SEOKJIN'S POV.
Dia mondar mandir di depanku. Bertelanjang dada dan hanya memakai celana kolor berwarna hitam. Bolak balik dari kamar ke kamar mandi lalu ke balkon, balik lagi ke kamar mandi.
Hotel ini ada di pinggir gunung di area wisata gunung. Terus terang aku tak tahu ini ada di daerah mana. Dan aku benar-benar tidak pernah kesini.
"Joonie, jangan lewat lagi di depan hyung, atau Hyung pukul pantatmu"
Aku memang gemas melihat paha dan pantatnya mondar mandir lewat di depanku yang sudah rebahan diatas ranjang.
"I-iya Hyung sebentar aku ke kamar mandi lagi. Ini yang terakhir"
Aku geli campur jengkel. Tubuhnya yang bongsor melesat lagi masuk ke kamar mandi. Aku ingin sekali memukul pantatnya atau mencubit pahanya yang besar dan kekar.
Aku kelelahan tapi aku juga ingin memeluk tubuhnya ketika aku tidur. Tapi orang yang ingin kupeluk seperti belut kecil yang meliuk kemana-mana dan tak bisa kutangkap dengan tanganku.
"Joonie dengar....kalau kamu takut Hyung memperkosamu, pakai saja celana, kemeja dan jaket kulit sialanmu itu !!"
Aku berteriak padanya dan dia sama sekali tak menanggapi teriakanku.
Dia yang membawaku ke hotel ini tapi dia juga yang kabur-kaburan. Dasar bocah.
Ya sudahlah aku tidur saja, ini sudah hampir pagi. Awas saja besok pagi.
*****
Ada yg bergerak disebelahku, naluriku langsung bangun.
Dan ya, punggung lebar dan kekar penuh otot terpampang didepan wajahku.
Aku tahu dia belum tidur tapi dia memunggungiku. Nafasnya masih kasar dan tidak teratur. Tapi aku memutuskan diam saja, memiringkan tubuhku dan terus memandanginya dari belakang.
Rambutnya, telinganya yang menggunakan anting kecil, garis lehernya yang kekar, lengannya yang bergelombang dan punggungnya yang bergumpal karena penuh otot. Aku tahu dia mendapatkan gumpalan otot itu setelah bertahun-tahun berkutat di dunia hiking dan climbing.
"Sayang....!!"
Berlahan aku mendekatinya dan menempelkan dadaku yang memakai kimono hotel. Dia tetap diam tak bergerak.
"Sayang...hyung ingin makan daging"
Hidungku kutempelkan di rambutnya tanpa menyentuhnya dengan tanganku. Sekali lagi kubisikkan kata mesra itu ditelinganya.
"Iya, nanti kita makan daging"
Bisiknya juga.
"Daging punggungmu. Sepertinya lezat"
Bisikku lagi.
"Hyung...berhentilah...."
Jawabnya pelan dan serak.
"Kenapa ?? Kamu tak merindukan Hyung ??"
"Rindu"
"Benarkah ??"
"Iya"
"Kalau begitu lihat Hyung"
Aku memegang pundaknya dengan tangan kiriku lalu menarik tubuhnya agar menghadap padaku. Tapi dia tetap teguh tak mau menghadap padaku.
"Tidak !!"
"Kenapa ??"
Terus terang aku mulai jengkel.
"Joonie....Joonie....sudah sehat sekarang Hyung. Kakiku sudah sembuh total"
Jawabnya terbata-bata. Coba lihat dia, bukannya tadi dia yang membawaku kemari. Lalu apa kaitannya dengan kakinya ??
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Namjoon...
FanfictionSeokjin : kaya, tampan, tidak bahagia. Namjoon : muda, liar, merdeka, petualang. Mereka berdua orang yang sungguh berbeda tapi takdir mempertemukan mereka berdua di sebuah jembatan. Ketika salah satu dari mereka berniat bunuh diri.