Musim semi adalah salah satu musim terindah di antara empat musim yang ada di bumi. Pada momen tersebut, bunga-bunga mulai bermekaran, daun-daun menguning, serta kupu-kupu berterbangan di tengah hembusan angin.
Musim semi juga dikenal sebagai musim bunga, karena di momen tersebut bunga-bunga mulai kembali mekar. Musim ini adalah peralihan dari musim dingin ke musim panas, sehingga hawanya juga akan terasa lebih hangat. Suasana yang indah tersebut membuat semua orang jatuh cinta terhadap musim semi.
Keindahan musim semi memang tak bisa tergantikan. Bunga-bunga bermekaran juga tunas dedaunan bersemi. Betapa ini akan membawa kesan indah juga tak terlupakan bagi sebuah pesta pernikahan.
Sisi keindahan musim semi ini dituangkan kedalam dekorasi ruangan dengan tirai dan juga atap. Warna-warna pink dengan sedikit gradasi warna ungu, putih, hijau serta kuning cukup mewakili musim semi yang hangat.
Seorang gadis dengan balutan kimono putih tengah duduk menghadap cermin sambil dihiasi oleh beberapa orang pelayan.
Saat sentuhan terakhir telah di rapihkan, para pelayan itu menatap kagum terhadap kecantikan sang putri sulung Hyuga.
Riasan natural dengan kimono putih yang digradasikan dengan warna ungu ditambah pola bunga lavender menambah kesan elegan dengan ciri khas dirinya.
"Anda sangat cantik nona Hinata." Ucap salah satu pelayan sambil memperhatikan Hinata di cermin.
"Terima kasih."
Hinata hanya tersenyum menanggapinya. Dia tidak terbiasa dengan riasan seperti ini, walaupun ini sudah se natural yang dia minta, tapi tetap saja ini agak sedikit berlebihan. Tapi tidak apa apa, hanya untuk hari ini, hari yang paling membahagiakan untuk dirinya, dan dia harus terlihat cantik di hadapan semua orang.
Tok tok tok ..
Suara ketukan pintu terdengar di telinga Hinata. Pelayan tadi membukakan pintu ruangan, dan dua orang masuk ke dalam.
Hiashi dan Hanabi.
Sebagai keluarga dari mempelai wanita, keduanya mengunjungi sang mempelai sebelum dia akan mengucapkan janji sumpah pernikahan.
"Wahhh .. Nee-samaaa, kau sangat cantik." Hanabi berhambur ke pelukan Hinata, sesaat setelah dia berdiri menghadapnya.
Hiashi tersenyum menatap sang putri. Ia tidak bisa berkata kata. Ia tau ia memang kaku, tapi di saat seperti ini, ia memberanikan diri untuk memuji putri kesayangannya di hari pernikahannya.
"Kau sangat cantik." Ucapnya sambil mengusap lembut pipi Hinata.
Hinata tersipu, ia jelas tidak biasa dengan pujian sang ayah. Bagaimana pun, dimasa lalu ayahnya sangat tegas terhadapnya. Bahkan jika untuk orang yang tidak tau tentang aturan Hyuga, mereka selalu mengira bahwa Hiashi tidak pernah sama sekali menyayangi Hinata.
Dia membuangnya, dia tidak memperdulikannya, bahkan saat Hinata yang pada dasarnya adalah pewaris utama Hyuga, dalam bahaya saat menjalani sebuah misi, Hiashi sama sekali tidak menghawatirkannya.
Bukankah itu sedikit terlalu kejam?
Apa itu yang dilakukan seorang ayah terhadap putrinya?
Hiashi sangat menyesalinya.
Tapi diatas semua itu, Hinata tidak pernah membencinya, dia tidak pernah memendam perasaan dendam terhadapnya. Dia hanya takut pada ayahnya. Dan dia sangat bahagia saat ayahnya mulai melembut terhadap dirinya.
"Terima kasih ayah." Hinata memeluk Hiashi saat setelah Hanabi melepaskan pelukannya.
"Baiklah, semua orang sudah menunggumu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossing Heart [END] ✅
Fanfiction[Canon] Setelah perang dunia shinobi ke - 4 berakhir, seorang gadis bermarga hyuga menemukan seorang uchiha terakhir terbaring dalam keadaan yang menyedihkan. Saat hendak memberikan bantuan, uchiha itu malah menolak tawaran kebaikannya. Naruto dan...