15.MANJA

1K 80 0
                                    

“Sayaaaang, aku pulaaaangg” Ujar Kyara saat sampai teras rumahnya lalu mencopot sepatunya, menaruh di rak lalu membuka pintu rumahnya

“VEEE”

“SAYAAANG” Panggil Kyara lagi

“ Astaga Ra, ga usah pake teriak-teriak gitu” ujar Ve, lalu mengambil tas dari tangan Kyara, menggantungkan di tempatnya, lalu kembali kearah Kyara, mencium bibir Kyara sekilas. Kyara hanya memandang Veranda menikmati aktivitas Veranda kepadanya.

“Heh malah bengong, tadi manggil-manggil berisik banget, giliran ada orangnya cuma ngeliatin aja”ujar Veranda gemas melihat Kyara masih saja terdiam menatapnya

Akhirnya Kyara membuka suara..

“ habis darimana? kok lama banget nongolnya ?”

“abis telpon Nita” jelas Veranda

“ oh.. tumben dia nelpon?”tanya Kyara

“ iya katanya aku dapet tawaran iklan, kan cuma dia yang punya nomor baru aku” Jawab Veranda lalu membantu Kyara membuka kancing kemejanya lalu menaruh kemeja ke tempat baju kotor. Kyara saat ini hanya memakai kaos dalamnya.

“ terus kamu ambil?”tanya Kyara lagi

“ kamu mandi dulu ya, nanti aku jelasin.” Ucap Veranda yang di jawab dengan anggukan Kyara

Setelah membersihkan diri, dan makan malam, Kyara mengikuti semua pergerakan Veranda seperti anak kecil, bahkan saat ini ia memegang ujung baju tidur Veranda sambil mengikuti kemanapun Veranda pergi. Merasa risih dengan sikap kekasihnya. Ia pun membalikkan badannya menatap kekasihnya lalu membawa kekasihnya duduk disofa ruang tamu mereka. Di tatapnya kekasihnya itu mencari  jawaban atas perlakuannya barusan

“itu Ve, kamu nerima tawaran iklannya apa ga ?”

Veranda menepuk jidatnya pelan “ astaga sayang, dari tadi ngikutin aku karna penasaran itu ?”

Kyara menganggukan kepalanya berkali-kali sebagai jawaban. Veranda mencubit hidung Kyara gemas.

“ aku ga akan terima kalo suami aku ga kasih ijin”ucap Veranda membuat senyum merekah pada Kyara

“ aku cewek Ve” ucap Kyara protes

“ ya tapi diantara kita berdua yang cocok jadi suami ya kamu Ra” ucap Veranda terkekeh

“ jadi boleh ga sayang ?” tanya Veranda lagi

“ boleh ga nanti-nanti aja? Aku masih belum siap km kembali didunia itu”ujar Kyara pelan takut Veranda kecewa

Tapi diluar dugaan Veranda tersenyum

“ oke sayang “ ujarnya

“ beneran gpp Ve?” tanya Kyara memastikan

“ ya gpp sayang, lagian aku juga udah bilang Nita kalo aku minta persetujuan kamu dulu” ucap Veranda

Kyara melentangkan tangannya, mengerti dengan kode Kyara ia pun mendekat kearah kekasihnya itu

“ Sini cantik, “

“CUP.CUP.CUP.CUP.CUP.CUP”

Veranda meronta, “Aargghh sayang, kamu jorok ih basah muka aku” Protes Veranda karna Kyara melayangkan ciuman bertubi-tubi pada semua area wajahnya.

“hahahahaha” tawa Kyara menggema di seluruh ruangan rumahnya.

Kyara POV

Saat ini aku dan Veranda  sedan menikmati acara tv talkshow kesukaanku hingga...

“ Ra”

“ hmm?” jawab ku

“tadi hp kamu bunyi terus pas kamu mandi jadi  aku angkat, maaf sebelumnya kalo aku lancang.” aku menggelengkan kepala karna tidak merasa keberatan dengan tindakannya

“ terus kenapa? Siapa yang nelpon?” tanyaku lagi

“ibu kamu”

Deg, entah mengapa tiba-tiba hatiku menghangat, menakutkan sesuatu.

“ ibu bilang apa?”tanyaku setenang mungkin

“ Dia minta kamu pulang, katanya ada yang mau ia sampaikan penting” ujar Ve

Aku hanya menghela nafas.

Memang sejak bertemu dengan Veranda lagi aku memutuskan untuk tinggal sendiri, dengan mengekos, karna agar Veranda leluasa mengunjungiku saat itu, sampai pada saat ini aku menyicil rumah, aku belum pernah mengajak ibu kesini. Aku masih terlalu takut.

Walapun ibu terkesan cuek dengan kehidupanku, aku tau sebenernya cara itu adalah cara agar aku tidak mengecewakannya. Dia tidak mau mengekang anaknya yang malah akan menjadi pembangkang. Begitu maksudnya.

“ ya udah sabtu nanti aku pulang “

“ aku boleh ikut?”tanya Ve. Membuatku menatapnya tak percaya

“ kamu beneran mau ikut?” tanyaku lagi

“ iya , kenapa ga boleh?”

“Boleh lah. Ya udah nanti kamu ikut yahh” ucapku mengelus pipinya

“ oh ya Ve, aku mao cerita soal Mbak Dina” ujar ku pada Veranda yang sudah menaruh kepalanya pada pahaku Ku ceritakan semua nya yang Mbak Dina ceritakan padaku, Mbak Dina juga tidak keberatan jika Veranda mengetahuinya,

Setelah mendengar ceritaku respon Veranda pun tidak jauh berbeda denganku, kaget. Ia pun langsung menegakkan kepalanya dan duduk menatapku.

“Minum dulu sayang, kaget banget sih?” Ku berikan gelasku yang berisi air putih, Ia meneguknya .

“Aku ga nyangka aja si Ra, kok bisa ya ? kalo di lihat dari mukanya dia tu orangnya kaya ga pernah ada beban gitu?”ucapnya lagi

Sedari tadi Veranda terus melontakan kata yang sama. “Kok bisa

“ya itulah kenapa kita ga bisa menilai orang dari luarnya” ucapku.

“ Iya sayang, aku jadi iba sama Mbak Dina, ngebayangin sakitnya aja aku ga berani. Gimana jadi dia yang nahan semuannya 5 tahun bahkan ga tau kapan berakhir, padahal yang dia ingin hanya penjelasan”Ucapnya

CINTA TAK BIASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang