SEOKJIN'S POV.
Dia pasti sudah tidur. Jam di tanganku sudah menunjuk angka 11.05 malam. Tapi saat aku membuka pintu kamar, dia tak ada ditempat tidur atau di kamar mandi. Kruk nya tinggal sebelah.
Apa dia pergi ??
"Joonie !! Joonie !!"
Dengan panik aku mencarinya dimana-mana dan tetap tak menemukannya. Sampai akhirnya aku pergi ke kolam renang dan mendapatinya dia duduk di kursi, matanya menerawang pada air kolam yang memantul pada wajahnya.
"Joonie....ah disini kamu rupanya ?? Ayo masuk, nanti kamu masuk angin"
"Hyung....sudah pulang ?? Aku suka disini. Kalau saja kakiku tidak sakit aku sudah berenang. Tahu tidak aku berkhayal, ditembok sana itu ada papan untuk bouldering. Wah pasti asik"
Aku melihat matanya berbinar indah dan kekanakan ketika mengatakan itu padaku. Aku tahu dia mungkin sedang merindukan sahabat-sahabatnya, merindukan aktifitasnya sehari-hari di kampus.
Belahan aku berlutut dibawahnya, ikut memandangi air yang sedang dipandangnya lalu ikut menatap tembok yang katanya cocok dijadikan tempat bouldering.
"Kamu akan segera bisa melakukannya. Semuanya, berenang dan bouldering, rock climbing, hiking atau apalah itu istilahnya. Sekarang ayo masuk ke dalam dulu. Anginnya disini lumayan kencang"
Aku hendak bangun dan hendak merengkuh tubuhnya untuk membantunya berdiri. Tapi urung kulakukan ketika aku melihat pandangan matanya yang begitu dalam menatapku.
"Ijinkan Joonie disini dulu 10 menit boleh ??"
"Ya baiklah"
Jawabku.
"10 menit itu akan kugunakan untuk memeluk Hyung. Boleh ??"
Aku tertegun sejenak dengan permintaannya.
Tanpa menunggu jawaban dariku, dia menarikku supaya berlutut di depan kursinya. Saat aku berlutut kembali, dia langsung merengkuhku dalam pelukannya. Kepalaku direngkuhnya ke dadanya dan pinggangku dijepitnya dengan kedua pahanya.
Lalu kami berpelukan dengan ketat dalam diam. Aku merasa bahagia tak terperi. Aku heran dengan diriku sendiri, kenapa aku memperoleh kedamaian di dalam pelukan seorang pemuda seperti dirinya ?? Sedangkan dengan perempuan-perempuan yang selama ini dekat denganku aku hanya merasakan nafsu yang membara, tapi setelah dipuaskan maka aku tak akan merasakan apa-apa lagi pada mereka. Tapi pada pemuda ini aku menemukan rasa asing yang tak kupahami. Aku merasa menemukan sepasang lengan yang kuat yang akan mendukungku sekaligus melindungiku.
"Hyung, boleh aku menciummu ??"
Aku tersentak dalam lamunan ketika pemuda ini membisikkan kata itu ditelingaku.
Tiba-tiba saja dasi di kemejaku rasanya mencekikku dengan kuat dan harus kulepaskan. Ini seperti hatiku yang meronta minta dibebaskan dari keinginan yang selama ini terkekang.
"Nanti Hyung lepaskan dasi Hyung dulu....."
Bisikku mendongak padanya. Bayangan pantulan air di wajahnya membuat wajahnya terlihat sangat tegas dan tampan. Tak lagi tersisa wajah kekanakan disana.
Dengan cepat dia mengulurkan tangannya pada leher kemejaku. Dengan tetap berpandangan tak terputus, dia melepaskan dasi ku sambil bibirnya yang lembut mengecup dahiku. Lalu dia membuka satu persatu kancing leherku sambil mengecupi hidungku. Tidak hanya mengecup tapi lidahnya ikut-ikutan menelusuri hidungku.
"Joonie..."
Pemuda ini tak menyahut tapi terus membuka kancing-kancing kemejaku lalu membukanya dan melemparkannya ke samping kursi kolam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.