AUTHOR'S POV.
"Tuan dimana pak ?? Kenapa bapak pulang sendirian ??"
"Tuan...tuan tadi dijemput Bobby ssi dan saya disuruh pulang dulu"
Ara sudah menunggu berita ini. Dia hanya bisa menghela nafas panjang mendengar apa yang dikatakan oleh bodyguard setia Seokjin tersebut.
"Siapa yang menyuruh bapak pulang ??"
"Bobby ssi. Sepertinya mereka ribut-ribut di dalam, setelah keluar saya langsung disuruh pulang saja"
Ara terdiam sesaat sebelum kembali berbicara pada bodyguard Seokjin.
"Baiklah pak, biarkan saja. Tuan ditangan yang aman sekarang. Istirahatlah"
"Baik nona"
*****
NAMJOON'S POV.
Lidah Jin hyung berbau perpaduan antara alkohol, mint dan rokok.
Rokok ??
"Kenapa ?? Apa mulutku berbau rokok ?? Hahaha...itu bau Jimmy...dia seorang perokok berat. Dia sangat laki-laki bukan ??"
Aku tak berharap mendengar nama pemuda sialan itu di saat berusaha menahan diri dan memutuskan bahwa tak boleh ada ciuman lagi. Apalagi dengan memakai lidah. Ini aka sangat merusak komitmen ku untuk melepaskan Jin hyung demi sahabatku Ara, demi putraku Bobby. Demi Jin hyung.
Tapi merasakan rasa laki-laki lain di bagian tubuh yang sangat aku jaga selama ini membuatku muak dan marah. Bisa-bisanya....
Dengan amarah yang memuncak aku menjangkau mouthwash di rak sebelah kami lalu menuangkan banyak-banyak ke dalam mulutku sendiri.
Kepala Jin hyung aku dongakkan keatas lalu dengan cepat aku tempelkan mulutku dan aku tumpahkan mouthwash itu ke dalam mulutnya langsung.
Jin hyung meronta tapi tak bisa menghindar.
"Mmmmhhh....!!!"
Rasakan itu !!
"Aku tak suka mulut hyung berbau laki-laki lain"
Aku benar-benar ingin membersihkannya. Bersih tak tersisa bau siapapun selain aku.
Dengan cepat aku menutup mulut Jin hyung dengan mulutku sendiri agar dia tak menumpahkannya.
Mouthwash itu tertelan keseluruhan, aku yakin itu. Tapi yang pasti bau rokok telah hilang. Niat awalku adalah menyumpal mulut nya supaya mouthwash itu tidak terbuang dan bisa membersihkan aroma pemuda itu dari mulutnya.
Aku tahu aku kasar, aku tahu aku tak berhak melakukan ini padanya. Aku bukan siapa-siapanya lagi.
Tapi sekarang aku disisni, di kamar mandi ini. Bertindak sebagai orang yang hendak mengkoreksi perilakunya tapi tak bisa mengkoreksi diriku sendiri.
Hendak meluruskan perilakunya tapi tak bisa meluruskan perilakuku sendiri.
Mulutku tetap menempel di bibirnya. Awalnya aku kasar, aku tak berniat merasakan tekstur lembut bibir bawahnya. Tapi lambat laun deru nafas di dada kami yang saling menempel berpijar tanpa bisa ku kendalikan, dan bagian bawah kami berdua yang menempel berdenyut dengan kencang.
Mimpi-mimpi tentang tubuh panas di dalam cengkeramanku ini sering kali menghantuiku ketika aku berada di ketinggian bersalju dengan suhu minus dan oksigen yang terbatas. Saat itu aku tak pernah berharap dan bermimpi bahwa aku akan bisa merasakan tubuh ini akan bisa menempel lagi padaku dengan seintim ini.
Dengan terengah aku tempelkan dahiku pada dahi Jin hyung. Hendak menyudahi kegilaan ini. Aku tak boleh mengikuti emosiku dan merusak komitmenku pada diriku sendiri. Aku tak mau kami saling melukai lagi. Luka lama belum sembuh jadi jangan ada luka baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.