BAB 2 : KESAKITAN

7.6K 641 28
                                    

Suara tangisan dan tangisan semua terdengar di kompleks pemakaman hyuga. Semua orang berduka atas kematian Neji Hyuga.

Hanabi menangis, memeluk kakaknya yang berdiri di sampingnya, ia juga menangis. Rekan satu timnya ada di sana, begitu juga dengan yang lain. Kiba menepuk bahu pewaris hyuga itu, dan gadis itu menatapnya dengan sedih.

"Semuanya akan baik baik saja, Hinata." Katanya. Hinata bahkan tidak dapat menjawabnya, saat air matanya terus menerus mengalir di wajahnya.

Saat itu Hinata sudah terbangun dari pingsannya. Kiba dan Shino membawanya ke mansion hyuga. Saat mendengar kakaknya akan dikuburkan, Hinata langsung bergegas beranjak dari tempat tidurnya. Kiba dan Shino menahannya karna hawatir, tapi sang pewaris hyuga itu bersikeras ingin pergi keluar untuk melihat pemakam kakaknya.

Sudah waktunya untuk mengubur Neji, Hinata dengan tersedu memeluk foto kakanya lebih erat dalam dekapannya. Matanya kabur membentuk butiran butiran air mata yang tanpa henti mengalir di pipi pucatnya. Bibirnya bergetar, dia bahkan tidak bisa menggumamkan sepatah kata pun atau melihat orang lain.

Acara pemakaman telah selesai. Satu per satu dari mereka pergi meninggalkan area tersebut, hingga dia lah satu satunya orang yang ada di pemakaman tersebut. Disana, dia berlutut dan menangis dengan sekeras kerasnya.

"M .. m-maaf .. N-neji .. N-nii-san. I-ini semua .. Ini semua ... Salahku. Maafkan aku .."Perkataannya terbata,  Tangisannya pecah, kepalanya menunduk, bahunya bergetar saat dia menangis tersedu sedu di kuburan sepupu tercintanya, yang berkorban hanya untuk menyelamatkannya.

Dia menangis sejadi jadinya, sampai sepasang tangan hangat memeluknya dari belakang. Dia bahkan tidak bergerak ataupun melihat orang yang memeluknya.

"A-aku .. s-seharusnya .. aku .. yang berada di sana, bukan dia .." Gumamnya sedih masih dalam tangisannya.

"Kalau kamu di dalam sana, Neji juga pasti akan seperti ini." Katanya dengan lembut.

"T-tapi .. "

"Sssttt! Aku tau apa yang kamu rasakan. Tapi akan lebih menyakitkan baginya, jika seseorang yang ingin dilindunginya malah menangisi kematiannya."

Hinata beralih memeluk seseorang yang juga memeluknya. Itu adalah kiba, rekan satu timnya. Tangisannya semakin pecah dalam pelukannya.

"Aku .. apakah aku pantas dilindungi olehnya? Apakah aku pantas untuk dilindungi olehnya? Aku itu lemah. Aku bahkan menjadi kunoichi terlemah di angkatanku. Aku juga sudah dibuang oleh keluargaku. Semua orang berfikir begitu. Kenapa dia harus mengorbankan nyawanya hanya untuk orang lemah sepertiku? Jika aku mati sekalipun, tidak akan ada yang peduli padaku. AKU ITU LEMAH!!! AKU BENCI PADA DIRIKU SENDIRI!!!" Dia berteriak dalam tangisannya yang semakin lama semakin menjadi.

"Hinata .." Kiba semakin mempererat pelukannya pada gadis pewaris hyuga itu.

"Kenapa .. ? Kenapa aku harus terlahir sebagai orang yang lemah? Jika aku kuat, aku tidak perlu dilindungi oleh siapa pun. Ibu, paman Hizashi, bahkan kak Neji seharusnya berada di sini bersamaku. Jika aku tidak ada, mungkin saat ini mereka masih hidup."

"Kamu tidak boleh berbicara seperti itu Hinata."

"Kenapa? Aku benar kan? Kehadiranku hanya membawa kematian pada orang orang tercintaku. Jika aku mati, semuanya akan bersuka cita sekarang. Dan jika aku mati, tak ada seorang pun yang akan terluka."

"Cukup Hinata! Kamu bahkan tidak ingat kalau kamu masih memiliki kami, tim 8. Aku, Shino, dan juga Kurenai-sensei, kami semua sangat menyayangimu. Tidak kah kamu berfikir bagaimana perasaan kami jika kamu mati? Kami semua sangat peduli padamu. Jangan pernah lagi mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang peduli terhadapmu." Kiba sedikit meninggikan suaranya. Ia tidak terima kalau Hinata terus terusan mengatakan bahwa tidak ada seorang pun yang peduli padanya.

Crossing Heart [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang