5.

18.2K 1.6K 280
                                    

Wang Yibo kembali mendatangi apartemen itu lagi.

Ia Membuka pintu dan masuk ke dalamnya. Suasananya masih terlihat sangat tapi, Yibo membersihkannya hampir setiap hari karena dia sering berkunjung kesana.

“Aku datang lagi. Hah..” dia menghela nafas panjang, kemudian merebahkan dirinya diatas sofa.

“Sepertinya hari ini pun kamu belum pulang ya.”

Mata Yibo kembali menelusuri tempat itu dan tatapannya berhenti di sebuah foto yang terletak diatas meja. Yibo menampilkan senyum kecutnya.

“Sepertinya kamu belum puas berlibur.”

Yibo memperbaiki posisinya dan berbaring sambil mengambil ponselnya. Ia menekan nama kontak yang bertuliskan “Xiao kecil.” Kemudian menghubungi nomor kontak tersebut. Namun hal yang sama tetap terulang sejak 11 tahun yang lalu.

Nomor itu masih di luar jangkauan.

Yibo menghela nafas lagi, kemudian memejamkan matanya untuk beristirahat sebentar disana.

🌻

Xiao Zhan dan Jian menghela nafas lega saat mereka tiba di sebuah rumah kecil yang terletak di pinggiran kota.

"Akhirnya sampai juga." Kata Xiao Zhan sambil mendudukan dirinya diatas sofa yang sudah sedikit sobek.

"Tempat ini sedikit lebih baik dari tempat tinggal kita di Canada." Sambung Jian sambil ikut duduk di samping Xiao Zhan.

"Aiyoo, Jian memang jagoannya mommy."

"Tentu saja." Jian tersenyum lebar.

"Ah, pendeta Ko sudah mendaftarkan mu ke sekolah hmm, kalau tidak salah namanya SD Laurent. Beasiswa mu juga di pindahkan bersama, jadi tidak perlu khawatir soal biaya sekolahnya."

"Baiklah." Jian mengangguk.

"Istirahat lah dulu"

Jian mengangguk dan berdiri, namun langkahnya terhenti sebentar dan menoleh melihat ibunya.

“Dimana kamarnya mom?”

“Ah.”

Xiao Zhan langsung terburu-buru melihat kamar miliknya yang sedikit berantakan karena sudah lama tidak terpakai.

“Istirahat disini dulu sayang, mommy akan membereskan kamar sebelah untukmu.”

Jian mengangguk dan masuk ke dalam kamar itu.
Xiao Zhan berdiri dan menghela nafas panjang.

Aku harap kita tidak berpapasan di manapun.-batinya.

Ia melihat bagaimana putranya tidur. Sebenarnya Xiao Zhan tidak nyaman dengan wajah itu. Wajah yang benar-benar mirip dengan pria itu.
.
.
.

2 hari kemudian.

  Xiao Zhan dan Jian keluar dengan pakaian yang rapih. Hari ini Xiao Zhan akan pergi melamar pekerjaan sedangkan Jian akan pergi ke sekolah.

"Berteman baiklah dengan anak-anak yang lainnya." Kata Xiao Zhan sambil mengelus rambut sang anak saat keduanya berada di dalam bus.

"Daddy juga. Semoga berhasil hari ini."

Xiao Zhan tersenyum dan mengangguk.

  Sudah menjadi kebiasaan bagi anak lelaki itu, Jian hanya memanggil Xiao Zhan dengan sebutan Mommy saat mereka berada di rumah sedangkan saat berada di antara banyak orang jian akan memanggilnya dengan sebutan "Daddy."

Awalnya Xiao Zhan sempat bingung, dan saat dia bertanya kepada Jian, anak lelaki itu menjawab.

"Aku tidak ingin orang-orang memandang mommy dengan pandangan merendahkan. Aku tidak suka melihat tatapan para tetangga yang melihat mommy seperti orang rendahan. Aku tidak mau mommy di rendahkan oleh orang-orang rendahan itu. Tunggu sampai aku tumbuh menjadi orang hebat, setelah itu aku akan memanggil mommy di manapun"

Please Love Me Again {YIZHAN/END🖤}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang