Chapter 25

1.3K 174 10
                                    

Hai lagi!
Enjoy!
xxxxxxxxxxxxxxxx

Theo baru saja bercerita banyak tentang keluarganya padaku. Aku iri kepada Theo, ayahnya begitu menyayanginya sehingga ayahnya harus tunduk pada the dark Lord untuk menjadi pengikutnya. Theo juga sangat menyayangi keluarganya, jika dia tidak tunduk untuk menjadi pengikut the dark Lord, dia dan keluarganya akan dibunuh.

Theo juga menyadarkanku, bahwa sejahat apapun ayahku, dia tetaplah ayahku. Aku tidak boleh terlalu kasar padanya. Aku juga menceritakan tentang surat yang diberikan mother untukku pada Theo. Theo semakin percaya bahwa ada suatu alasan kenapa ayahku memperlakukanku seperti itu.

Tapi tetap saja, aku tidak akan begitu saja memaafkan apa yang sudah ayahku perbuat. Apalagi kalau dia masih terus terusan membela si Potter dibandingkan aku.

Brakk!

"Potter sialan itu. Perutku sampai sakit karena efek yang ditimbulkannya."
"Hey Draco, ada apa? Ew, kau bau muntah. Bersihkan badanmu dulu." Draco menatapku tajam dan langsung pergi untuk membersihkan diri. Blaise yang keadaannya lebih normal duduk disamping Theo.
"Sebenarnya ada apa, Blaise?"
"Kawanan si Potter itu memberikan para tim penyelidik sebuah permen. Yang memberikan efek muntah."
"Pastilles pemuntah?"
"Ya, kau benar Theo."

"Kau tidak ikutan makan?" Aku bertanya pad a Blaise.
"Tidak. Aku tidak terlalu suka permen jadi ya, aku selamat." Jawab Blaise

"Tapi bagaimana bisa?" Theo bertanya dengan nada penasaran
"Aku tidak tau jelas tapi si Potter itu bilang bahwa padfoot telah ditangkap. Entah apa maksudnya." Theo langsung melirik ke arahku.

"Entah apa yang dia lakukan, aku harap dia membereskan apa yang telah terjadi akibat ulahnya."

xxxxxxxxxxxxxxxx

"Hey berhenti memakan wajah satu sama lain. Kita bisa tertinggal kereta!" Aku menjauhkan wajahku dari Draco dan memutar bola mataku dengan malas kepada Pansy.

"Itu namanya berciuman, seperti apa yang kau lakukan dengan Blaise saat tengah malam di ruang rekreasi."
"What the hell Estella?!" Aku tertawa kencang dan menarik tangan Draco menghindari Pansy.

"Seperti kataku tadi, kalau kau merasa tidak nyaman tinggal disana, kau bisa langsung pergi ke Malfoy Manor oke?"

"Estella?"
"Aku tidak mau mendengar apa apa darimu Potter. Ayo Draco, kita pergi dari hadapan si pecundang ini."

Aku dan teman temanku memasuki kompartemen yang biasa di tempati. Draco menangkup wajahku dengan kedua tangannya untuk menghadap ke arahnya dan mengecup singkat bibirku.
"Jika kau butuh apa apa, langsung hubungi aku ya? Mother dan Aunt Bella selalu menjadi keluarga untukmu." Aku dapat menangkap jelas, terdapat kesedihan di matanya. Sebenarnya, apa yang telah terjadi?

xxxxxxxxxxxxxxxx

Aku segera berpamitan dengan teman temanku saat sampai di stasiun, tapi Draco menahanku dan memelukku. "Aku akan merindukanmu Estella. Jaga dirimu baik baik." Setelah itu dia melepaskan pelukanku dan mencium bibirku.

"Estella, Draco! Apa kabar?" Uncle Moony menghampiri aku dan Draco.
"Sangat baik Profesor Lupin."
"Jangan memanggilku Profesor lagi karena aku bukanlah gurumu lagi. Draco, aku pinjam Estella selama liburan ini ya?"
"Jangan begitu, Uncle Moony. Dimana Father? Mengapa kau yang menjemputku?"
"Sebaiknya kita pulang dulu. Bye Draco!" Draco melambaikan tangan kearahku dan Uncle Moony. Setelah itu, kami ber-apparate ke depan the burrow.

"The burrow? Kenapa kita kesini?"
"Kita akan berlibur disini selama liburan. Ayo masuk."

Aunt Molly langsung memelukku ketika masuk. Aneh, kenapa pelukan ini terasa berbeda? Seperti Aunt Molly ingin menenangkan aku.
"Estella, ayo letakkan barangmu di kamarku, setelah itu kita akan makan bersama." Aku menuruti apa yang dikatakan Ginny, lagipula, aku merasa lapar.

