NAMJOON'S POV.
Pria elok yang sedang berjalan dibelakangku ini, datang dengan cara mengejutkan. Tiba-tiba saja dia muncul di depanku dengan pipinya yang merah kedinginan dan bibir bawahnya yang menakjubkan. Dan dia juga memakai kemeja flanel kotak-kotak merah khas petualang. Rupanya ada yang mulai menyesuaikan gaya berbusananya denganku. Tak ada setelan jas dan sepatu mengkilap, hanya jeans, kemeja dan sepatu boots keren. Dia perfect.
Bagiku saat ini, dia seperti oase di padang pasir yang ditemukan seorang musafir. Tebak siapa musafirnya.
Aku.
Aku musafir kehausan yang sedang melewati padang pasir yang panas dan tiba-tiba melihat genangan air yang jernih di depan mataku. Jadi apa yang semestinya dilakukan olehku ?? Tentu saja akan meminum air itu tak bersisa jika saja bisa.
Aku berjalan cepat menaiki bukit dan berharap Jin Hyung juga mengikuti dibelakangku dengan cepat. Jika saja tak ada orang-orang disekitar kami mungkin aku akan memanggul tubuhnya. Tapi dalam jarak pandang ini, jika aku tetap melakukan itu maka kami akan menjadi tontonan yang menarik.
Aku melirik pria yang berjalan dibelakangku, dia terengah-engah menaiki bukit kecil ini. Sungguh aku ingin menarik tangannya agar dia bisa berjalan dengan cepat. Agar aku bisa cepat membelai wajahnya, memeluk tubuhnya. Tak dapat kupungkiri aku butuh dekat secara fisik dengannya.
Laki-laki petualang sepertiku, ketika di alam, kami melakukannya dengan bahagia. Sangat menikmati tapakan kaki kami di bumi yang jarang dijelajahi manusia. Bagi kami, menikmati alam adalah candu yang nikmatnya luar biasa. Tapi disamping itu kami juga akan merasakan rindu yang sangat pada apapun yang kami tinggalkan dirumah. Kami menjadi merasakan lebih menghargai apapun yang kami miliki yang sudah kami tinggalkan dirumah.
Libido ?? Jangan tanya masalah itu. Ketika baru pulang dari petualangan maka libidoku akan naik 3 kali lipat dari biasanya.
Dan bayangkan saja, ketika aku baru turun gunung untuk menempa diriku latihan, aku lelah, aku stress dan libidoku sedang naik tiba-tiba saja 'obatku' ini muncul dihadapanku dengan wajah tampannya.
"Hyung bisa cepat sedikit ?? Atau perlu Joonie panggul Hyung dibahuku ??"
Wajahnya yang rupawan mendongak padaku sambil tersenyum.
"Sabar, jalannya nanjak. Atau kamu bisa duluan. Lagipula Hyung cuma antar kamu keatas kan ?? Joonie duluan saja nanti Hyung juga sampai disana"
Aku menoleh ke kanan dan ke kiriku. Aman tak ada orang. Kami sudah ada ada dalam lingkup banyak pohon-pohon. Basecamp sudah tak nampak.
"Pegang tanganku hyung !!"
Aku sambar tangan kanannya lalu kutarik dengan tergesa. Dia naik dengan tersandung-sandung tapi mengikuti instruksi ku. Dia memegang tanganku dengan erat. Tangannya terasa lembut dan halus di dalam genggaman tanganku yang kasar karena terlalu sering bergesekan dengan tebing batu dan magnesium.
Beberapa menit kemudian kami berdua sudah sampai di kamar mandi yang berjejer 4 itu. Dan tak ada orang sama sekali. Syukurlah. Karena apa yang hendak kulakukan ini pada Jin Hyung tak butuh ditonton atau didengar orang lain.
"Ayo Hyung !!"
Aku seret tubuhnya pada kamar mandi paling ujung. Aku hanya berharap tak ada yang melihat kami dan tak ada orang yang datang ke kamar mandi ini.
Aku masuk ke kamar mandi itu dengan tergesa.
"Hei Joonie....joonie...kenapa Hyung juga diseret masuk juga ??"
Jin Hyung protes ketika tubuhnya juga kuseret masuk ke kamar mandi yang ada dibawah gunung ini. Tapi aku tak perlu menjelaskan apa yang ingin kulakukan padanya. Dan aku juga tak butuh persetujuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.