Lost in Rotorua

299 32 10
                                    

SEOKJIN'S POV.

Marie, kekasih appa mengirim kami kemari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Marie, kekasih appa mengirim kami kemari. Ke sebuah desa wisata di Rotorua Lake. Mengirim kami pada suit hotel pengantin.


"Walaupun ini pernikahan bohongan, tapi ini nyata Jinnie. Lihatlah Ara, kasihan gadis itu. Tak adil baginya jika pernikahan pertamanya harus sangat suram. Kamu seorang duda, kamu lebih dewasa jadi kamu harus lebih memahaminya. Pergilah berlibur, seperti layaknya sahabat tak apa-apa..."

Setelah mendengar nasehat appa maka aku memutuskan membawa Ara ke tempat selayaknya dia terima sebagai pengantin baru. Walaupun kami berdua hanyalah dua sahabat yang tak punya rasa. Hanya rasa memiliki pada mahluk yang telah tumbuh di rahimnya. Bayi seseorang. Entah dia siapa. Tapi bayi itu layak dilahirkan secara sempurna. Tidak seperti calon putraku yang pergi bersama istriku.

Dan disinilah kami berdua sekarang. Di sebuah bridal suit hotel di pinggir danau yang sangat indah dan tampak klasik. Aku seperti sedang berada di film Lord of the ring dan Narnia. Karena pencahayaan di hotel ini dibuat redup dan classy.

"Tidurlah di ranjang, biar nanti aku tidur di sofa"

Sesaat setelah masuk kamar pengantin yang klasik dengan kelambu-kelambu putih menjuntai dari ranjang bertiang tinggi, aku terpaku. Dan langsung menyadarkan ku bahwa bukan kamar seperti yang kuinginkan saat ini.

Aku hanya ingin berada di sebuah kamar sederhana di kaki gunung di Tanzania, Afrika, Kilimanjaro. Berkumpul dengan para climber sekaligus trekker serta konsultan pendakian yang akan memandu kekasihku menggapai puncak Uhuru.

Tapi kenyataannya aku berada disini, di kamar pengantin di pinggir di Rotorua Lake. Bersama dengan sahabat baik kekasihku. Sungguh membingungkan.

"Joonie akan suka tempat ini...."

Sesaat aku terpaku mendengar ucapan Ara padaku. Gadis ini tak banyak bicara selama perjalanan. Rupanya mengawininya dan menjamin masa depan bayinya tak bisa membuatnya bahagia.

Aku berhenti mengeluarkan barang-barang ku dari travel koperku lalu berbalik memandangnya.

Ara berdiri di pinggir jendela sambil mengelus perut di balik celana jeans.

"Iya dia akan suka. Suka sekali"

Jawabku singkat lalu kembali mencari sikat gigi yang lupa aku taruh mana.

"Tuan mencari sikat gigi ?? Ini ada di koperku. Tuan meninggalkannya di kamar tuan di Auckland dan appa tuan memberikannya padaku"

Aku heran bagaimana Ara bisa tahu bahwa aku mencari barang itu.

"...saya...saya terbiasa membawakan sikat gigi Joonie ketika hendak adventure bersamanya...jadi...saya tidak aneh dengan hal-hal sep....oh maaf..."

Tiba-tiba Ara berhenti berbicara ketika dia melihatku menatapnya.

Dear Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang