Terdengar suara ribut dari lantai bawah. Seperti suara orang sedang melemparkan kutukan dan juga terdengar teriakan samar samar.
"Theo, jaga Estella sebentar. Aku akan kembali dengan cepat." Draco berlari keluar kamar dan tersisalah aku dan Theo.
"Theo, maaf. Aku sudah memberitahu Pansy dan Blaise tentang kita bertiga. Aku tidak bisa terus terusan menyembunyikannya. Aku merasa seperti aku gagal menjadi teman mereka jika aku terus terusan menutupi rahasia besar."
"Aku mengerti Estella. Kurasa Blaise juga pasti sudah menduganya. Dan bagaimana respon Pansy?" Theo menjawab sambil menyenderkan tubuhnya di kepala kasur di sampingku.
"Kau benar. Blaise sudah menduganya. Pansy juga sebenarnya sudah tau. Kesalahanku, saat tidur lengan bajuku tertarik keatas. Jadi terlihat tanda ini."
"Beberapa hari yang lalu aku melihat orang tua Pansy disini. Kukira mereka tidak akan bergabung."
"Paksaan tentu saja. Pansy terguncang karena hal itu, beruntungnya, Blaise tidak pernah meninggalkan sisinya. Blaise selalu bersamanya."
"Aku juga ingin bermesraan seperti itu Estella." Theo merengek
"Mintalah pada Luna."
"Dia tidak mau. Denganmu saja ya? Chill, Estella aku bercanda jangan melotot seperti itu. Draco akan memukulku jika aku merebutmu."Draco masuk kedalam kamarku dengan wajah tegang. "Kemasi barang barang kalian. Kalian akan ke Hogwarts sekarang juga. Aku akan menyusul jika mother sudah lebih baik. Jaga Pansy dan Blaise ya."
"Draco, calm down. Ada apa sebenarnya?"
"The dark Lord baru saja datang dan membunuh semua yang ada dibawah terkecuali aku, Aunt Bella, mother dan father."
"Tenangkan dirimu. Segeralah menyusul. I love you. Ayo Theo kita pergi" aku mengecup bibir Draco singkat dan memeluknya kemudian ber-apparatexxxxxxxxxxxxxxxx
"Pansy, kau bertambah gemuk saja, dan oh Blaise kepalamu masih belum tumbuh rambut."
"Baru datang tapi sudah menyulut emosi. Sialan kau Theo." Theo bersembunyi di belakang badanku dari kejaran Pansy."Astaga, Parkinson aku bercanda!" Theo mengangkat tangannya seolah meminta ampun.
"Sudahlah kalian ini. Theo, jangan sampai aku bilang pada mereka kalau kau-" mulutku dibekap oleh Theo. Sialan anak ini. Kugigit saja tangannya."Damn you Estella." Aku memutar mataku.
"Estella, dimana Draco?"
"Dia akan menyusul. Kondisi mental Aunt Cissy sedang tidak baik baik saja. Aku dan Theo disuruh pergi duluan." Blaise mengangguk tanda mengerti.'pureblood'
"Cepatlah kalian semua keluar! Kepala sekolah memanggil kalian semua ke aula. Buatlah barisan jangan mengacak. Kalau sampai acak, kalian tau akibatnya"amycus Carrow kemudian langsung pergi begitu selesai memberi pengumuman. Cih, sialan sekali dia. Berlagak mengatur. Kuadukan pada Aunt Bella tau rasa nanti.
Aku berjalan berdampingan dengan Pansy sementara Theo dan Blaise berada di belakang kami.
"Banyak dari kalian pasti bertanya-tanya. Kenapa aku memanggil kalian di tengah malam seperti ini. Aku diberi tau bahwa baru saja malam ini, Harry Potter terlihat di Hogsmeade."
Semua murid langsung berpandangan dan berbisik. "Mereka harus menangkapnya agar orang tuaku dibebaskan." Bisik Pansy kepadaku. Aku malah berharap dia tidak tertangkap. Bisa bisa langsing mati dia.
"Sekarang, siapapun,murid atau guru yang berusaha untuk membantu Tn. Potter, mereka akan dihukum dalam tingkat yang sesuai dengan keparahan pelanggaran."
"... Selanjutnya, setiap orang yang mengetahui tentang kejadian ini dan tak mau maju kedepan akan diperlakukan sebagai seseorang yang sama bersalahnya."
Tiba tiba dari barisan Gryffindor keluar si Potter dengan jubah Gryffindor yang dipakainya asal asalan. Bodoh, begitu banyak orang yang menutupi agar dia tidak terlihat, dia malah menyerahkan diri.
"Tampaknya, walau strategi pertahananmu cukup lengkap, masih ada sedikit masalah keamanan, Kepala sekolah. Aku khawatir masalah itu cukup luas."
Pintu aula terbuka, terlihat banyak orang yang kukenal. Uncle Moony, Fred, George, aku sangat merindukan mereka.
"Beritahu mereka apa yang terjadi malam itu!"
Profesor Snape mengacungkan tongkatnya pada Si Potter. Tetapi Profesor McGonagall menghalangi tubuh Potter. Semua anak menyingkir ke tepi aula. Terjadi duel antara Profesor Snape dan Profesor McGonagall. Sampai pada akhirnya Profesor Snape pergi melewati jendela. Semua murid bersorak senang. Kecuali murid Slytherin tentu saja.
'Harry'
Semuanya langsung terdiam mendengar suara itu.
'aku tahu bahwa banyak dari kalian akan ingin melawan. Beberapa dari kalian mungkin berpikir bahwa melawan itu bijak. Namun, ini adalah kebodohan.''Berikan Harry Potter kepadaku. Lakukan ini, lalu takkan ada yang terluka.'
'Berikan Harry Potter, lalu aku akan meninggalkan Hogwarts tanpa menyentuhnya. Lalu kalian akan diberi imbalan. kalian punya waktu satu jam.'
Semua orang yang ada di aula ini langsung melihat ke arah Harry Potter. Termasuk aku tentu saja. "Apa yang kalian tunggu? Seseorang tangkap dia!" Aku langsung melotot ke arahnya. Semua yang baru datang tadi langsung menghalangi tubuh si Potter itu. Ini tidak akan berjalan baik.
"Para murid tak ada di tempat tidur!"
"Mereka memang sudah seharusnya tak ada di tempat tidur, Bodoh." Ucap Profesor McGonagall pada Filch yang baru saja datang.
"Maaf, mam.""Kedatanganmu sangat tepat. Jika kau bisa, aku ingin kau untuk membawa pergi Ms.Parkinson dan murid asrama Slytherin dari aula."
"Kemana tepatnya aku akan membawa mereka, madam?"
"Bawa mereka ke ruang bawah tanah." Kan, sudah kubilang ini tidak akan berakhir baik.Semua anak bersorak senang "I'm sorry Estella."
"It's okay Pansy, aku tau kau melakukannya untuk orang tuamu. Draco akan menyelamatkan kita. Aku yakin.""Dadaa, goodbye!" Filch seperti meledek kami begitu pintu besi ini dikunci. Sialan.
"Biarkan kita keluar, you filthy squib!" Pansy berteriak marah kearah Filch yang tentu saja tidak akan dihiraukan.
Draco, kumohon cepatlah, diluar akan terjadi banyak serangan.
Boom! Pintu besi ini meledak begitu saja. Kurasa itu Draco. Murid murid Slytherin langsung keluar begitu pintu dirusakkan. Draco menarikku Blaise, Theo, Goyle dan Pansy.
"Blaise, Crabbe. Ikut aku ada yang harus diselesaikan."
"Theo, jaga Estella dan Pansy untukku. Aku harus segera pergi." Draco langsung berbalik dan segera berjalan dengan cepat"Draco, wait!" Langkah Draco terhenti dan dia berbalik ke arahku. Aku langsung memeluknya dengan erat. "Apapun yang terjadi malam ini, jagalah dirimu baik baik. I Love you." Aku mencium bibirnya lembut. "Kau juga harus berjanji untuk tetap hidup, Estella." Aku mengangguk dan melepaskan pelukanku. "I promise." Kemudian aku Theo dan Pansy langsung pergi dari situ.
"Aku tau ini kedengarannya tidak masuk akal bagimu, Pansy. Tapi pada perang kali ini aku dan Theo akan berada di pihak Hogwarts. Mereka ingin menghancurkan Hogwarts. Aku tidak bisa terima itu."
Aku melihat wajah kaget Pansy. Kuyakin dia pasti kaget dengan omonganku "Setidaknya jangan menyerang para murid. Lindungilah anak anak tahun pertama sampai tahun ketiga. Kita berpisah disini Pansy. Theo, kau jaga Pansy."
"Tapi, Estella! Draco sudah menyuruhku untuk menjagamu."
"Bilang saja aku yang menyuruhmu meninggalkanku.Pansy, kalau kau masih bingung, tanyakan saja semuanya pada Theo sampai dia pusing menjawabnya. See you later friends!" Aku melambaikan tanganku dan pergi menuju kerumunanTbc.....
xxxxxxxxxxxxxxxxHii! Mau ending nih!
Don't forget to Vote!
Kesalahan penulisan adalah milik saya.
Alur cerita tidak sepenuhnya mengikuti cerita Harry Potter.See you in the next episode!
Stay safe!15.07.21
KAMU SEDANG MEMBACA
IF ONLY [Malfoy x Black]
FantasyAmarah dan rasa iri. Adalah kehidupan sehari hari seorang Estella Black. Kesendirian sudah menjadi bagian dari hidupnya. Ayahnya dijebloskan ke azkaban atas tuduhan pembunuhan 12 muggle dan pembunuhan peter pettigrew. Ibunya? Bunuh diri setelah aya...