Tunggu sebentar! Aku baru sadar kalo cerita ini udah sampai 1k+ pembaca. Aku benar benar tidak menyangka. Tapi terima kasih karna sudah mampir dan baca cerita ini yah.. (Walaupun banyak juga yang jadi siders :v ). Tapi gak papa, karna banyak juga dari kalian yang sudah vote.
Untuk kalian yang selalu support aku, terima kasih karna sudah mau vote dan comment di cerita ini, aku sangat senang, itu menjadi penyemangat tersendiri buat aku. Terima kasih!
Dan juga untuk yang lainnya, aku tidak memaksa kalian untuk vote, tapi setidaknya hargai usaha seseorang. Baik dalam bentuk apapun, ataupun dalam keadaan apapun. Jadi, aku sangat mengharapkan votement dari kalian. Terima kasih ^_^
Back to story-,
Sementara itu, yang terjadi pada kedua gadis, mereka terus berjalan mengawal klien mereka untuk kembali ke desanya.
Ino berjalan dengan terus memperhatikan kakek tua yang menjadi misinya kali ini. Dia menatap kesal pada kakek tua yang ada dihadapannya ini.
'Satu kali lagi tatapan aneh yang dia berikan pada aku dan Hinata, aku bersumpah akan merobek bola matanya dan memasukkannya ke dalam mulutnya!!! Dia adalah orang mesum yang mengerikan!!!' Ino bersumpah dalam hatinya.
'Whuaaaa!!! Sai-kuuuunn ~ selamatkan akuu ~' Ino berteriak memanggil pujaan hatinya.
Hinata bisa melihat teman pirangnya merengek pelan sejak mereka berdua berjalan berdampingan.
Hinata menghela nafasnya, dan menepuk bahu temannya pelan. Ino menatapnya seperti bertanya, Hinata hanya tersenyum padanya untuk meyakinkannya. Dan Ino balas tersenyum kepadanya.
"Ahm .. Shizoke-san, dari apa yang Hokage katakan pada kami, desamu tidak cukup jauh dari sini kan?" Hinata bertanya padanya. Saudagar itu menatap ke arah mereka dan tersenyum.
'Ahh .. Entah kenapa ketika dia tersenyum pada kami, tiba tiba membuatku merinding. Tidak tidak! Ini adalah misi, kita harus bisa melakukan ini.' Hinata berfikir seraya menggigil ketakutan.
"Ya ya ya .. Tentu saja. Desaku sudah dekat dari sini. Tenang saja!" Jawabnya sambil tersenyum aneh.
Tiba tiba sebuah suara terdengar di kepala Hinata.
'Aku tidak percaya pada kakek tua ini Hinata! Dia sepertinya sangat mesum!! Tapi untuk jaga jaga, kita harus tetap waspada!' Ino berkata dalam pikiran Hinata menggunakan jutsunya. Hinata melihat temannya, dan kemudian mereka sama sama mengangguk.
'Aku sangat berharap tidak akan ada yang terjadi pada kami berdua.' Pikir Hinata dalam hati.
Sementara itu,
-Di Konoha-
Sang Uchiha terus berlatih untuk mengalihkan pikirannya. Setiap kali dia melempar kunai miliknya, dia selalu bisa melihat Hyuga cantik itu tersenyum padanya dalam penglihatannya di tepinya. Dia mengutuk dirinya sendiri karna pikirannya sendiri.Dia duduk di bawah pohon untuk sekedar beristirahat sejenak. Dia menyeka keringat yang bercucuran di dahinya menggunakan kemejanya. Seketika dia teringat akan kata kata perawatnya.
Tidak, Sasuke-kun. Kamu tidak boleh mengusap keringatmu dengan bajumu. Aku membawa handuk ini untuk kita berdua...
Dan kemudian, Hyuga cantik itu akan tersenyum lembut padanya setelah mengucapkan kata kata itu.
Sasuke merasa frustasi dan sangat kesal. Dia berdiri dari tempat duduknya dan segera pulang untuk mengganti pakaiannya.
Dia mengganti pakaiannya dengan kemeja turtle neck lengan panjang biru dan dipasangkan dengan celana hitam panjang. Dia segera pergi keluar dan berjalan menuju jalanan Konoha yang sangat sibuk dengan banyak orang untuk mengalihkan sedikit pikirannya. Tak lupa juga ia mengunci apartemennya sebelumnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Crossing Heart [END] ✅
Fanfiction[Canon] Setelah perang dunia shinobi ke - 4 berakhir, seorang gadis bermarga hyuga menemukan seorang uchiha terakhir terbaring dalam keadaan yang menyedihkan. Saat hendak memberikan bantuan, uchiha itu malah menolak tawaran kebaikannya. Naruto dan...