyra dimana?"

Daniel mengendikkan dagu ke arah tangga. "Di kamarnya. Kenapa?"

Sekali lagi, Faro berjalan dengan sendirinya menuju kamar Lyra di lantai atas sementara Daniel sudah tiduran lagi di sofa untuk menonton drama Law School.

Pintu kamar Lyra terbuka lebar alih-alih ditutup, menghantarkan hawa dingin dari pendingin ruangan di kamar cewek itu ke tempat Faro berdiri.

Faro mengetuk pelan pintu kamar Lyra, membuat cewek yang sedang duduk santai sambil nonton film di laptopnya itu menoleh.

"Kak Faro," cewek yang memakai kaos abu-abu lengan panjang dan celana putih itu langsung tersenyum cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kak Faro," cewek yang memakai kaos abu-abu lengan panjang dan celana putih itu langsung tersenyum cerah. Secara spontan melangkah ke ambang pintu tempat Faro berdiri, lantas mengernyit, "Kak Faro sakit?" tanyanya, melihat wajah pucat Faro dan peluh di kening cowok tinggi itu.

Mendapati Lyra berdiri terlalu dekat di hadapannya - setelah kejadian aneh di kampus tadi, jarak selangkah dengan Lyra menjadi terlalu dekat untuknya karen jantungnya langsung berdetak lebih cepat. Faro beringsut mundur, menggeleng. "Ngga, gue ngga sakit."

"Tapi Kak Faro pucet?"

"Gue emang pucet dari sananya."

Lyra menggeleng keras kepala. "Kak Faro emang putih, tapi ngga pucet. Tuh - mata Kakak aja sayu gitu, terus... eh bentar - bibir Kak Faro kok luka? Kak Faro habis berantem ya?!!"

Pertanyaan Lyra terlalu beruntun seperti kereta untuk Faro yang masih belum bisa mencerna kejadian aneh sore tadi. Cowok itu beringsut mundur lagi saat Lyra melangkah maju lagi. "Tadi lo kemana aja?"

"Aku?" Lyra menunjuk dirinya sendiri dengan heran. "Daritadi pulang kuliah di kamar terus, habis nugas terus Netflix."

"Jam berapa lo pulang kuliah?"

"Jam 1? Atau setengah 2. Kenapa, kak?"

Faro menghela napas, jantungnya benar-benar niat sekali olahraga di tempat. Sebabnya kompleks. Dimulai dari hal yang janggal sejak di kampus, dan sekarang saat Lyra persis di hadapannya dengan rambut berantakan - cewek itu cantik sekali. Tatapan Faro kemudian terarah pada bentuk bibir Lyra. Bentuk bibir yang sama dengan yang tadi mengambil ciuman pertamanya.

Faro membasahi bibirnya sendiri dengan benak kacau. "Tadi - lo ketemu gue di kampus?"

Dan, Lyra menggeleng. Jawaban cewek itu membuat Faro makin lemas. "Ngga sama sekali."

Anak Mapala - 🌐SHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang