Aku memisahkan diriku dari yang lainnya saat sampai di stasiun. Father ikut mengantar dalam bentuk animagusnya. Tapi dia lebih memilih ikut bersama yang lain dibanding mengantarku.
Aku menoleh ke kanan dan ke kiri untuk mencari teman teman Slytherin ku. Kemana mereka? Tidak biasanya jam segini mereka belum terlihat.
"Hey, anak pembunuh sedang sendirian rupanya. Dimana teman temanmu? Sudah sadar bahwa berbahaya berteman denganmu ya?" Lagi lagi Gryffindor. Ini masih pagi dan Aku sedang malas berdebat dengan mereka.
"Tidak menjawab pertanyaanku karena itu faktanya ya?"
"Oh Mr.Finnegan, seharusnya kau lebih memperdalam pelajaran agar tidak meledakkan sesuatu daripada mengurusi orang lain."Temannya, yang seingatku bernama Dean Thomas tertawa terbahak bahak mendengar ucapanku dan kemudian tangannya ditarik oleh Finnigan untuk pergi dari hadapanku. Tiba-tiba seseorang memelukku dari belakang dan saat aku berbalik badan, ternyata Draco yang memelukku.
"Aku merindukanmu kau tau? Aku mengirimkanmu surat tapi tidak mendapatkan balasan sama sekali. Betapa gilanya aku di liburan kali ini. Aku juga tidak diizinkan mengunjungi mu oleh Father yang pada akhirnya aku mengurung diriku di kamar."
"Aku juga merindukanmu Draco. Father membatasiku untuk pergi keluar dan bertukar surat dengan siapapun. Jangan menyiksa dirimu sendiri Drake, aku tidak akan kemana mana, tenang saja." Aku melepaskan pelukanku."Hey girl, do you miss me?"
"Pansy! Oh merlin, apa yang kau lakukan pada rambutmu?"
"Hanya mewarnai di beberapa titik saja. Nanti akan kuubah lagi saat sampai di Hogwarts tenang saja. Oh dan Estella, aku juga merindukanmu."
"Come here, Pansy aku sangat merindukanmu."
"I know right?" Setelah itu aku melepaskan pelukanku dan memeluk Blaise yang ada di samping Pansy dan kemudian berdiri di samping Draco menggenggam tangannya."Dimana Theo? Aku tidak melihatnya daritadi."
"Entah, sikapnya selama liburan ini juga sangat aneh. Saat kami bermain, dia lebih sering melamun dibandingkan biasanya."
"Kalian carilah kompartemen kosong lebih dulu. Aku dan Blaise akan menunggu Theo disini." Aku mengangguk dan menarik tangan Draco untuk masuk ke dalam dan mencari kompartemen yang kosong."Biarkan aku melepaskan rinduku sebelum sampai di Hogwarts ya." Draco duduk di sampingku dan menarikku mendekat dan meletakkan tangannya di pinggangku. Kemudian meletakkan kepalanya di bahuku. Aku terkekeh atas apa yang dilakukannya dan kemuadian aku memainkan rambutnya.
Tidak lama, Pansy dan Blaise naik ke kereta dan menghampiri aku dan Draco. Terlihat Theo mengikuti mereka di belakang.
"Estella, what's up?"
"Oh Theodore, How's Holiday?"
"Suck."
"Tenang saja, bukan kau saja yang begitu. Hey guys, bangunkan aku dan Draco saat sampai di Hogwarts ya."
Aku memejamkan mataku dan menyenderkan kepalaku pada kepala Draco yang ada di bahuku.xxxxxxxxxxxxxxxx
"Aku terkejut kementrian tetap mengizinkanmu bebas berkeliaran. Nikmati saja selagi bisa." Draco kembali meledek si Potter yang sedang berjalan dengan teman temannya yang payah.
"Kurasa sudah tersedia penjara dengan namamu di Azkaban." Aku melanjutkan ucapan Draco.
"Oh seperti ayahmu ya Ms.Black."
"Oh Weasley, bagaimana rasanya tinggal di tempat enak selama liburan? Dan kuingatkan itu adalah rumah ayahku."
Aku melangkah dari situ dengan angkuh."Ayo kita naik keretanya sebelum dia jalan dengan sendirinya."
"Sudah kubilang Draco, keretanya ditarik oleh Thestral" aku memutar mataku kearah Draco.xxxxxxxxxxxxxxxx
"Kau lihat betapa tidak sopannya dia memotong pembicaraan Dumbledore? Dan guru seperti itu akan mengajarkan PTIH? Bisa gila aku " aku ikut bersorak dengan niat mencemooh si guru baru itu
"Dia bekerja di kementrian. Aku pernah melihatnya saat ikut dengan Father."
KAMU SEDANG MEMBACA
IF ONLY [Malfoy x Black]
FantasyAmarah dan rasa iri. Adalah kehidupan sehari hari seorang Estella Black. Kesendirian sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ayahnya dijebloskan ke azkaban atas tuduhan pembunuhan 12 muggle dan pembunuhan peter pettigrew. Ibunya? Bunuh diri setelah aya...