Triple up ya biar kalian pada kenyang wkwk
💤💤💤
Sejak mengenal Lyra, Dieng tidak pernah terasa sama lagi kalau Faro hanya berkunjung sendirian. Ia ingin mengajak Lyra kesini agar bisa memetik bunga Edelweis sepuasnya.
Cowok itu sadar betul kalau selama lebih dari 2 tahun terakhir, target rapi yang disusunnya saat kuliah di UI telah berubah total.
Faro sempat berpikir bahwa rencananya itu hancur berantakan. KKN-nya kacau, semua proyeknya juga. Tapi kemudian Faro berpikir bahwa rencananya bukan berantakan. Tuhan sepertinya sedang memberi Faro kesempatan untuk menata ulang rencana masa depan cowok itu.
Dua setengah tahun lalu saat Faro terbangun di Jogja, ia langsung menyadari dari langit-langit kamar rumah joglo tempatnya bahwa ia sedang ada di rumah Eyang di Jogja.
Keluarga besarnya, terutama sesepuh, tampaknya sedang ribut mengambil keputusan untuk Faro entah untuk apa.
Hal terakhir yang diingat Faro sebelum ia berada di Jogja adalah kegelapan hutan dan rasa sakit yang mendera tubuhnya saat terperosok ke jurang. Faro ingat malam itu usai ia sempat berargumen dengan teman KKN-nya untuk menentuka jalur perjalanan.
Tiba-tiba ia mendengar jeritan seseorang. Suara Lyra. Dan suara itu meneriakkan namanya meminta pertolongan.
Rasanya sangat nyata sekali sampai Faro tidak bisa lagi membedakan hal yang nyata dan tidak. Ia ingat Jaka sempat mengejarnya dan berteriak kalau itu bukan Lyra. Tapi suara teriak kesakitan itu terlalu nyata. Sampai Faro terlalu takut kalau Lyra kesakitan. Faro tidak mau sedikit pun datang terlambat untuk Lyra.
Bagaimana kalau kejadiannya seperti waktu di Kawah Putih? Pokoknya jangan sampai.
Jadi tiba-tiba Faro terperosok begitu saja ke jurang. Tubuhnya sakit sekali. Di tengah sisa kesadarannya yang menipis saat tubuhnya membentur dasar jurang, Faro kembali mendengar suara Lyra.
Cewek itu sedang menangis, memanggilnya meminta pertolongan dan suara merintih kesakitan.
Faro mengikuti suara itu sampai ia merasa tubuhnya disergap rasa dingin luar biasa. Paru-parunya langsung terasa perih saat Faro jatuh ke sungai. Tangan dan kakinya tidak bisa digerakkan. Dan kemudian Faro tidak tau lagi apa yang terjadi.
Sampai ia terbangun di rumah Eyang.
"Bim, gue kenapa di rumah Eyang?" Tanyanya waktu itu pada sepupunya.
"Ceritanya panjang pol pokoknya, mas. Mending kamu istirahat aja dulu."
"Gue harus KKN."
"Wes ra usah mikiri kuliah sek. Pokok kamu sembuh dulu, mas."
Jadi saat Faro mulai pulih, cerita itu akhirnya sampai ke telinganya. Bahwa rupanya ia mengalami kasus paling unik dan langka dalam garis keturunan keluarga mereka.
Mati suri.
Faro sampai harus dirawat langsung oleh sesepuh keraton, di rumah eyangnya pula. Katanya, Faro harus dibersihkan dan diperkuat karena pertahanannya melemah sejak jadi sasaran orang yang dendam oleh keluarga Lyra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anak Mapala - 🌐SH
FanfictionKeanehan yang terjadi sejak Faro menolak Lyra di lapangan Fakultas Geografi.