Seokjin sedang duduk lagi di depan televisi untuk menyaksikan Climbing Illustrated season 2.
Dengan celana gunung berwarna navy, t-shirt putih tanpa lengan serta bersepatu boots dan kepala yang berbandana merah, maka 100% penampilan pemuda itu menunjukkan dia seorang petualang.
Petualang yang sangat menarik dan berkharisma. Tak salah kampusnya yang bergengsi itu menunjuk seorang Namjoon sebagai lead climbing dan ditampilkan secara penuh di film dokumenter itu.
Dia seseorang yang sangat cocok dijadikan role model. Baik penampilan fisik dan kecerdasannya dalam berbicara.
Setelah potongan-potongan pemanjatan rock climbing itu maka Namjoon diperlihatkan lagi. Dia sedang berdiri dibelakang meja yang terbuat dari kayu, dimana diatas meja itu berjajar peralatan-peralatan panjat tebing lengkap.
Dibelakang pemuda itu diperlihatkan sahabat-sahabatnya yang sedang duduk santai sambil sesekali menanggapi ucapan Namjoon.
Sesi pengenalan climbing equipment ini rupanya sengaja dibuat santai agar mudah dipahami oleh pemerhati acara ini. Hal itu terlihat bagaimana seorang Namjoon menanggapi gurauan-gurauan sahabatnya. Atau memang begitulah suasana pergaulan seorang petualangan ?? Santai dan terlihat bersahabat ??
Semua itu tak luput dari pengamatan Kim Seokjin. Lagi.
Seperti yang Namjoon bilang bahwa hari ini ada season 2 lanjutan dari rock climbing kemarin maka kesempatan ini tak di sia-siakan oleh Seokjin. Dia sangat ingin melihat Namjoon lagi meskipun tadi siang sudah bertemu. Bertemu tapi kemudian terjadi perselisihan.
Dorongan untuk menyapa pemuda yang sedang berada di layar televisinya itu juga sangat kuat tapi ditahannya. Seokjin sangat ingin menelponnya tapi beberapa kali urung dilakukan nya. Dia takut pemuda itu salah paham padanya.
Tapi dia berpikir tidak ada salahnya sekali-sekali menyapa pemuda itu.
"Namjoon ssi...."
Tiba-tiba saja dia sudah mengirimkan sebuah pesan padanya. Seokjin mendapatkan nomor pemuda itu dari anak buahnya. Dia hanya ingin menyapanya. Tak dibalas tak masalah.
Tapi layar ponselnya menyala lagi. Seokjin takjub dan tak menyangka bahwa Namjoon langsung membalasnya.
"Maaf....ini siapa ??"
Dan langsung kecewa. Rupanya Namjoon tidak tahu siapa yang mengiriminya pesan. Apa kalau dia tahu bahwa aku yang mengiriminya pesan maka dia akan membalas secepat ini ??
"Ini aku, Seokjin. Apa kamu tak menyimpan nomerku ??"
Tak ada balasan lagi. Seokjin pikir mungkin setelah tahu bahwa ini Seokjin maka dia tak berminat membalasnya.
Dengan putus asa, Seokjin mengarahkan matanya lagi pada layar televisi. Disana Namjoon sedang mengatakan nama-nama peralatan diatas meja. Nama sekaligus fungsinya.
Sampai pada serbuk putih yang sebentar-sebentar selalu ditaburkan di jari-jarinya saat manjat maka Seokjin mendengarkan baik-baik karena dia penasaran karena dia hanya tahu namanya. Magnesium. Dia tahu namanya tapi tidak tahu fungsi nya.
''Serbuk putih ini bukan tepung. Jadi tentu saja gadis-gadis tidak bisa menggunakannya sebagai adonan roti...hahaha....serbuk ini namanya Magnesium. Fungsinya adalah agar selama melakukan pemanjatan tangan kamu tidak licin tapi kesat dan tentu saja......seksi...."
"Huhuuuuuuuuu.......!!"
Teman-teman yang berkerumun dibelakangnya berteriak-teriak mengejeknya. Sangat khas anak muda. Melihat hal itu, Seokjin merasa menjadi sangat tua. Dia lama sekali tak berkumpul dengan sahabat-sahabatnya. Dia tak pernah punya lagi sahabat yang bisa saling ejek seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.