"Ginny, dimana si Potter? Cukup aneh melihat ada kakakmu dan Granger tanpa ada si Potter."
"Entahlah. Mom bilang dia tidak akan liburan disini."
"Dan ayahku juga tidak ada disini. Kombinasi yang sangat bagus." Aku menghela nafas panjang. Tentu saja ayahku ingin menghabiskan liburannya bersama si Potter.

Setelah selesai makan, aku bermain kartu dengan Fred dan George. Setelah cukup lama aku merasa bosan dan berkata hanya ingin menonton mereka bermain.

Aku merebahkan diri di sofa, dan menemukan daily prophet di atas meja.
"Kalian masih mempercayai Daily prophet huh?"
"Mother yang membelinya. Hey! Kau curang Freddie!"
"Tidak aku tidak curang!" Perang saudara dimulai, aku menghela nafas panjang dan membuka halaman demi halaman Daily prophet yang kupegang ini.

[Kematian Sirius Black : He - Must - Not - Be - Name return!]

Aku langsung berlari mencari Uncle Moony untuk mencari tau kebenaran berita ini.
"Estella, ada apa?"
"Fred, dimana Uncle Moony?"
"Tadi dia bilang ingin pergi sebentar dengan Tonks. Ada apa?"
"Dimana Aunt Molly?"
"Di dapur."
Aku langsung berlari menuju dapur. Semoga saja berita ini tidak benar.

"Aunt Molly, katakan padaku bahwa berita ini tidak benar?" Seruku sambil menggenggam daily prophet
"Estella, dimana kau mendapatkan itu?"
"Di meja. Katakan padaku bahwa ini tidak benar." Aunt Molly memandangku dengan sedih.

"Berita itu benar Estella." Aku berbalik dan mendapati Uncle Moony dengan membawa sebuah kotak.
"Tidak mungkin, ayahku itu orang jahat, dan aku percaya orang jahat matinya akan lama!"
"Itu terjadi di departemen sihir."

Potter.
Satu nama yang langsung muncul di pikiranku.

"Dimana si Potter sialan itu?"
"Kau harus tenang Estella. Ayo ikut aku ke depan sambil mencari angin." Uncle moony menarik tanganku lembut.

Aku memandang kosong ke arah depan sampai Uncle Moony memberikan kotak yang dibawanya.
"Sirius sudah berfirasat bahwa dia akan mati malam itu. Dia menitipkan ini padaku untuk disampaikan padamu."

Aku membukanya dan terdapat sebuah surat dan sebuah gelang rajut yang sangat indah disana.

Estella,

Aku jarang membuat surat jadi aku tidak akan berbasa basi. Hari itu, saat pertama kali kau merasa tidak diperlakukan tidak adil, sebetulnya aku juga merasa marah pada diriku sendiri. Aku mencoba berulang kali untuk mengajakmu bicara terlebih dahulu. Tapi, rasa bersalah selalu menyelimutiku jika aku ingin berbicara denganmu. Pada awalnya aku memang tidak mengharapkan kehadiranmu dan Charlotte. 12 tahun di azkaban membuatku tersadar bahwa apa yang aku lakukan itu salah. Aku sering berbicara pada Harry tentang rasa bersalahku padamu. Mungkin saat liburan kemarin, kau mendengar potongan pembicaraanku dengan Harry. Tapi tidak begitu. Mungkin pada awalnya aku terkesan seperti orang jahat. Tapi aku menjelaskan di kalimat selanjutnya, bahwa aku sudah mulai menerima kalian. Aku harus bertanggung jawab. Tapi, aku tidak bisa secara langsung berkata aku menyayangimu karena rasa bersalahku. Maafkan aku Estella. Cobalah untuk menerima keadaan yang ada. Aku menyayangimu.

Ayah terjahat yang pernah ada


"Uncle Moony, aku..."
"It's okay Estella. Aku mengerti perasaanmu. Sini kemari." Aku memeluk Uncle Moony dengan erat. Aku memang tidak menangis. Tapi bagaimanapun juga aku merasa sedih. Dia ayahku. Walaupun dia jahat padaku, aku merasa bersalah saat tau dia tidak bermaksud begitu. Aku sangat kasar padanya.

Potter. Nama itu muncul lagi di pikiranku. Dialah penyebab ini semua terjadi. Jika dia tidak ada, ayah dan ibuku masih ada disini. Dialah perenggut kebahagiannku. Aku akan langsung membunuhnya jika dia datang kemari.

Tbc...

xxxxxxxxxxxxxxxx

Hii,
Don't forget to Vote!
Alur cerita tidak sepenuhnya mengikuti cerita Harry Potter
Kesalahan penulisan adalah milik saya.

See you in the next episode!
Stay safe!

09.07.21

IF ONLY  [Malfoy x Black]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang