AUTHOR'S POV.
"Serius ?? Serius kita sudah dapat sponsor ?? Jangan bercanda lah''
Teman-teman Namjoon tak ada yang mempercayai itu. Bagaimana mungkin Namjoon secepat itu bisa mendapatkan sponsor untuk ekspedisi dengan budget sebesar itu.
Mereka kembali berkumpul disebuah kedai untuk minum. Mereka adalah tim panitia untuk ekspedisi Seven Summits.
Ara yang nyempil ditengah para pemuda, hanya bisa melongok-longok tak percaya.
"Ah bercanda kau Namjoon ah, kita semua bahkan belum melakukan apa-apa. Aku bahkan belum menggunakan pesonaku untuk memikat para donatur dan sponsor....."
"Huuuuu....!!"
Badan Ara terombang ambing kesana kemari ketika mereka menyenggolnya berbarengan. Tapi gadis mungil nan ceria ini hanya tertawa-tawa menerima perlakuan mereka.
"Aku juga tidak percaya pada awalnya tapi beliau menyuruh kita membawa proposalnya dan akan menanda tanganinya saat dia sudah kembali ke Korea. Saat ini dia sedang ada perjalanan bisnis ke Paris"
"Apa ini ada kaitannya dengan tadi malam saat kamu minta aku mengirim email proposal kita kepadamu ??"
Tanya Tony pada Namjoon. Pemuda dari Aussie ini juga sama tak percayanya dengan yang lain.
"Iya, betul"
"Namjoon ah, kamu harus terbuka pada kami siapa dia sebenarnya ??"
"Dia....bisa dikatakan dia teman kita sekarang. Seminggu lagi kita akan bertemu dengannya. Nanti dampingi aku membawa proposal kita. Beliau mengajukan diri menjadi sponsor tunggal. Jadi saat itu kita akan membicarakan bagaimana bentuk kerjasama kita. Kita tentu saja akan membawa namanya dan juga perusahaannya pada event kita jadi kita akan membicarakannya dengan matang. Jadi mulai sekarang, siapkan draf-draf perjanjian dan akan kita ajukan padanya. Tony dan Hyesung tolong siapkan semuanya"
"Siap !!"
Jawab mereka berdua serentak. Dari wajah-wajah tim panitia terlihat kegembiraan karena setelah tertunda bertahun-tahun akhirnya mereka bisa melaksanakan ekspedisi yang mereka cita-citakan.
"Tak salah kami memilihmu sebagai ketua Tim Namjoon ah. Kamu pasti telah menggunakan 200% pesonamu untuk menaklukkan pemegang wewenang sponsor kita kali ini. Dan kau menaklukkannya sendirian. Luar biasa.
Ucapan Hyesung seperti menyentil hatinya.
Ya, aku sudah menaklukkannya dengan menggunakan bibirku. Bisiknya dalam hati.
"Kita sedang mujur saja. Kebetulan aku mengenalnya, walaupun belum lama juga tapi mungkin dia punya pertimbangan besar hingga menerima dengan mudah pengajuan proposal kita. Nanti lah kalau kita sudah menemuinya maka kita akan segera tahu''
"Sebentar...sebentar...apa aku mengenal nya juga ?? Atau paling tidak aku pernah bertemu dengannya ??"
Tanya Ara dengan penasaran.
"Iya"
Jawab Namjoon singkat.
"Jangan bilang orang itu adalah pria bermobil Hummer itu..."
Tutur Ara dengan heboh.
"Iya"
Jawab Namjoon lagi dengan singkat. Dan itu menyebabkan gumaman dimana-mana. Ara berteriak dengan girang. Mereka semua menjadi penasaran dengan pria yang dimaksud.
"Waaahh....aku tahu sekarang metode apa yang digunakan Namjoon untuk meloloskan proposal kita. Dia meminta teropong pentax nya padaku untuk mengamati burung bersamanya. Ckckckk...luar biasa"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.