1 bulan setelah kejadian mengharukan itu, Ibu dan Veranda menjadi semakin dekat, tak jarang Veranda menginap dirumah Ibu saat Kyara harus lembur karna pekerjaanya menyita waktunya.
Orang asing yang melihat kedekatan mereka pasti akan mengira mereka adalah anak dan ibu. Kulit putih mereka, serta hidung yang sedikit mancung membuat mereka mirip, bahkan cara mereka berbicara yang lembut semakin menambah kesamaann mereka. Bahkan Dina yang sedang berkunjung kerumah Ibu Kyara menyadari kemiripan mereka. Habis lah Kyara diledek.
“ngapa lu? kesambet ?” ujar kyara yang baru saja duduk di sofa rumahnya berdampingan dengan Dina
“ itu, lu yakin itu ibu lu ?”ucapnya sambil melihat Ibu dan Kyara yang sedang membuat roti di dapur bersihnya
“ lah ia lah pea” ujar Kyara sewot melempar kacangnya pada muka Dina
“ ibu lebih cocok jadi ibu Veranda, mereka sama-sama cantik, kulit mereka pun bersih bersinar, jauh banget sama lu Ra. Butek!”
“ sialan” ujar Kyara menimpuk Dina dengan bantal sofa. Mendengar ucapan Kyara, Veranda yang masih sibuk didapur pun memperingatkannya,
“RAAAA”
“Iya Ve iya, keceplosan”
“mampus” ujar Dina cekikikan
“gue ga sebutek itu kali, mereka aja yang terlalu putih”Bela Kyara
“tapi bener loh ibu lo sama Veranda mirip, sama-sama lembut kalo lg ngomong, sama-sama gemesin”
“ ehh jangan macem-macem lu sama nyokap gue”
“hahahaha” Dina tertawa hingga air matanya keluar dari sudut matanya. Tak habis pikir dengan jalan pikiran Kyara. Mengapa mencemaskan Ibunya yang akan di gebet, kenapa bukan Veranda.
“ nak Dina ini ada-ada aja’ ujar ibu yang membawakan roti yang sudah matang duluan, menaruhnya pada meja tamu dan di ikuti Veranda yang membawakan teh lalu duduk disamping Kyara
“ tapi bu, pernah ga ada yang bilang Veranda dan ibu mirip?” pertanyaan Dina di jawab dengan senyuman ibu dan Veranda
“ Kemarin baru kejadian waktu ibu dan Veranda pergi ke tetangga mengantarkan pesenan roti, tetangga yang rumahnya di pojok nanya apa Veranda dan Kyara tertukar waktu dirumah sakit? Ibu bilang aja iya” Terlihat Veranda menahan tawanya
“hahahahahahaha” tawa Dina mengelegar di seisi rumah tidak tahan lagi menahannya begitupun Veranda
Sedangkan Kyara melongo mendengar jawaban ibu ,
“ lagian kamu sih jarang banget mau ikut ibu ke arisan-arisan ibu, untung sekarang ada Veranda, ibu jadi ga kesepian.” Jelasnya lagi
“ bukan gitu, ibu kalo udah arisan lama banget “ bela Kyara
“ ya kalo cepet namanya si cepat exspres” ujar ibu lagi
“ishh ibu mah”
“hahahaha” tawa Dina kembali membuat ruangan jadi ramai
“udah ah ibu mau kedapur lagi”
“ eh kamu mau kemana? Udah diem disni temenin pacar kamu yang manja ini” ujarnya lagi saat Veranda ingin berdiri mengikutinya
“ ishh ibu” Kyara mendengus pura-pura kesal
“ Veranda bantu aja ya bu”ujar Veranda kukuh ingin membantu
Sedang Dina dan Kyara hanya menyimak perdebatan mereka
“ ga usah sayang, kamu diem-diem di sini, nanti kalo ibu butuh bantuan ibu panggil kamu ya” ucapnya seraya tangannya mengelus sisi rambutnya pelan. Verandapun akhirnya mengangguk pasrah lalu duduk kembali. Kyara menarik tubuh Veranda dari belakang membuat Veranda menyadarkan badanya pada dada Kyara. Tangan Kyara pun memeluk perut Veranda masih pada posisi duduk di sofa. Kyara pun mengecup sisi kanan leher Veranda pelan.
“ ah pulang aja kali gue ya” akhrinya Dina membuka suaranya tak tahan dengan kemesraan yang sengaja Kyara lakukan
“Ra, malu sama mbak Dina” ucap Veranda memukul pelan tangan Kyara yang diperutnya
“ haha biarin aja, dari tadi jg aku diledekin dia terus”
“ ye lu mah ngebalesnya lebih kejam, udah tau gue jomblo”ujar Dina
Bukannya menjawab, Kyara malah mengecup pipi Veranda lagi. Geram dengan tingkah laku Kyara, Dina pun berdiri dari duduknya bermaksud menarik Kyara yang berada dibelakang Veranda,
“ Sinii gak lu, sini!!”ujar Dina. Namun Kyara malah bersembunyi di belakang tubuh Veranda dengan memeluk erat tubuh Veranda.
“hahaha “tawa kemenangan Kyara mengisi ruangan tamu rumahnya
DrrrttDrtt Drttt
Bunyi ponselnya membuat Dina berhenti dengan aksinya, namun matanya masih menatap Kyara kesal seolah berkata “awas lu abis ini” , sedangkan Kyara masih tersenyum ngeledek dan mengecup pundak Veranda yang masih dalam pelukannya. Sedangkan Veranda mengeleng-gelengkan kepalanya melihat dua orang ini.
“halo” Dina menjawab telponnya, sedetik kemudian mukanya menjadi pucat.
Melihat perubahan raut muka Dina, Kyara dan Veranda pun melihat Dina dengan serius tanpa sadar pelukan mereka pun telah terlepas menyisakan penasaran siapa yang menelpon Dina.
“Dimana?”
…………………
“ Iya “
…..
“Siapa sih mbak?”tanya Kyara
“ Astri” jawab Dina dengan pandangan yang masih kosong
Jawaban Dina membuat Kyara dan Veranda kaget.
“Dia mau ketemu”ujar Dina lagi
“Perlu gue anter ga?” tawar Kyara
“Ga usah, gue gpp. Gue jalan dulu ya, Ra, Ve, salam buat Ibu” Pamit Dina lalu mengambil kunci mobilnya melangkah pergi
Saat sudah berada dipintu keluar, Kyara berteriak. “Kalo ada apa-apa kabarin gue ya!!”ucapnya dijawab oleh anggukan oleh Dina
“ kok aku khwatir ya Ve,” Ujar Kyara setelah melihat mobil Dina meninggalkan rumahnya
“ udah berdoa yang terbaik aja buat keduannya ya sayang” ucap Veranda mengelus punggung tangan kekasihnya itu dan dijawab oleh anggukan
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAK BIASA
Romance" 2 tahun aku berharap pertemuan kita yang justru kamu hindari, 2 tahun aku ngelakuin hari-hari tanpa ada rasa bahagia, 2 tahun aku susah bernafas, 2 tahun aku ingin pergi dari dunia ini, karna duniaku tak pernah kembali, ini yang kamu bilang bahagi...