8.TANTE MARTHA

1.2K 95 0
                                    

TANTE MARTHA

"saat itu aku lagi syuting, aku ga tau tiba-tiba Mike dateng dengan beberapa wartawan. Saat aku ingin mengusirnya terlihat mamah berada di belakang wartawan tersebut. Beberapa saat Nita mendatangi ku berkata untuk mengangkat telpon mamah. Dan mamah mengatakan sudah mengetahui keberadaan kamu, jika aku ga mau nurutin semua drama hari ini, ia memastikan kamu ga akan selamat"ucapnya terisak

"kenapa kamu ga konfirmasi ke aku?Tanya keadaaan aku? Bahkan setelah itu kenapa kamu tidak bilang ke aku?"tanyaku

"Aku terlalu panik Ra...saat itu aku terus diawasi olehnya Ra, bahkan untuk memegang handphone pun tak bisa, tayangan di siarkan setelah 1 hari kejadian itu. Kamu sadar ga aku ga ngehubungin kamu saat sehari sebelumnya? Itu karna aku terus diawasi oleh mamah Ra."

Itu penjelasan Veranda kemarin yang membuat darahku naik, tidak ada keraguan lagi dalam hatiku untuk menemui ibu dari kekasihku ini.

" Jangan terlalu tegang, apapun keputusan mamah kamu, aku ga akan ninggalin kamu lagi"

Ya, yang tampak tegang saat ini justru Veranda, Ku genggam erat tautan tangan kami. Aku mengerti ketakutannya. Kulirik wajahnya dari samping ia nampak tersnyum, walaupun sangat tipis.

"Darimana saja kamu? Sudah berani kamu ya lawan mamah?!!Ucap tante Martha marah saat kami baru saja sedikit masuk kerumahnya

"Oh. Masih berani kamu datang kesini ?!! ucapnya menatapku tajam dengan senyum sinisnya

Kurasakan pegangan Veranda pada tanganku semakin erat.

" Jika tante bisa membahagiakan Veranda, mungkin aku ga akan pernah datang kesini. Tapi apa yang tante lakuin benar-benar ketelaluan!!" ucapku menantangnya

" apa maksudmu? Veranda anak saya, saya berhak mengatur Veranda semau saya!!"ucap tante Martha

" Tante, tante sadar dengan apa yang tante lakuin ? Tante lihat anak tante, harusnya tante lebih mengerti perasaan anak tante sendiri. Dulu saya melepaskan dia karna saya pikir tante memang memberikan yang terbaik untuknya, tapi apa yang saya lihat? Dengan seenaknya tante menjual anak tante hanya karna bisnis ?!!" ucapku tak kalah tajam

"apa urusannya dengamu ha?!! Punya hak apa kamu menghakimi saya ?!!! oh saya tau, kamu sudah tidak peduli dengan ibumu iya? Kamu lupa saya bisa aja nyakitin dia sekarang jg!! ancam tante Martha

" Jelas!! jika sudah menyangkut tentang Veranda, semua jadi urusan saya. Saya sudah pernah melepaskan Veranda demi tante, tapi tante menyia-nyiakan kesempatan itu. Jangan salahkan saya jika sekarang saya akan bawa pergi Veranda jauh dari Tante!!! Dan aku ga akan takut dengan ancaman tante- "ujarku

"hahahah , ka-

"asal tante tau saya kesini tidak sendiri, di depan sudah beberapa polisi yang mengawasi kami, jika tante berbuat macam-macam dengan 1 tepuk tanganku mereka akan masuk ke tempat ini dan aku tak akan segan-segan membongkar kebusukan tante, mulai dari penggelapan dana sosial untuk korban banjir di Maluku yang tante lakukan dengan ibu dari orang yang tante jodohkan dengan Veranda, atau mau yang lainnya saya bongkar?" ucapku tersenyum memotong ucapanya Tante Martha

Kulihat tante marta terlihat kaget dengan pernyataanku, ku rasa emosinya sedang ia tahan bisa kulihat rahangnya yang mulai mengeras dan wajahnya yang memerah .

" KURANG AJAR KAMU!!"

PLAKK

"MAMAH !!!!"

Tanpa berkedip sedikitpun tanpa rasa takut tanpa menghidari aku malah tersenyum, kurasakan ada yang mengalir dari sudut bibirku. Suara tamparan tante Martha dan teriakan Veranda mengelegar di seluruh ruang tamu rumahnya.

"kamu gpp sayang?" tanya Veranda mengelus pipiku yang memerah karna bisa kurasakan panasnya bekas tamparan tante Martha. Ku gelengkan kepalaku

"jangan nangis" ucapku menghapus air mata Veranda

" Mamah keterlaluan, semua yang di ucapkan Kyara itu kenyataan mah, bahkan aku sendiri yang akan jadi saksinya" ucap Veranda lagi

" sssstttt , udah sayang , jangan gitu dia orang tua kamu" ucapku menenangkan Veranda mengelus pundaknya yang naik turun menahan emosi, aku ga mau dia semakin terbawa emosi. Karna bagaimanapun tante Martha ibunya.

" Mamah lihat, Orang yang mamah rendahkan, orang yang mamah sakiti, mamah celakai, tidak pernah mengajarkan Veranda untuk kurang ajar pada mamah, buka mata mamah! Mike yang katanya terbaik untuk Veranda justru beberapa kali mencoba melecehkan Veranda" teriak Veranda frustasi

DEG!!

Perkataan Veranda membuatku lemas, begitupun tante Martha yang terlihat tersentak oleh ucapan Veranda. Mike berani mencoba melecehkan Veranda? Kurang ajar. Lelaki bajingan. Kenapa Veranda tidak bercerita sebelumnya. Masih ku tenangkan Veranda, ku elus pundaknya. Namun air matanya masih belum berhenti.

" udah sayang, kita pergi dari sini ya?" ucapku pada Veranda, ia hanya menganggukan kepalanya

" Veranda pamit mah, maafin Veranda belum bisa jadi anak yang mamah inginkan, Veranda hanya lelah dengan semua ini mah" Dengan air mata yang masih mengalir dipipinya Veranda mendekati mamahnya memeluk tante Martha yang masih berdiri terlihat masih syok dengan ucapan Veranda.




Sesampai di kostan ku, Veranda langsung menuju kekamar mandi untuk membersikan dirinya, sedangkanku hanya duduk di sofa depan TV,  merenung ucapan Veranda. Betapa tersiksanya iya menyimpan itu sendiri. Mike berengsek.

Klek

Suara pintu kamar mandi terbuka terlihat lah sosok yang sedang ku renungi dengan tubuh berbalut handuknya.

“ Mandi Ra, kamu udah bau” ucapnya meledekku lalu masuk kekamar.

Sepertinya suasananya sudah lebih baik, akhirnya ku pun menuruti sarannya udah mandi. Selesai mandi dan berpakaian, kulihat Veranda duduk melamun di sofa.

“lagi mikirin apa neng?abang boleh duduk ?” ucapku seperti abang-abang

“diihh apaan si Ra, geli tau gak?” ucapnya terkekeh

“kamu kenapa? “ucapku seraya duduk di sebelahnya menatapnya

“gpp, cuma kepikiran mamah” ucapnya menatapku sejenak lalu menatap kearah tv yang mati

“kamu ragu ? kalo kamu ragu aku bisa anterin kamu sekarang kembali keru-”ucapku dan dipotong olehnya

“ga mungkin aku ragu memperjuangkan kita Ra, kamu jangan aneh-aneh, aku cuma kepikiran gimana kedepannya, apa mamah masih akan mencoba memisahkan kita?”

“ apapun itu, kita hadapi sama-sama ya” ucapku menenangkannya

“iya, makasih sudah mau meperjuangkan aku. “ucapnya

“yee kamu nyindiirr ni?” ucapannya mengingatkanku pada masalalu

“oh bagus kalo kamu tersindir” ucapnya dengan senyum jahat. Selanjutnya, ku kelitiki perutnya hingga ia memohon ampun.

“berani yaa ngeledek aku? Ha ?’ tanganku masih terus mengelitik perutnya

“hahaha,, ampun Ra, ampun hahaha”ucapnya kegelian

Setelah kehabisan tenaga, ku rengkuh tubuhnya kepelukanku, kurasakan nafasnya pada caruk leherku.  Ku bisikan kata di telinganya.

“ ga akan ada lagi yang misahin kita Ve" ucapku, kurasakan ia mengeratkan pelukannya

 

CINTA TAK BIASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang