He's Gone

783 66 2
                                    

SEOKJIN'S POV.

Rasa gamang, rasa bersalah, berkecamuk dalam diriku. Aku mulai sadar bahwa aku tak cukup punya nyali untuk bersama 2 orang sekaligus.

Tapi itulah yang kulakukan selama aku belum bersama Namjoon. Aku mengoleksi beberapa wanita. Wanita yang tak cukup punya komitmen untuk serius denganku. Kadang hanya one night stand, untuk mengobati kesepianku selama ini.

Tapi rupanya itu tak berlaku ketika salah satunya adalah pemuda itu. Aku sadar dia terlalu berharga untuk kujadikan mainanku atau hanya untuk mengobati kekosongan hatiku.

''Joonie...Hyung perjalanan pulang, sudah di jalan. Sebentar lagi sampai"

Tidak dibaca. Mungkin dia sedang dibawah Boulder barunya. Atau bahkan sudah naik ke atasnya. Awas kalau berani naik kesana saat kakinya belum sembuh betul.

Rumah sepi sekali, tapi memang begitulah keadaan sehari-harinya. Rumah besar tak bernyawa. Tapi akhir-akhir ini berbeda karena ada Joonie disini. Terlihat lebih segar, lebih...bergairah. ehem.

Bibi Sooyun terburu-buru membuka pintu buatku.

''Tuan...tuan.... ibu anda ada disini sekarang !!"

Setelah bertahun-tahun kenapa baru sekarang dia datang lagi ke rumah ini ??

"Oh ya untuk apa dia kesini ??"

Ah aku tak boleh bersikap begini pada keluargaku. Joonie melarangku.

''Namjoon ssi....?? Bagaimana dia ?? Dia dimana bi ??"

Mataku terbelalak dan hatiku langsung berdegup kencang mengingat Namjoon juga ada disini. Perasaanku langsung tak enak.

"Ibumu datang dan yang kamu tanyakan adalah anak itu ??"

Wanita yang telah melahirkan ku itu tiba-tiba muncul di belakangku.

"Eomma...."

"Iya ini aku"

"Untuk apa eomma kemari ??"

"Ini juga rumah eomma. Kamu lupa ??"

Aku lebih baik tak menyahutinya. Terserahlah dia mau apa saja dirumah ini. Tapi Joonie ??

Aku memandang Bibi Sooyun tapi yang ada pada raut wajah Bibi Sooyun adalah ekspresi yang sangat kutakutkan.

Aku melewati wanita cantik di depanku lalu berlalu untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi hingga bibi Sooyun terlihat khawatir.

"Tuan....tuan....."

Bibi Sooyun menyusul ku ke kamar dan ikut menyaksikan bagaimana baju-baju Joonie sudah tidak ada di kamar. Tas ranselnya juga tak ada. Dia pergi. Di saat aku mulai belajar banyak padanya tentang bagaimana bersikap dalam hidup. Pada keluarga, pada masyarakat dan pada alam.

Padanya aku juga belajar apa itu dedikasi.

"Apa yang dikatakan eomma padanya bi ??"

Aku duduk di sofa sambil memegang satu t-shirt kotor berwarna putih yang ketinggalan dan tidak dibawanya.

"Banyak tuan, sepertinya ada seseorang yang melaporkan keberadaan Namjoon ssi disini. Tapi saya juga tidak mendengar semua yang dikatakan nyonya, hanya sebagian saja. Tolong cari Namjoon ssi tuan, tapi jangan dibawa pulang dulu selama ada nyonya disini"

"Apa Joonie melawan omongan eomma ??"

"Sama sekali tidak tuan. Dia hanya minta maaf lalu masuk kamar, lalu pergi membawa tas ranselnya dan maaf saya tak bisa berbuat apa-apa"

Mata bibi Sooyun tampak berkaca-kaca. Dia memang orang yang paling senang ketika ada Namjoon dirumah ini. Dia bilang Namjoon anak yang baik dan nurut juga sangat sopan padanya. Tentu saja dia merasa kehilangan sama seperti diriku.

Dear Namjoon...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang