Author POV
Saat ini, Estella dan semua murid Hogwarts sedang berada di great hall untuk menyantap makan malam. Harry sedang menjalani detensi bersama profesor Lockhart sehingga dia tidak bisa ikut makan malam. Setelah menyantap makan malam, Estella dan teman temannya menjadi yang terakhir keluar dari great hall karena mereka bercanda sampai tidak melihat keadaan sekitar.
Saat sudah keluar dari great hall, terdapat kerumunan dari semua asrama yang sedang menatap ke satu tempat. Harry Potter, si anak terpilih. Mrs. Norris kucing dari Filch terlihat mengenaskan disana. Dan tidak jauh dari tempat Harry berdiri. Terdapat sebuah tulisan yang sepertinya ditulis menggunakan darah.
"Musuh ketutunannya, berhati-hatilah." Estella membaca kalimat tersebut dengan lantang
"Kau selanjutnya, Darah Lumpur." Draco melanjutkan ucapan Estella sambil menyeringai ke Hermione yang memasang tatapan tajam kepadanya.
"Minggir, beri aku jalan." Ucap Filch. Dia pun terkejut mengetahui keadaan Mrs. Norris yang mengenaskan diatas Harry.
Dia berseru marah kepada Harry dan tiba tiba Dumbledore datang untuk membelanya. Setelah itu kumpulan murid murid dibubarkan untuk kembali ke asrama masing masing. Kecuali Harry dan teman temannya tentu saja.
Estella POV
Masalah apalagi yang si anak emas lakukan. Apapun yang dia lakukan tetap saja detensi yang diberikan sangat ringan."Aku harap dia dan teman temannya diberikan detensi yang begitu berat."
"Menurutku tidak, Theo. Dia anak kesayangan Dumbledore. Detensi yang diberikan padanya tidak begitu berat. Aku yakin itu." Aku memutar mataku.
"Ya, tentu saja. Bahkan jika dia menggunakan kutukan tak termaafkan, Dumbledore masih membelanya."
Saat sudah sampai di ruang rekreasi, Pansy berpamitan untuk langsung istirahat. Sedangkan Theo dan Blaise mengerjakan tugas essay yang akan dikumpulkan minggu depan. Aku dan Draco merebahkan diri di sofa depan perapian.
"Aku belum sempat bertanya padamu. Apa yang Aunt Bella ajarkan padamu saat liburan kemarin?"
"Beberapa mantra tingkat menengah. Dan memperkuat occlumency dan legillimency ku tentu saja."
"Aku harus bolak balik menemani Father ke kementrian agar aku bisa dibelikan sapu terbang."
"Itu sudah menjadi kewajibanmu Drake, kalau kau ingin mendapatkan sesuatu, harus ada yang kau kerjakan." Aku mengusap punggung Draco.
"Kita tinggal di tempat yang sama tapi aku merasa jauh denganmu. Maafkan aku ya" Draco menyandarkan kepalanya di pundakku.
"Tak apa Draco. Kau dan aku juga bermain bersama saat teman teman datang kok."
"Beda Estella. Beda. Yang kumaksud hanya menghabiskan waktu berdua denganmu tentu saja. Baiklah karena sudah malam. Sana kau pergi ke kamarmu untuk beristirahat. Aku masih menunggu Theo dan Blaise selesai."
Aku mengangguk dan mengiyakan perkataan Draco lalu pergi dari sana setelah berpamitan dengan Theo dan Blaise.
xxxxxxxxxxxxxxxx
Author POVHari ini pertandingan Quidditch antara Slytherin dan Gryffindor. Narcissa dan Lucius datang untuk menyaksikan putra mereka bertanding pertama kali sebagai seorang seeker.
Awalnya, pertandingan berjalan lancar, sampai suatu ketika sebuah Bludger mengejar si anak terpilih. Tentu saja Draco juga kena imbasnya. Mereka sedang mengejar golden snitch saat ini.
Sampai suatu ketika, Draco jatuh dari sapu terbangnya. Estella yang sedang duduk bersama Pansy segera turun dari tribun penonton dan menghampiri Draco yang sedang dibawa ke hospital wing.
"Kau harus berhati hati lain kali Drake. Jangan sampai kau terluka seperti ini. Uncle Lucius dan Aunt Cissy tidak bisa menjengukmu kesini karena ada panggilan dari kementrian untuk Uncle Lucius. Ayo kubantu kau jalan ke asrama." Estella membantu memapah Draco.
"Hey kalian, Crabbe dan Goyle. Apa tidak malu denganku yang membantu memapah Draco sementara kalian diam saja?" Crabbe dan Goyle yang mendengar itu langsung mengambil alih memapah Draco menuju asrama.
