Chapter 27

1.2K 143 0
                                    

Author POV

"Siapa nama kalian?"

"Oh astaga Profesor Flithwick, aku memperoleh nilai tertinggi di kelas mantra waktu itu." Theo memprotes
"Tidak ada pengecualian. Ini aturan."

"Astaga, baiklah. Aku Theo, dan ini Estella, Pansy dan Blaise."
"Dimana teman kalian yang satunya?"
"Maksudmu Draco? Dia masih mengecek sesuatu."
"Ada auror bagian keamanan. Dumbledore yang memerintahkan mereka untuk memeriksa sesuatu. Silahkan kalian maju."

Setelah barang bawaan mereka diperiksa, mereka langsung segera pergi menuju the great hall untuk menyantap makan malam dan juga menyaksikan upacara seleksi untuk tahun pertama. Tahun ini banyak yang di seleksi ke asrama Gryffindor.

xxxxxxxxxxxxxxxx

"Pertama - tama ku perkenalkan anggota baru staf kami... Horace Slughorn."
Seorang pria berumur dengan topi aneh kemudian berdiri dan mengangkat tangannya seolah menyapa.

"Profesor Slughorn, dengan bahagia ku katakan telah setuju menempati tempat lamanya untuk mengajar Ramuan. Sementara itu, posisi Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam... Akan dipegang oleh Profesor Snape."

Meja Slytherin sangat ramai dengan tepukan tangan. Mereka menunggu momen ini karena mereka tau, Profesor Snape mendaftarkan dirinya di awal sebagai guru PTIH. Tetapi, dia tidak bisa mendapatkan posisi tersebut. Sementara di meja lain sangat sepi, tidak ada sorak ataupun tepukan tangan.

"Sekarang, sebagaimana yang kalian tau semua, kalian telah digeledah sebelum masuk kemari. Dan kalian berhak tau alasannya.."
"... Dahulu kala ada seorang anak muda seperti kalian. Pendiam, berjalan menyusuri koridor kastil ini dan melangkah masuk. Penampilannya seperti layaknya seorang siswa. Namanya?"
".... Tom Riddle."

Estella kemudian saling berpandangan dengan Draco yang ada di sebrangnya. Mereka gelisah. Theo juga merasakan hal yang sama.

Setelah pidato Dumbledore selesai, Estella dan teman teman segera pergi untuk kembali ke asrama. Tangan Draco ditarik oleh Estella untuk pergi menjauhi kerumunan. Estella membawa Draco ke lorong yang begitu sepi di dekat perpustakaan.

"Saat ke Borgin and Burkes kemarin, Potter dan teman temannya seperti sedang memata-mataimu."
"What? Hey, kau tidak bilang padaku kemarin."
"Kupikir, kau sedang banyak pikiran kemarin, tadinya ingin kuberitau langsung padamu, tapi kuurungkan niatku saat melihat wajahmu yang begitu letih dan murung itu."
"Dan jadinya bagaimana? Bagaimana jika si  Potter itu mencurigai kita bahwa kita adalah Death Eater, Estella?"

"Jangan bertingkah mencurigakan. The dark Lord menyuruhku untuk membantumu membuka jalan untuk para pelahap maut masuk ke Hogwarts. Sekarang kau tinggal memikirkan cara bagaimana caramu untuk membunuh Dumbledore."

xxxxxxxxxxxxxxxx

Suasana di kelas Ramuan saat ini adalah tegang. Semua murid tahun keenam yang mengikuti kelas Ramuan sedang fokus menyimak pembelajaran yang sedang diajarkan oleh Profesor Slughorn.

"Perhatian sampai ke detail latihan.. Prasyarat dari semua perencanaan..."

Harry dan Ron langsung masuk begitu Profesor Slughorn sedang menjelaskan materi.
"Ah, Harry aku mulai cemas. Kau mengajak seseorang."
"Ron Weasley, sir. Tapi aku kurang pandai dalam masalah Ramuan. Jadi aku akan..."
"Omong kosong, aku akan ajari kau dengan baik. Semua teman Harry juga temanku. Keluarkan buku kalian."
"Sorry sir, aku belum mendapatkan buku, begitu juga Ron."
"Ambil yang kau butuhkan di lemari."

Suasana hati Estella langsung berubah begitu melihat Harry dan Ron masuk ke kelas ramuan. Ia pikir kelas ramuan di tahun ini akan menyenangkan karena tidak ada Harry dan Ron.

"Kuberikan sebotol kecil liquid luck pada siswa yang dalam satu jam pelajaran bisa membuat the Draught of living Death. Resepnya bisa kalian temukan di halaman 10 buku kalian. Aku akan katakan pada kalian bahwa peramu dengan kualitas baik akan mendapatkan hadiahnya."

Estella langsung membuka bukunya kemudian pergi ke meja yang tersedia bersama teman temannya. Bagi Estella Ramuan ini cukup mudah, ia pernah diajarkan untuk membuatnya oleh bibinya, Bellatrix. Ada beberapa cara dibuku yang seharusnya dipermudah.

"Dihancurkan, jangan dipotong."
"Di buku tertulis untuk dipotong, Estella."
"Aku pernah diajarkan oleh Aunt Bella. Untuk mendapatkan sarinya, akan lebih baik jika dihancurkan."

Pansy langsung membaca bukunya, dan membandingkan dengan apa yang diucapkan Estella.

"Astaga ini sempurna. Kurasa kita mendapatkan pemenangnya."
Estella langsung menatap tajam ke arah Harry. Padahal tinggal sedikit lagi ramuannya selesai. Dia hanya tinggal mengaduknya.

xxxxxxxxxxxxxxxx

Estella POV
Bagaimana bisa? Dia tidak pernah berhasil di kelas ramuan. Bahkan nilainya saja tergolong kecil untuk ikut N.E.W.T. pasti ada trik yang membuat dia berhasil.

"Redakan emosimu, Estella. Ini, aku punya pumpkin juice dingin. Siapa tau bisa mendinginkan kepalamu juga. Wajahmu seperti ingin memakan orang, kau tau?"

"Ya, dan kau yang akan jadi korban untuk aku makan jika kau tidak bisa diam, Theo."
Theo langsung mundur dengan wajah kaget dan pergi dari hadapanku.

"Estella, ayo ikut aku pergi. Angin malam sepertinya akan meredakan emosimu." Draco menggenggam tanganku dan mengajakku pergi. Aku tau kemana arah yang dia tuju. Room of requirement.

"Kurasa jika dikerjakan lebih cepat akan lebih baik."Draco kembali menggenggam tanganku dan masuk kedalam ruang kebutuhan dengan sebuah apel di tangannya yang lain.

"Dimana lemarinya?"
"Kau mencari dibagian sana. Dan aku mencari di sekitar sini."kataku.

Draco mengangguk dan pergi untuk mencari dibagian yang aku tunjuk tadi. Aku berkeliling dan mencari dimana letak vanishing kabinet. Aku menemukan sebuah kain besar yang sepertinya menutupi sesuatu.

"Draco, kemari. Kurasa aku menemukan sesuatu." Draco menghampiriku dan menatapku lama. Ketakutan terlihat jelas dimatanya.
"It's okay Draco. You can do it." Ucapku seraya mengusap pipinya untuk menenangkannya.

Draco membuka kain yang menutupinya dan benar saja. Vanishing cabinetDraco kembali menatap lemari ini dengan pandangan ragu dan takut.

"Ayo kita coba mulai Draco. Kau sudah tau mantranya?"
"Sudah. Tapi bisakah kau yang memulainya dulu? Perasaanku sedang tidak karuan. Ini apelnya."

Aku mengangguk mengerti dan mengambil apel yang ada di tangan Draco. Kemudian meletakkannya di vanishing cabinet kemudian menutup mataku.

"Harmonia Nectere Passus."
Aku langsung membuka vanishing cabinet dan menemukan apelnya tidak berpindah tempat.

"Sekarang aku yang mencobanya."

Draco dan aku berulang kali mencoba tapi tidak ada hasil yang terlihat. Apel yang Draco bawa tadi, tetap berada disana. Tangan Draco bergetar. Dia sedang takut. Perilaku Draco saat sedang takut adalah tangannya selalu bergetar. Aku langsung menggenggam tangannya dan mengecup bibirnya singkat.

"Kita masih bisa mencobanya besok Draco. Sekarang ayo kita kembali ke asrama."
"Aku mempunyai sebuah rencana untuk membunuh Dumbledore."
"Ya, dan apakah rencananya?"
"Besok aku akan memberikan sebuah kalung terkutuk pada salah satu anak untuk disampaikan ke Dumbledore saat kita ke Three Broomstick besok."
"Apakah tidak beresiko Draco?"
"Aku akan membuatnya bersumpah untuk tidak mengatakan bahwa aku yang menyuruhnya."

"Aku akan mendukung keputusanmu. Kita lakukan ini bersama sama ya? Jangan pernah merasa sendirian. Sekarang ayo kembali ke asrama. Semua orang akan curiga jika kita terlalu lama disini."

Tbc...
xxxxxxxxxxxxxxxx

Malam semuanya!

Don't forget to Vote!
Alur cerita tidak sepenuhnya mengikuti cerita Harry Potter.
Kesalahan penulisan adalah milik saya.

See you in the next episode!
Stay safe!

10.07.21

IF ONLY  [Malfoy x Black]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang