-Di tempat para gadis-
Mereka sudah terjebak selama hampir satu hari. Matanya masih tertutup kain hitam, dan tangannya masih diikat dengan tali. Mereka bersandar satu sama lain. Tangannya mencoba untuk melepaskan ikatan tali satu sama lain.
Saat mereka sedang mencoba untuk membuka talinya, mereka tiba tiba mendengar suara pintu besi terbuka secara perlahan.
"Hmm .. Hallo para gadis! Bagaimana kabar kalian?" Suara seorang kakek tua menggema di ruangan itu, di ikuti dengan tawa jahatnya.
"Sialan kau! Cepat lepaskan kami!" Ino berteriak dengan mata yang masih tertutup.
"Lepaskan? Untuk apa? Apa aku akan mendapatkan keuntungan dengan melepaskan kalian?" Kakek tua itu menyeringai sambil mendekati kedua gadis itu. Dia duduk di depan para gadis untuk mensejajarkan ketinggiannya.
"Kalian tau? Kalian berdua sangat cantik." Kakek tua itu memegang dagu kedua gadis itu.
"Jangan macam macam pada kami!!" Ino berteriak. Kakek tua itu tertawa semakin jahat.
"Dengar! Aku akan mendapatkan keuntungan yang besar jika aku memiliki kalian. Tidak salah aku memilih kalian untuk pergi bersamaku." Tambahnya sambil mengusap dagu mereka. Sementara mereka hanya terus memalingkan mukanya.
"Apa yang akan kau lakukan pada kami?!" Kini Hinata mulai ikut berteriak.
"Oh .. Apa kau ingin tau apa yang akan aku lakukan pada kalian, Putri Hyuga?" Dia menyeringai dengan senyum smirk yang menakutkan. Hinata bisa melihatnya dengan mata byakugannya.
"Baiklah. Cepat bawa kesini!!" Dia berteriak ke arah seseorang.
Hinata bisa melihat seorang gadis masuk ke dalam ruangan dengan membawa beberapa pakaian di tangannya.
Dia berjalan mendekati kakek tua itu, dan menyerahkan pakaian yang ada di tangannya.
Kedua gadis itu terdiam menyimak apa yang sedang terjadi. Penutup mata mereka tiba tiba ditarik oleh seseorang. Mereka menyesuaikan penglihatan mereka dengan cahaya yang ada di sekitar mereka.
Mereka mengerutkan kening saat melihat seseorang tengah tersenyum smirk pada mereka. Mereka juga melihat ada banyak gadis gadis yang berada di ruangan itu.
'Tck! Dasar kakek tua sialan!' Ino mengumpat dalam hati.
"Dengar! Aku ingin kalian memakai pakaian ini!" Dia berbicara sembari memperlihatkan pakaian yang ada di tangannya.
"Hah?!! Pakaian macam apa itu? Aku tidak akan pernah memakainya!!!" Ino berteriak.
"Diam!!! Cepat lakukan! Jangan membantah! Dan jangan coba coba kabur dari sini." Kakek tua itu menatap mereka dengan sangat tajam. Dia berdiri dan segera pergi keluar untuk mengunci mereka di sana.
"Apa apaan iniiiii!!!!?!?!!?" Ino berteriak sangat keras saat melihat pakaian yang akan mereka kenakan terlihat seperti gaun pengantin.
"Sialaaannn!!! Aku menuntut keadilan!!! Aku hanya bisa memakai ini di depan Sai-kuuunn!!!" Sekali lagi Ino berteriak, membuat Hinata menutupi kedua telinganya.
"I-ino, tenanglah!" Hinata sedikit berteriak menanggapi sahabatnya.
"Bagaimana aku bisa tenang Hinata? Coba kamu lihat! Ini terlihat seperti gaun pengantin!! Aku hanya bisa memakai ini depan Sai-kun." Ino mengerucutkan kedua bibirnya. Hinata hanya menghela nafasnya.
"Kau tau? Tidak ada celah di sini. Satu satunya jalan keluar hanyalah pintu itu. Untuk sekarang, kita hanya perlu mengikuti apa yang dia katakan. Setelah itu, kita pikirkan cara untuk bisa keluar." Hinata mencoba mengutarakan pendapatnya. Ino menghela nafasnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crossing Heart [END] ✅
Fanfiction[Canon] Setelah perang dunia shinobi ke - 4 berakhir, seorang gadis bermarga hyuga menemukan seorang uchiha terakhir terbaring dalam keadaan yang menyedihkan. Saat hendak memberikan bantuan, uchiha itu malah menolak tawaran kebaikannya. Naruto dan...