CERITA LALU PART 2
“Selama ini kamu hanya pura-pura mencintaiku kan ?!!! Jawab Ra, Jawab?!! Teriaknya sambil terisak tubuhnya runtuh ke lantai semakin terisak memeluk tubuhnya sendiri.
Sakit, perih hati ini melihatnya seperti itu, perlahan ku dekatkan dirinya ku rengkuh raganya, awalnya ia menolak saat ku sentuh, di tepiskan semua usahaku menggapainya, aku mengerti ia kecewa dengan kata-kataku ke mamahnya tadi, tapi tahukah kamu? ini jg sangat sakit untukku sayang..perlahan menerima pelukanku ku tarik erat tubuhnya. Sangat erat.
Cukup lama kami menangisi takdir kami, hingga membuatku tersadar. Waktuku dengannya tinggal sedikit lagi, setidaknya aku mau bukan hanya air mata yang aku lihat wajahnya.
“Ve, kamu belum makan sayang, makan dulu yuk ?” ku lepaskan pelukannya perlahan, ku lihat matanya yang sembab.
“ aku ga mau Ra, aku ga mau kita pisah” 1jam terakhir ia hanya mengucapkan itu, terdengar sangat perih dihatiku.
Ku tatap matanya,
" Nanti jika semesta membawamu kembali kepadaku, ga akan ada lagi yang memisahkan kita. Sekalipun orang tua mu"
“Kenapa kamu harus mengucapkan itu Ra?kenapa”kamu ga mau hidup sama aku?” ucapnya kembali menangis memelukku lagi
Aku ingin kamu bahagia, aku yakin kamu bisa melupakan aku. Aku sadar diri, aku ga akan bisa bahagiain kamu Ve. Bukan aku menyerah atas cinta kita. Tapi disaat kamu terlalu mencintai seseorang. kamu akan rela melihatnya bahagia walaupun bukan dengannya. Orang tuamu benar. aku ga pantas untukmu.
“aku sayang kamu Ve, sayaaaang banget. Kamu tau kan hati aku selalu buat kamu, setelah ini kita berdua ga boleh saling mencari Ve, biar kita berjalan melalui takdir, jika kita bertakdirkan untuk bersama, kita akan bertemu dengan caraNya” ucapku mengeratkan pelukanku padanya.
“ kamu jahat, kamu orang paling jahat yang aku kenal Ra” Veranda terisak kembali, memelukku lebih erat, ia mengerti bagaimana sifat mamahnya itu , pada akhirnya kita berdua akan tersakiti jika kita tidak mengikuti perkataanya saat ini.
“ udah sore, makan yuk sayang? Kamu besok ada syuting kan?” Ia mengangguk lemah, kulihat matanya ku cium dahi, pipi, mata, dagu hingga terakhir di bibirnya, matanya terpejam kembali terbuka, besok aku ga akan bisa menatapnya seperti ini lagi, air mataku menetes dengan cepat ku membuang muka dan membantunya berdiri menuntunya duduk di sofa”
Awalnya aku ingin memasak tapi Veranda bersikeras untuk memesan makanan online, karna dia ga mau waktunya untuk melihatku habis karna aku memasak. Sikapnya yang seperti ini yang akan selalu aku rindukan, manja.
Bahkan saat aku ingin turun apartement untuk mengambil makanan ia berkali-kali ingin ikut dengan alasan ga mau jauh dariku. Dan terjadilah sekarang dengan ia yang memakai kain pada kepalanya lalu di lapisin lagi topi dan wajahnya memakai masker berjalan di belakangku sambil memegang tanganku erat.
“ aku tu seperti menggiring tersangka sebuah kasus tau gak?” ucapku menertawakan penampilannya
“ Terserah kamu mao ngomong apa, pokonya aku ikut kamu kemanapun” kulihat air matanya menetes dari mata kirinya, dengan cepat dia memalingkan wajahnya, aku tau, dan aku mengerti perasaannya saat ini, aku pun tak ingin jauh darinya.
“iya sayang, iyah, maaf yahh” Ku eratkan tautan tangan kami, berharap dapat memberinya kekuatan.
“ pak”
Ku lihat ojek online membawa bingkisan makanan, ku yakin itu pesananku.
“atas nama mbak Kyara ya?"
“ iya betul pak” bapak itu menyodorkan paperbag makanan kepadaku, setelah ku mengucapkan terimakasih pun ia segera pergi. Ku lihat Veranda di belakangku menyaksikan transaksi tadi,
“ nah kan Ve, ga ada 5 menit sayang, kasian kamu harus berpenampilan kaya gini “ ku elus pipinya yang memakai masker ia tersenyum bisa ku lihat dari gerak maskenya.
Sesampai di apartement, Veranda membuka semua atribut penyamarannya, aku tertawa melihat ia tampak kegerahan.Dibuka bajunya hingga menyisakan kaos dalamnya saja. Terdiam aku melihatnya, aku takut tubuh yang indah itu nantinya bukan aku yang akan menyentuhnya. Lagi-lagi sesak yang aku rasakan.
“Sayang, ini udah aku siapin makanannya, malah ngelamun” Suara Veranda menyadarkanku, tanpa ku sadari Veranda telah menyusun makanan yang tadi kami beli di meja.
“ ia sayang, sebentar aku ke kamar mandi dulu” Aku tak ingin Veranda melihatku menangis. Setelah keluar dari kamar mandi, kulihat dia melamun di kursi meja makan.
"heyyy" ucapku mengelus rambutnya
" udah selesai mandinya?"
" udah"
“aku suapin ya “ aku hanya menganggukan kepala
Selesai makan Veranda membersihkan dirinya, kulihat ia keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah lalu ia duduk di ranjang kami, otomatis aku mendekatkannya duduk di belakangnya, mengeringkan rambutnya menggunakan handuk, hening. Entah kenapa Veranda pun seperti memikirkan sesuatu,
“sayang”
“hmm?” ia memanggilku membuatku melihatnya sekilas lalu melanjutnya aktifitasku mengeringkan rambutnya
“ aku takut akan hari esok, aku takut ga ada lagi kamu d hari-hariku”
Bahunya bergetar, ia menangis lagi. Ku peluk tubuhnya dari belakang, mengeratkan tanganku pada perutnya.
Ku balikan badannya agar menatapku, ku cium semua wajahnya, mulai dari dahi, mata, pipi, dagu, terakhir ku lumat bibirnya dengan rakus, akupun takut akan hari esok, ku lumat bibirnya tangannya pun kini sudah berada dileherku, mengusap lembut pipiku, ku tuntun ia ke ranjang, ku rebahkan badannya tanpa melepas ciuman kami, beberapa menit ia melepas tautan kami karna kehabisan napas. Posisiku masih berada di atasnya dengan tanganku menahan diriku agar tak jatuh.
Ku pandangi wajahnya yang penuh dengan kesedihan, ku cium keningnya. Ku pandangi lagi matanya yg sembab, ditariknya ragaku untuk mendekat dilumatnya lagi bibirku. kali ini ciuman kami menuntut lebih, ku buka semua kain yang berada padanya, pergulatan kami selesai hingga teriakan Veranda terdengar indah di telingaku. Ku peluk tubuh polosnya yang berada di sampingku.
"Kamu harus janji sama aku jangan terlalu sering nangis ya sayang , jika memang ini semua menyakitkan, perlahan lupakan aku” mengatakan kata-kata seperti itu sama seperti memeras jantungnya sendiri, sakit.
“ maafkan aku Ra, karna mamahku semua jadi seperti ini.”
“mamah kamu ga salah sayang, orang tua ingin yang terbaik untuk anaknya"
FLASHBACK OFF
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAK BIASA
Romance" 2 tahun aku berharap pertemuan kita yang justru kamu hindari, 2 tahun aku ngelakuin hari-hari tanpa ada rasa bahagia, 2 tahun aku susah bernafas, 2 tahun aku ingin pergi dari dunia ini, karna duniaku tak pernah kembali, ini yang kamu bilang bahagi...