SEOKJIN'S POV.
"Jangan menangis lagi, dia pemuda tangguh, dia akan baik-baik saja. Secepatnya dia akan kembali padamu"
Padaku juga.
Gadis cantik dan tomboy di depanku ini tak berhenti menangis. Tapi hebatnya dia tak menangis di depan Joonie.
Kami berdua, aku dan Joonie menemukan dia di lorong campus student center tempat joonie di karantina. Dia kelihatan bingung dan tak fokus.
Lalu berlari ke kamar mandi setelah Joonie berangkat bersama tim dan kru.
Kutemukan dia menangis tersedu-sedu di sudut kamar mandi wanita. Aku tahu dia sangat kehilangan, kehilangan yang sifatnya sementara karena aku yakin joonie akan kembali pada kami semua dalam keadaan baik-baik saja. Tapi benarkah ??
Setelah itu aku membawa gadis ke sebuah kafe untuk sarapan dan sedikit minum. Terus terang aku butuh menenangkan diri, sama halnya seperti Ara, aku juga kehilangan. Kami berdua seperti ayam yang kehilangan induknya. Tak tahu harus bagaimana ketika dia pergi.
Selama ini aku dan Ara menggantungkan banyak hal pada sosok Namjoon. Dia adalah penjaga mental health kami berdua. Mungkin Ara jauh lebih lama bersamanya daripada diriku. Tapi percayalah kebutuhanku akan dirinya sangat besar.
Dan setelah dia pergi aku benar-benar menyadari hal itu. Bahwa Joonie sangat besar artinya buat ku. Buat Ara juga tentunya, karena aku pernah mendengar latar belakang Ara dari Joonie.
"Ayo makanlah Ara. Kamu terlihat pucat sekali, jangan sampai sakit"
Aku pandangi wajah gadis di depanku ini. Dia terlihat pucat dan tidak sehat. Sebegitu besarkah arti joonie bagi dirinya ??
Ara mengaduk-aduk steak di piringnya.
"Mau ganti makanan yang lain mungkin ??"
Tanyaku lagi.
"Oh tidak tuan. Ini...ini sudah cukup, ini saja. Saya cuma....."
Dan gadis ini tak bisa melanjutkan kata-katanya lagi. Dia menunduk dan menangis. Lagi.
Aku langsung pindah ke dekat kursi yang di dudukinya di seberang ku.
"Ara yah....ada apa ?? Ayo ceritakan padaku. Joonie menitipkanmu padaku jadi mulai sekarang apapun bisa kamu ceritakan padaku. Dan rahasia, aku akan menyimpan semua yang kau katakan untukku sendiri. Janji...."
Aku mengangkat jari tanganku keatas seperti orang yang sedang melakukan sumpah.
*****
LEE ARA'S POV.
Pria di depanku ini baik sekali. Dan sangat perhatian.
Mungkin hal inilah yang membuat seorang Joonie nyaman dengan nya. Kemudian jatuh cinta.
Setelan jas nya yang elegan menyempurnakan penampilan dirinya. Ketika aku masuk ke kafe ini, semua mata pengunjung kafe tertuju padanya, sedangkan mereka kemudian melirik padaku hanya sekilas sebelum beralih lagi pada tuan Seokjin.
Mungkin di mata mereka, aku terlihat seperti adik perempuannya yang tomboy dan bengal. Atau terlihat seperti keponakan perempuan dari paman yang tampan seperti dirinya.
Lalu ketika dia berjalan berdampingan dengan sosok gagah seorang Namjoon, terlihat seperti apakah joonie disampingnya ??
Mereka berdua terlihat sempurna jika bersama. Itu yang tergambar di mataku. Dulu. Tapi sekarang ??
"Ara yah..."
"I-iya tuan ??"
Jawabku gelagapan.
"Tuan...., panggilan itu jadi terdengar aneh dan terdengar sangat menjaga jarak. Bukannya kamu teman baik Namjoon ?? Berarti kita juga teman kan ??"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.