Note :
Setiap chapter memiliki moment Sasuhina-nya masing masing, entah itu di awal, di tengah, di akhir, atau di keseluruhan ceritanya. Baik di chapter sebelumnya, chapter sekarang, atau pun di chapter selanjutnya. Jadi, jangan sampai ada yang terlewat yah bacaannya, bacalah sampai selesai ><
Agar kalian tidak bingung dengan jalan ceritanya, lebih baik kalian membaca lagi akhir chapter sebelumnya, jadi akan nyambung dengan cerita selanjutnya.
Terima kasih ^_^Back to story-
----------------------
Sementara itu di kantor Hokage,
Sang Hokage terlihat sedang duduk di kursi kebesarannya sambil berbicara dengan salah satu klien nya.
"Bolehkah saya tau, mengapa anda membutuhkan seorang wanita untuk mengantarkan anda kembali ke rumah?" Kakashi meletakkan kedua tangannya di depan dagunya.
"Ya Hokage-sama. Saya telah membantu anda di sini. Selain itu, saya telah membantu menjual hutan di desa ini. Bukan hal yang sulit untuk memberikan ku beberapa wanita untuk menemani perjalananku dalam pulang. Selain itu juga, saya adalah saudagar kaya di sini, jadi, anda tidak perlu menghawatirkan apa pun tentang hal ini." Saudagar itu duduk di depan Hokage sambil memperlihatkan senyuman yang menakutkan(?)nya.
Hokage berambut perak itu berfikir sejenak, sambil memperhatikan kakek tua di depannya yang memiliki rambut runcing putih dan terlihat sedikit mesum.
'Dia mengingatkanku pada seseorang yang mesum juga.' Gumamnya dalam hati. Seketika wajah Jiraiya terlintas di pikirannya.
Sang Hokage menghela nafas dan kembali menegakkan tubuhnya.
"Baiklah tuan Shizoke, kami akan memanggil jounin terbaik kami untuk mengawal an--"
"Tidak tuan Hokage, saya ingin memilih sendiri diantara mereka. Jadi, panggil semua kunoichi yang anda punya sekarang. Saya ingin menilainya sendiri." Pedagang kaya itu menyela dengan cepat sambil memperlihatkan senyuman anehnya.
Kakashi mengutuknya secara mental saat pedagang tua itu tersenyum penuh kemenangan.
"Baiklah, Shizune, bisakah kamu panggil mereka? Semuanya, sekarang." Perintah Kakashi cepat, yang diangguki oleh asistennya dan diikuti beberapa anbu di sana.
Kakashi menghela nafas saat melihat kakek tua ini tersenyum penuh semangat.
'Kuharap tidak akan ada yang terpilih olehnya.' Batin Kakashi berdoa.
Sementara itu,
"Uchiha-san!!" Hinata memekik saat tiba tiba Sasuke memukul lengannya saat latihan.
"Aku bilang jangan memukul ku." Kata Hinata cemberut sambil terengah engah dan duduk di tanah.Sasuke berjalan ke arahnya, dan mendudukkan dirinya di sampingnya.
"Sudah aku bilang untuk menghindar. Aku tidak bisa menahan diri, ini adalah latihan, bukan permainan. Lagian aku harus membiasakan diri dengan lengan ini." Ucap Sasuke lembut(?).
"Tapi tidak harus memukul ku seperti itu kan." Hinata berkata dengan sedikit marah seperti anak kecil.
Tak!
"Akh!" Hinata meringis kesakitan, saat Sasuke tiba tiba menjentikkan kedua jarinya pada dahi Hinata yang tertutupi oleh rambut poninya.
"Mouhh ... Uchiha-san, sakiiitt! " Hinata cemberut.
Sasuke sedikit tertawa dalam hati, tapi ia tidak menunjukkannya pada siapapun, bahkan pada dirinya sendiri.
Sasuke hendak menyeka keringatnya dengan kemejanya. Tapi sebelum tangan itu sampai pada dahinya, sebuah tangan halus terulur untuk menghentikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossing Heart [END] ✅
Fiksi Penggemar[Canon] Setelah perang dunia shinobi ke - 4 berakhir, seorang gadis bermarga hyuga menemukan seorang uchiha terakhir terbaring dalam keadaan yang menyedihkan. Saat hendak memberikan bantuan, uchiha itu malah menolak tawaran kebaikannya. Naruto dan...