BAB 33 : SEBUAH AKHIR YANG KITA INGINKAN

2.6K 187 11
                                    

Siap untuk chap terakhir? Jangan lewatkan satu kata pun, Oke! 😉
_______________________________________________

Di gerbang,

Semua orang menanti dengan cemas, Sasuke yakin berita tentang kepergiannya telah menyebar di antara semua orang, terutama teman teman seangkatannya. Mereka semua berkumpul bersama di depan desa.

Saat dia mendekat, semua orang tersenyum bahagia. Mereka semua terharu karna kembalinya Sasuke dan Hinata.

Seorang gadis kecil dari marga yang sama dengan Hinata berlari secepat kilat saat mereka tiba di sana.

"Nee-samaa!!" Hanabi berteriak sambil menghampiri mereka berdua.

Hinata yang sedari tadi menelungkupkan wajahnya di dada Sasuke, akhirnya membuka wajahnya dan melihat adiknya berlari ke arahnya.

"Hanabi--?"

Sebelum Hinata dapat menyelesaikan perkataannya, Hanabi lebih dulu menyelanya.

"Kenapa kamu selalu saja membuatku khawatir?!" Hanabi menangis.

"Eh? Hanabi, aku hanya pergi sebentar." Hinata merasa tidak enak pada Hanabi.

"Kau pergi dari sore hari dan pulang pada pagi hari, apa itu bisa dikatakan sebentar?!" Hanabi kembali berteriak, tentu saja dia tidak berniat untuk memarahi kakaknya.
"--Kamu tau bahwa aku sangat peduli padamu? Setidaknya beritahu aku jika kamu pergi kemana pun." Hanabi menyiratkan bahwa dia benar benar peduli pada kakaknya.

Hinata hanya tersenyum canggung, merasa bersalah pada adiknya. Bagaimana pun, orang yang selalu mendukungnya dari kecil hanya dirinya.

"Terima kasih." Hinata tanpa sadar tersenyum.

Dari kejauhan, seorang pria paruh baya berjalan ke arah mereka, dengan tegas dan perhatiannya, dia berjalan mendekati mereka.

"Hanabi, kamu terlalu kekanak kanakan." Ucap Hiashi dari samping Hanabi.

Ketiganya terkejut, dan segera mengalihkan pandangannya ke arah orang yang berbicara itu.

Hinata yang sedikit malu langsung meminta Sasuke menurunkannya.

"Sasuke-kun, turunkan aku."

"Tak apa." Hiashi dengan cepat menyela.
"Kalian bisa tetap seperti itu, lagipula kakimu sepertinya kembali membengkak." Ucap Hiashi mencegah Hinata turun dari pangkuan Sasuke.

Hinata kembali menunduk, merasa bersalah pada ayahnya.

"Ayah, Nata minta maaf, Nata tidak pulang saat makan malam." Ucap Hinata merasa bersalah.

"Kamu tau seorang pewaris clan haruslah disiplin dan tegas?" Hiashi bertanya dengan tegas.

"Ya."

"Kamu seharusnya bisa mengatur dirimu sendiri."

"Maaf."

"Kamu adalah calon pemimpin Hyuga, ingat?"

"Ya."

"Seorang pemimpin seharusnya tidak lemah."

"Ayahh!" Hanabi segera berteriak memelototi Hiashi dengan tatapan tidak suka, dia tidak suka kalau kakaknya disebut lemah oleh orang lain, bahkan jika itu adalah ayahnya sendiri. Hiashi menghela nafas, sebelum dia kembali melanjutkan.

"Tapi, ayah juga tidak seharusnya memaksamu keluar dari kepribadianmu." Hiashi berkata dengan lembut.

Kedua putri Hyuga itu terkejut.

"Kamu tidak lemah Hinata, kamu sangat kuat. Terkadang, seorang pemimpin juga harus bersikap baik terhadap orang lain agar dia mendapatkan kepercayaan dari orang tersebut. Kamu tidak lemah, kamu sangat kuat, setidaknya itu yang ayah pikirkan tentangmu." Hiashi mengulang perkataannya mempertegas pernyataannya. Dia tersenyum lembut kepada putri sulungnya.

Crossing Heart [END] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang