7.

17.8K 1.5K 157
                                    

"Kenapa besok?” Tanya Yibo saat Yuchen mengatakan kalau Xiao Zhan akan masuk kerja besok.

Ekspresi wajahnya langsung berubah, mungkin sedikit marah? Karena Yuchen hanya selalu di hadapkan dengan wajah tanpa eskpresi, sekarang saat Yibo menunjukkan ekspresi di wajahnya membuat Yuchen sedikit bingung.

“Kenapa kau jadi tidak sabaran begitu? Kalian saling kenal? Lagipula orang itu juga butuh belajar sedikit dari buku. Dia hanya lulusan SMA, pasti tidak tahu apa-apa.”  Jawab Yuchen.

“hah, sudalah.” Yibo mengambil dokumen kontrak di tangan Yuchen dan berjalan pergi ke ruangannya.

                                   •••


  Jam istirahat tiba. Anak-anak berhamburan keluar untuk membeli jajanan di kantin.

Jian juga berdiri dan keluar, sebenarnya dia tidak suka suasana kantin, tapi karena haus dia hanya keluar untuk membeli minuman.

  Brakk...

Jian sedikit terkejut saat seseorang menabraknya. Bajunya bahkan basah dengan tumpahan kuah.

“Astaga.. baju mu jadi basah hahaha. Aku tidak sengaja.”

Jian mengangkat kepalanya dan melihat anak yang tak lain adalah Jinling itu sedang Tertawa menyebalkan dan tanpa rasa bersalah  di depannya.

Yang lebih membuat Jian terkejut adalah dua lembar uang di tangan Jinling.

Jinling sengaja mengeluarkan dua lembar uang itu dan Jian memahami bahwa Jinling akan membayarnya atas perlakuannya tadi.

Anak lelaki itu menghela nafas dan mengebas bajunya yang basah.

“Ambil ini. Tanganku pegal tahu.” Kata Jinling dengan sombong.

“Minta maaf.” Tegur Jian.
Ia mengabaikan soal uang di tanganya Jinling dan menyuruh lelaki itu untuk minta maaf.

Jian memang miskin, tapi bukan berarti dia dapat menerima uang begitu saja. Dia tidak akan menerima uang dengqn cara seperti itu atau bukan dari hasil kerjanya sendiri.

“um? Apa? Hahaha minta maaf? Ambil saja uang ini, aku dengar kamu masuk kesini karena beasiswa, berarti kamu orang miskin kan? Ambil uang ini dan beli baju baru.” Kata Jinling lagi dengan nada mengejek.

Anak itu benar-benar sangat arogan dan sombong. Yang dia pikirkan hanyalah, uang dapat menyelesaikan segalanya.

“Minta maaf.” Ulang Jian sekali lagi.

Jinling menatapnya kesal. “Ya! Jangan terlalu berlagak, ambil uang ini dan beli baju yang baru.” Jinling mengibaskan uang itu di dada Jian.

“Apa orangtua mu tidak pernah mengajarkan cara untuk minta maaf?” Tanya Jian dengan ekspresi nya yang masih datar, sedangkan Jinling yang mendengar itu seketika langsung marah.

“Aiss dasar anak menyebalkan ini!!”

Brughh...

Sebuah tinju melayang bertemu dengan pipi Jian, anak lelaki itu memegang pipinya sebentar dan menatap Jinling dengan tatapan tajam dan menusuk.

Setelah itu..

Brughh..

Jinling jatuh terpental di bawah lantai, membuat anak-anak yang berada di kantin tersebut berteriak histeris, apalagi anak-anak perempuan, dan terjadilah pertengkaran antara Jinling dan Jian.



  Xiao Zhan yang sedang santai di rumah mendapatkan panggilan telepon.

“Ya? Ba..baik.. saya akan segera kesana.”

Xiao Zhan memutuskan panggilan telepon dan dengan ekspresi yang masih terkejut, ia terburu-buru mengambil jaketnya.

“Astaga Jian, apa yang kamu lakukan nak.” Wajahnya yang panik terlihat jelas, dia keluar dari rumahnya dan langsung menuju halte bus.

Sedangkan disisi lain Yuchen memasuki ruangan Wang Yibo.

“Bisakah kamu pergi kesana?” tanyanya dengan wajah santai bercampur dengan rasa malasnya.

Yibo menghela nafas panjang. “Baiklah.” Jawabnya singkat.


🌻


Wang Yibo duduk di samping Jinling dengan tenang.

“Dia yang mulai duluan paman.” Kata Jinling mengadu dengan tatapan yang jelas terlihat mengejek ke arah Jian.

Sedangkan Jian yang melihat hal itu hanya memasang tampang cueknya seolah tidak peduli dengan apa yang di kata anak lelaki di depannya itu.

“Jian, minta maaflah pada Jinling dan masalahnya tidak akan panjang.” Pinta wali kelas yang terlihat khawatir dengan Jian.

“Aku tidak salah.” Jawab Jian dengan nada datarnya.

“Orangtuanya belum datang?” Tanya Yibo tenang.

“Se..sedikit lagi tuan Wang.” Jawab wali kelas.

Wali kelas sedikit takut karena yang datang kesana adalah orang paling penting dan berkuasa. Dia berpikir, kalau tidak bisa menyelesaikan masalah ini sesuai dengan keinginan pihak Wang Yibo, kemungkinan besar dia akan kehilangan pekerjaannya.

Yibo melihat jam tangannya. “Aku sibuk. Kalau tidak mau minta maaf keluarkan saja dari sekolah.”

Mendengar itu Jian mengukir senyum mengejek sambil melirik Yibo dengan sebelah matanya.

“Kenapa ya, dimana mana selalu orang miskin yang di tindas. Apa karena kami tidak punya uang? Mau keluarkan saya dari sini keluarkan saja. Saya tidak butuh sekolah bodoh yang hanya patuh pada orang kaya.”

  Ucapan Jian membuat Yibo dan wali kelas melongo menatapnya. Cara bicaranya benar-benar seperti orang dewasa membuat Yibo maupun wali kelas kehilangan kata-kata.

“Orang miskin memang sudah takdirnya untuk patuh pada orang kaya!” tegas Jinling dengan senyum mengejek.

“Cih, membosankan! Hei, saya keluar. Jadi bisakah saya pergi?” Tanya Jian pada wali kelasnya. Sedangkan Wali kelas menatap Jian dengan ekspresi tak percaya. Jian bahkan memanggilnya dengan sebutan “Hei.”

“Tidak sopan! Orangtuamu tidak mengajarkanmu sopan santun?” Komentar Yibo.

Jian menatap Yibo dengan sorot mata yang sedikit tajam, kemudian sudut bibirnya terangkat mengukir sebuah senyuman.

“Lalu bagaimana dengan anda? Kenapa anda tidak mengajari dia cara untuk minta maaf saat dia berbuat salah? Ah, apa karena kalian orang kaya? Hm.. Maaf saja, tapi Ayah saya selalu mengajari saya untuk minta maaf kalau saya berbuat salah, Karena itu, kenapa saya harus minta maaf padahal saya tidak bersalah?”

Please Love Me Again {YIZHAN/END🖤}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang