My Heart Beat

1K 77 8
                                    

NAMJOON'S POV.

Pagi ini jantungku langsung  berdetak kencang ketika aku membuka mata dan melihat nya sedang memakai kemeja di depan meja rias. Lalu aku pura-pura terpejam lagi tapi aku masih bisa terus memandanginya diam-diam dengan membuka mataku sedikit.

Jantungku terus berdebar kencang hingga aku harus menenangkannya dengan mengelus dadaku sendiri dibawah selimut.

Ya Tuhan apa yang kurasakan ini ?? Aku tak pernah mengalami ini ketika bersama gadis-gadis yang manapun. Tapi ini, hanya melihat punggungnya saja aku berdebar. Adrenalin, serotonin, Dopamin, estrogen dan testosteron di dalam tubuhku seolah kompak mengerjaiku dengan membuat jantungku berdetak kencang.

"Namjoon ah, akan datang masanya kamu jatuh cinta sejatuh-jatuhnya hingga tak ada seorangpun yang bisa menolongmu. Jadi berhentilah mengoleksi gadis-gadis pabo itu sebelum kau kena karma"

"Oh ya, jatuh cinta ?? perasaan apa itu ??"

"Ketika jantungmu berdetak kencang ketika hanya memandangnya. Ingat-ingat lah kata-kataku. Saat itu terjadi maka aku akan menertawaimu dengan kencang"

Itulah kata-kata yang pernah dilontarkan Ara padaku. Dadaku memang berdebar kencang saat ini tapi jatuh cinta ?? Sebentar...sebentar....

Tiba-tiba saja aku merasakan tangan hangat meraba tanganku dibawah selimut. Saat aku membuka mata, pria yang tampan yang membuat jantungku berdebar kencang itu sudah duduk di ranjang ku.

Jas dan dasi di lehernya berhasil membuang bayangan nya ketika dia terengah-engah diatas tubuhku semalam. Tampilannya yang elegan dan berwibawa serta wangi membuatku menyadari siapa dirinya dan siapa diriku.

"Hyung ke kantor dulu, Joonie teruskan tidurnya. Nanti makan yang banyak lalu jangan lupa obatnya diminum okey ??"

Dengan tetap diam aku hanya menganggukkan kepalaku dan balik menggenggam tangannya di dalam selimut dengan kedua tanganku.

"Jangan pasang muka begitu karena Hyung harus ke kantor, tidak boleh tidak, ada beberapa berkas yang harus Hyung tanda tangani"

"Iya pergilah Hyung. Joonie akan merindukanmu seharian ini..."

Aku rasanya ingin menampar mulutku sendiri ketika mengucapkannya tanpa dipikir.

Dia hanya diam sambil memandangiku. Lalu tangan kirinya terangkat menyingkirkan rambut di dahiku.

"Hyung janji tidak akan pulang malam untuk hari ini"

Tangan kirinya turun ke pipiku lalu jempolnya mengusap bibir bawahku. Dan....bangunlah semua anggota tubuhku. Tangan kanannya yang berada dalam genggamanku kuremas dengan keras.

Berlahan Jin Hyung menurunkan wajahnya lalu jempol kirinya yang berada di bibirku langsung diganti dengan bibirnya. Saat lidahnya masuk ke dalam mulutku, aku langsung merengkuh kepalanya dalam genggaman dua tanganku.

Rasa lidahnya sungguh memabukkan.
Rasanya manis dan membuatku lupa diri. Tapi bibir bawahnya juga tak kalah memabukkan, lembut dan gemuk, memenuhi mulutku saat dengan gemas ku kunyah-kunyah dengan gigi dan lidahku.

"Sayang...sudah...Hyung ditunggu karyawan-karyawan Hyung dikantor"

Jin Hyung mengangkat wajahnya dengan terengah-engah. Rambutnya berantakan dan bibirnya memar.

Aku memejamkan mataku sebentar untuk menenangkan debaran jantungku.

"Baik-baik dirumah ya. Hyung berangkat"

Setelah mencium keningku, dia keluar dari kamar. Dan mendadak jiwaku langsung merasa sepi dan hampa. Dia telah membawa semua kebahagiaanku pergi bersamanya.

*****

Bibi Sooyun membawa alat-alat makan siangku keluar kamar lalu aku meminum obatku sendiri. Aku yakin aku sudah sembuh, tak ada sakit-sakit lagi dibadanku. Perban di dahiku juga sudah di copot. Semua luka goresnya juga sudah mengering total.

Tadi setelah Jin hyung pergi, ada dokter yang datang ke rumah ini dan memeriksa luka-lukaku dan dia membuka perban dan memeriksaku secara keseluruhan.

"Dua hari lagi kita akan buka gip di kaki anda"

Itu yang dikatakan dokter terakhir kali dan aku senang sekali mendengarnya. Aku tak sabar untuk kembali pada aktifitas ku di kampus. Apalagi tenaga dan pikiranku sekarang sangat dibutuhkan di kepanitiaan.

Di luar tiba-tiba terdengar hiruk pikuk. Dan hiruk pikuk itu berasal dari kolam renang. Aku membuka korden yang menghadap kolam renang. Disana ada sekitar 6 orang pria yang sedang mengamati tembok disebelah koram renang. Dari tembok kamar yang keseluruhan kaca ini aku bisa melihat mereka dengan baik.

"Bobby ssi !! Bobby ssi. Ini Tolol 1"

"Iya pak, silahkan masuk saja"

Pria itu masuk dan langsung mendekatiku di pinggir jendela.

"Siapa mereka pak ??"

"Itu orang-orang yang dikontrak tuan untuk membuat bol...bol...apa ya tadi namanya ?? Katanya Bobby ssi ingin ada bol...ya itulah....disana"

"Boulder ??"

Tanyaku tak percaya.

"Naaaahh...betul itu namanya. Boulder. Mereka ahli membuat alat-alat seperti itu. Tadi sebelum ke kantor, tuan mampir ditempat mereka. Mereka juga menjual alat-alat petualangan lengkap di toko mereka"

Entahlah, aku tak habis pikir kenapa Jin Hyung melakukan semua yang kuinginkan. Bukankah tadi malam aku bilang hanya menghayal saja jika 'seandainya' di pinggir kolam itu ada papan Boulder.

Lalu kenapa diadain beneran ??

"Kata tuan, biar Bobby ssi kalau latihan tidak usah ke hutan lagi, takut jatuh lagi. Beliau bilangnya begitu"

Aku tak bisa berkata-kata lagi jadi aku hanya diam.

"Baiklah terimakasih pak"

Kutepuk bahunya sambil tersenyum dan pria itu keluar kamar kembali pada orang-orang yang sedang membuat Boulder disana.

Lalu aku duduk di pinggir jendela memperhatikan kesibukan diluar. Entahlah apa yang ada dipikiran Jin Hyung hingga melakukan ini. Bukankah aku juga tak akan lama disini ?? Seandainya dia mengijinkan, mungkin dari kemarin aku sudah pulang ke apartemenku sendiri. Lalu kalau aku sudah pulang, siapa yang akan memakai Boulder yang harganya tidak murah ini ??

"Hyung, ada yang pasang Boulder dirumah"

Kirimkan pesan singkat padanya. Aku hanya penasaran saja dengan tanggapannya.

Tapi tak di balas. Mungkin dia sedang sibuk.

"Kalau aku sudah pulang lalu siapa yang akan memakainya ??"

"Kamu tidak akan pulang....."

"Hyung....."

"Ya baiklah, Hyung yang akan memakainya, bersama pak Tolol dan Bibi Sooyun juga"

Aku tertawa melihat jawabannya. Dan aku membayangkan Pak Tolol dan Bibi Sooyun gantian bouldering di papan Boulder itu.

Dan ketika aku membayangkan Jin Hyung yang sedang merayap disitu. Aku langsung berhenti tertawa. Aku membayangkan dia tidak memakai baju, hanya celana second skin diatas kulitnya yang putih dan sepatu panjat
di kakinya. Owh okey, ide memasang Boulder ini bukanlah ide buruk rupanya.

                            *****

Dear Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang