NAMJOON'S POV.
Wellsford.
Wellsford adalah kota pedesaan yang sibuk. Pertanian dan hortikultura adalah kegiatan yang sangat digemari di kota ini. Tentu saja semua itu dilakukan dengan sangat modern.
Kota ini juga sejuk dan hijau khas kota pedesaan.
Aku dan Agatha sepakat bertemu di sebuah pelabuhan yang menurutnya indah yang letaknya ada disebelah barat kota.
Setelah 1 jam lebih sedikit aku sampai di pelabuhan itu. Aku sengaja membawa mobil sendiri dan Agatha sharlock lokasi dimana kami akan bertemu.
Dan benar saja aku langsung disambut Agatha dan tunangannya Alex disana.
Setelah aku dibawa ke restoran untuk makan lalu aku diseret mereka ke sebuah kapal sewaan. Kapal untuk memancing. Maka jadilah seharian itu kami bertiga memancing.
Tentu saja aku yang sama sekali tak berpengalaman memancing menjadi kerepotan ketika kailku termakan ikan.
Agatha dan Alex tiada henti menertawakan ku. Dan aku menjadi larut oleh kegiatan yang tak biasa ini. Ini akan menjadi pengalaman yang unik dan luar biasa.
Dengan cepat aku dan tunangan Agatha menjadi akrab.
"Namjoon, besok aku akan membawamu pada kegiatan yang tak akan membuatmu kikuk seperti ini. Panjat tebing. Bagaimana ??"
Aku menyambut gembira ajakan Agatha. Menaklukkan ikan memang bukan keahlianku dan Alex boleh menertawakan ku. Besok akan kutunjukkan padanya bagaimana cara menaklukkan tebing.
Ikan yang kami dapatkan lumayan banyak dari ukuran kecil sampai ukuran besar.
Setelah matahari mulai condong ke barat maka Alex mengajak kami kembali ke pelabuhan.
Dan malam ini aku terbaring sendirian di hotel tak jauh dari pelabuhan. Suasananya sangat menyenangkan. Deburan ombak yang halus dan suara burung laut menghiasai malam.
Aku terbaring sendirian sementara Agatha dan tunangannya ada di kamar lain di hotel ini. Aku langsung berpikir seandainya saja Jin Hyung bersedia ikut. Tapi aku paham kenapa dia tak bersedia ikut.
Dirumah itu dia sudah resmi menjadi seorang ayah dari baby Bobby dan sebagai suami dari Ara.
Situasi itu benar-benar tak kupahami tapi mau tidak mau aku harus memahaminya. Menerimanya. Toh hanya sementara. Lagipula baby Bobby adalah prioritas kami untuk sementara ini. Tak akan ada yang sia-sia untuk dikorbankan jika itu menyangkut orang lain. Apalagi dia hanya seorang bayi kecil tak berdosa. Dan kami sangat menyayanginya.
Dari awal aku tahu bahwa perjalananku dengan Jin hyung tak akan mudah. Tapi demi apapun aku tak akan keberatan menjalaninya.
Hyung !! Mungkin banyak lembah dan gunung yang sudah kukenal, kudatangi dan kutaklukkan. Tapi ketika kamu datang maka aku lumpuh...
Seharian ini aku sama sekali tak berhubungan dengannya karena ponselku kumatikan karena kehabisan baterai dan sudah setengah jam aku mengisi baterai.
Dengan perasaan rindu ingin berbicara dengan Jin Hyung aku menghidupkan kembali ponselku.
Dan benar saja banyak sekali pesan masuk padaku. Ada beberapa pesan yang aku tak mengenali nomor itu.
Aku langsung deg-degan karena aku pernah mengalami menerima pesan mengejutkan dari nomor tak dikenal seperti ini.
Tapi kali ini rupanya Tuhan hendak memberiku kejutan lagi. Kejutan yang membuat lututku langsung bergetar dan nafasku sesak. Kejutan yang lebih besar lagi. Kejutan yang seolah seperti mimpi bagiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.