13.

14.1K 1.4K 190
                                    

Jian melirik Yibo sekilas kemudian ia berlari kecil menghampiri sang pemandu yang sedang berjalan di depan mereka.

"Maaf Pak, tunggu sebentar." Cegah Jian membuat sang pemandu berhenti.

"Iya tuan muda, ada apa?" Tanya nya dengan sopan.

"Sepertinya anda salah paham pak, saya bukan tuan muda dan saya datang kesini sebagai peserta lomba."

Pria paruh baya itu mengangguk mengerti. "Saya mengerti tuan muda." Sahutnya sopan. Pria tersebut hanya berpikir bahwa Jian anak yang rendah hati walau ayahnya adalah pria terkaya yang di hormati, namun dia tidak ingin di panggil tuan muda karena dia datang sebagai peserta lomba.

"Silahkan lewat sini tuan." Panggil sang pemandu lagi sedangkan Jian memiringkan kepala bingung.

"Orang itu kenapa sih?" Jian dan Yibo akhirnya mengikuti pria tersebut. Padahal Jian berniat untuk bertanya tentang dimana lokasi peserta dan guru-gurunya, tapi pemandu itu tampak terburu-buru.

Mereka masuk ke dalam gedung, para peserta sudah berdiri di tempat mereka Masing-masing.

"Jian." Gurunya memanggil, membuat Jian menoleh.

"Bu guru."

Guru tersenyum dan menghampiri Jian. "Semangat ya, jangan pikirkan hasilnya dulu yang penting kamu sudah berjuang."

Jian mengangguk dan tersenyum kecil. "Baiklah."

Sang ibu melihat ke belakang dan sedikit terkejut karena Wang Yibo masih berdiri disana.

"Ah, tuan Wang, terimakasih karena sudah mengantar Jian kesini." Ucap ibu guru dengan senyum yang canggung.

Yibo mengangguk. "Kebetulan tujuan kami sama, jadi sekalian bersama."

Ibu guru mengangguk membenarkan, sedangkan Jian fokus melihat sekelilingnya. Dia sama sekali tidak gugup, hanya saja persiapan dan tata ruangannya memang sedikit berbeda dengan waktu dia di canada.

Tidak terlalu besar ya.

Yibo mendekati Jian. "Semangat." Bisiknya.

Jian hanya mendehem pelan tanpa menjawab, walau begitu dia mengangguk.

Perlombaan di mulai.
Waktu yang diberikan untuk mengisi soal hanya 45 menit. Jian melihat soal-soal tersebut dengan serius, begitupun dengan peserta yang lainnya.

Sedangkan di tempat lain, Xiao Zhan sibuk melihat hasil desainnya yang sepertinya gagal karena campur tangan dari staff lainnya.

"Hah, padahal sudah ku bilang biarkan aku sendiri yang membuatnya." Keluh Zhan kecewa.

Sang ketua berdiri sambil melipat tanganya. "Huft, jadi bagaimana? Kita tidak mungkin memberikan produk gagal ini pada direktur kan?"

"Ma.. Maaf ketua, saya pikir bisa membantu makanya saya membuatnya, tapi ternyata malah menghancurkan nya." Kata salah seorang staff dengan wajah yang menyesal.

Xiao Zhan duduk kembali ke kursinya. "Ya sudah, aku yang akan bertanggungjawab."

Ketua menjentikan jarinya. "Benar, direktur kan menyukai gambaran mu waktu itu, jadi sepertinya dia akan mendengarkanmu juga kali ini."

Xiao Zhan mengela nafas panjang.

Membujuk Yibo bukanlah hal yang sulit, tapi aku merasa tidak enak tahu. Hah..

•••

Setelah waktu perlombaan usai, semua peserta diberikan waktu istirahat selama 1 jam sambil menunggu hasil mereka di periksa.

Please Love Me Again {YIZHAN/END🖤}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang