AUTHOR'S POV.
Apa yang tak bisa diambil seorang Kim Seokjin dalam hidup seorang Namjoon ??
Hatinya ?? jiwanya ?? raganya ?? sudah terambil.
Tapi ada satu hal yang tak akan pernah sanggup diambil seorang Kim Seokjin dari seorang Kim Namjoon adalah kemerdekaannya.
Dalam beberapa hari ini Namjoon sibuk sekali. Dia harus tetap melalui beberapa tahap seleksi kelayakan untuk ekspedisi Seven Summits. Bahkan dia harus melewati dua kali lipat lebih berat dari peserta lainnya. Dan dia melewati serangkaian tes itu sendirian.
Ketika melewati semua itu, semua beban-beban di pundaknya harus dilepaskan secara penuh. Dia harus benar-benar fokus pada serangkaian tes itu. Termasuk melupakan sementara laki-laki yang untuk beberapa bulan terakhir ini telah menarik seluruh perhatiannya.
Dan Seokjin juga orang yang sangat bisa memahami kesibukan kekasihnya yang masih muda. Dimana dia punya seabrek kesibukan dan seabrek hobi yang tak bisa di ganggu gugat. Apalagi setelah ini, sebentar lagi seorang Namjoon dan tim nya akan menghabiskan miliaran dana darinya untuk sebuah event besar.
Sudah 3 hari mereka berpisah, Namjoon harus pergi latihan bersama tim nya ke gunung Bukhansan yang masih berada di Seoul. Disana mereka melakukan serangkaian latihan untuk skill mountaineering dan survival. Disana mereka di dampingi oleh dua orang seven summiteer.
Latihan mereka ditekankan pada kemampuan verbal dan juga kemampuan survival di daerah bersalju.
Jangankan untuk bertemu, berkirim pesan pun seorang Namjoon tak sempat. Dan seorang Kim Seokjin harus bisa menahan diri untuk menerima semuanya.
__ __
Selamat tidur Hyung, aku tahu Hyung sekarang sedang istirahat.
Joonie baru pulang dari Bukhansan, lusa harus ke Hallasan lagi.
Aku rindu padamu Hyung, aku ingin bertemu walaupun hanya sebentar.
Selamat tidur. I Miss you.
__ __*****
SEOKJIN'S POV.
Hyung hari ini juga harus ke luar kota, besok lusa Hyung baru pulang. Jadi sepertinya kita tidak bisa bertemu juga hari ini. Maafkan hyung. Hyung juga merindukanmu.
Aku membuka pesan dari Joonie jam 8 pagi dan aku harus cepat-cepat bersiap untuk keluar kota bersama sekretaris ku. Dan aku segera membalasnya.
Tak lama kemudian joonie menelponku. Dari suaranya aku tahu dia kelelahan.
Hyung, tidak bisakah joonie bertemu denganmu sebentar saja ??
Kamu masih dirumah ?? Hyung harus mengejar pesawat Hyung sekarang.
Aaaah hyuuung...sini mampirlah sebentar ke apartemen ku, bisa kan ??
Baiklah, Hyung akan mampir, 10 menit. Hanya itu waktu yang Hyung punya.
Setelah itu setengah berlari aku naik ke apartemen Joonie.
Dia sudah menungguku di kamarnya. Tampak segar setelah mandi tapi terlihat lelah sekali. Dan kulitnya tampak agak menggelap tapi terlihat sangat sehat.
Lalu kami berdua berpelukan. Hanya berpelukan. Hampir 10 menit kami berdua hanya berpelukan dan saling mengelus punggung masing-masing.
"Dengan siapa saja Hyung ke luar kota ??"
Tanyanya kemudian.
"Dengan beberapa orang anak buah Hyung"
"Natasya juga ??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.