"Si bodoh itu tidak bisa berhati hati sedikit." Ucap Blaise
"Ada yang memantrai Bludger itu untuk menyerang si anak emas. Draco yang mungkin sedang sial juga ikut terkena imbasnya." Sahut Theo dan kemudian mereka berjalan menuju asrama.
xxxxxxxxxxxxxxxx
Hari ini mereka menghadiri kelas PTIH. Profesor Lockhart yang dibantu Profesor Snape yang katanya asistennya kali ini sedang melakukan duel. Profesor Lockhart terpental begitu duel mereka dimulai.
"I like this one" Pansy kemudian terkikik bersama Theo. Mereka asik dalam candaan mereka sampai ketika Draco disuruh untuk maju berduel dengan Harry.
Draco mengucapkan mantra untuk mengeluarkan seekor ular. Dan yang membuat mereka yang ada disitu terheran adalah Harry berbicara pada ular itu seolah sedang mengontrol ular itu. Profesor Snape langsung mengucapkan mantra untuk memusnahkan Ular itu. Kemudian Harry ditarik oleh Hermione dan Ron pergi dari sana.
xxxxxxxxxxxxxxxx
Saat ini mereka semua berada di great hall untuk menyantap makan malam mereka. Draco, Theo dan Blaise berpamitan pergi ke asrama duluan untuk mengerjakan Essay yang diberikan profesor Snape.
"Tumben sekali dia tidak bersama pengawalnya." Pansy bertanya dengan nada bingung. Dan dijawab dengan bahu yang terangkat oleh Estella tanda tidak tau.
Setelah selesai makan mereka pergi menuju asrama. Di ruang rekreasi terlihat Draco, Crabbe dan Goyle.
"Kemana Blaise dan Theo?" Estella bertanya pada Draco dengan nada bingung. Karena tadi Draco bilang ingin mengerjakan tugas bersama mereka.
"Naik ke kamar duluan. Semua Essay nya telah selesai." Jawab Draco dengan nada santai.
"Crabbe? Goyle? Bukankah tadi kulihat kalian masih di great hall? Apa mataku salah lihat Pansy?" Estella bertanya sambil mengucek matanya.
"Kami sudah ada disini dari tadi, Ms.Black."
Estella merasa aneh dengan mereka berdua. Memanggilnya dengan nama belakangnya sungguh merupakan hal yang baru untuk Estella. Tapi dia hiraukan perasaan itu dan naik ke kamar bersama Pansy.
xxxxxxxxxxxxxxxx
Peraturan di Hogwarts kini diperketat. Murid murid tidak boleh keluar terlalu malam. Dan harus pergi berdampingan kemanapun mereka pergi. Hal ini disebabkan semakin banyak murid yang dibekukan secara misterius. Hanya muggleborn yang dibekukan secara misterius. Pansy menjadikan ini lelucon untuk mencemooh beberapa muggleborn yang ditemuinya saat mereka sedang berjalan. Estella yang tidak ada pilihan hanya tertawa atas lelucon Pansy. Kalau dia tidak ikut, dia akan diasingkan oleh anak anak Slytherin.
Estella yang kini sedang sendirian membaca buku di kamarnya, dikejutkan oleh teriakan Pansy yang membuka pintu kamarnya dengan kencang.
"Kau harus mendengar ini Estella. Potthead dan weaselbee sedang berada di kantor profesor Dumbledore karena terlibat dalam pembukaan kamar rahasia. Dengar dengar sih gadis Weasley itu yang membukanya dibawah pengaruh buku harian tom riddle. Kita harus menunggu kabar detensi mereka!" Setelah itu Pansy menarik tangan Estella untuk ke great hall
Pansy juga mengajak Theo, Blaise dan Draco untuk pergi bersama sama. Sesampainya disana, mereka dikejutkan oleh Harry yang ada disana.
"Sudah kubilang. Anak emas itu tidak akan mendapatkan detensi." Ucap Estella dengan nada malas.
"Setidaknya poin asrama kita ada diatas mereka kali ini." Sahut Theo.
"Setelah ini kalian berkemaslah untuk liburan. Aku sudah berkemas dari tadi. Sekarang, habiskan makanan kalian." Kata Pansy.
Tbc...
xxxxxxxxxxxxxxxx
Hi semuaa
Don't forget to Vote yaaKesalahan penulisan adalah milik saya
Alur cerita tidak sepenuhnya mengikuti cerita Harry Potter.
Bye!
KAMU SEDANG MEMBACA
IF ONLY [Malfoy x Black]
FantasyAmarah dan rasa iri. Adalah kehidupan sehari hari seorang Estella Black. Kesendirian sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ayahnya dijebloskan ke azkaban atas tuduhan pembunuhan 12 muggle dan pembunuhan peter pettigrew. Ibunya? Bunuh diri setelah aya...