33.

11.1K 984 43
                                    

Jian kembali ke rumahnya setelah hari mulai sore. Anak lelaki itu membuka pintu dan masuk ke dalam. 

"Sayang, baru pulang?" Tanya Zhan dengan lembut sambil mengambil tas anaknya. Jian terlihat lelah. 

Jian mengangguk, "Tadi ke rumah teman." Jawabnya jujur karena dia benar-benar di seret ke rumah Jinling. 

"Woow.. Benarkah? Syukurlah kamu benar-benar punya teman sekarang.." Xiao Zhan berseru senang dengan mata yang berbinar. 

Sedangkan Jian melirik ke samping dan menunjukan senyum paksanya disana.
Dia tampak tertekan. 

"Jian, ini kamarku. Ini koleksi jam tanganku yang di beli oleh paman. Kau mau? Aku bisa memberikannya padamu."

"Jian, ini cemilan dari Jepang, ayo makan.."

"Jian, ah, kau menyebalkan. Bahkan laptopmu lebih bermerek dari punyaku."

"Jian, ini mainan yang di belikan ayahku.. Ini.. Bla.. Bla.. Bla.."

"Jian.."

"Jian."

"Jian.."

Jian sampai merinding saat membayangkan kembali kejadian tadi. Jinling yang awalnya membencinya kini malah terlihat seperti orang yang terobsesi dengannya.

Jian benar-benar merasa pusing dan tidak nyaman.. Dia tidak ingin membuat kehidupannya menjadi sulit.

Berteman benar-benar merepotkan

"Mom, aku istirahat dulu." Pamitnya sambil berjalan dengan lemas ke arah kamarnya. 

Xiao Zhan mengangguk, "baiklah.."

Jian membaringkan dirinya diatas tempat tidur. Rasanya benar-benar lelah. 

"Hah.. Tidur sedikit dulu.."

•••

Keesokan harinya, Xiao Zhan berangkat ke kantor seperti biasa dan jian pergi ke sekolah.

"Rapat orang tua wali?" Tanya Jian dengan dahi yang berkedut.

"Iya. Aku sudah menghubungi ayahku. Bagaimana denganmu? Papamu akan datang?" Sahut Jinling yang sedang duduk santai di samping jian.

"Ckckc!" Jian tampak kesal. Jika ada rapat, mereka harusnya memberitahu sejak kemarin, dengan begitu dia juga bisa menyampaikan hal ini pada Xiao Zhan.

Sudahlah, mommy juga pasti sibuk. Lagi pula, rapat tidak terlalu penting.

Jian mengambil buku pelajaran dan membacanya. Mengabaikan Jinling yang terus berbicara. 

Di perusahaan Wang Crop. Yibo tengah menyalin beberapa dokumen di hadapannya, sekaligus menandatangi beberapa kontrak kerja. 

Di tengah-tengah keseriusannya, Yuchen masuk ke dalam ruangannya tanpa mengetuk pintu. Yibo mendongak, menatap lelaki itu dengan kening yang bertaut. 

"Ada apa?"

"Pertemuan orang tua wali. Tolong hadir gantikan aku disana, aku tidak bisa pergi. Kamu tahu sendiri kan berapa banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan?"

Yibo mengernyitkan, ia berpikir sebentar. Kalau pertemuan orang tua wali, apa Zhan juga akan pergi? Bagaimana pun Jian juga berada di sekolah yang sama dengan Jinling. 

Yibo berdiri, ia menutup laptopnya kemudian mengambil jasnya. 

"Baiklah." Jawabnya dengan suara rendah.

Dia tak bisa membantah Yuchen. Bagaimana pun dia harus tetap pergi menggantikan pria itu, karena yang membuat Yuchen terus-terusan bekerja adalah dirinya sendiri. Ya, Yibo sering kali memberikan tumpukan dokumen untuk Yuchen.

Please Love Me Again {YIZHAN/END🖤}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang