Setelah makan siang, membantu Dina membersihkan kolam ikannya, tak terasa waktu sudah menujukan pukul 3:30 sore. Waktunya menjemput Veranda, jarak dari rumah Dina dan butik hanya 30 menit.
Setelah berpamitan dengan keluarga kecil itu, Kyara bergegas menuju butik, tak lupa salam Astri pun diberikan untuk Veranda.
Jalanan cukup lenggang, membuat Kyara tepat waktu hanya 30 menit sampai di depan butik Veranda. Butik mamah Veranda cukup luas, dindingnya pun sengaja dibuat dari kaca agar dari luar bisa terlihat baju-baju yang mereka pajang. Namanya juga jualan ya.
Terllihat Veranda masih melayani pembeli yang terlihat sudah berumur namun masih necis gayanya. Pasti orang kaya. Pikir Kyara.
10 menit akhirnya butik Veranda sudah sepi, hanya beberapa karyawannya terlihat membersihkan tempat itu , dari mengelap kaca hingga menyusun pakaian sesuai arahan Veranda.
Veranda masih tidak menyadari Kyara yang sudah berada diluar butiknya yang masih memperhatikannya sedari tadi. Kyara pun berjalan masuk ke dalam toko,
TING (suara lonceng yang berbunyi jika ada yang membuka pintu tokonya)
“Mbak, aku mau pesen baju pengantin bisa?” Ujar Kyara yang sudah dibelakang Veranda, Veranda sangat hapal dengan suara kekasihnya itu
“bisa sih, tapi harusnya pasangannya dilamar dulu kali ya mbak” jawab Kyara, sambil memutar badanya mehadap kekasihnya itu
“ pengen banget dilamar mbak?” tanya Kyara dengan wajah meledek
Veranda memutar matanya malas
“menurut kamu?”
CUP.
Kening Veranda berhasil diciumnya
“Menurut aku sekarang udah sore, mbak harusnya pulang sama saya”
Veranda tersenyum,
“Bisa banget modusnya cium-cium?”
“ cium calon istri masa ga boleh?”
“aku belum dilamar ya, sana tunggu di mobil aku ambil tas dulu”
Kyara menuruti perintah Veranda, namun ada percakapan tadi membuatnya memikirkan sesuatu. Ia, dia belum melamar Veranda, padahal lampu hijau sudah ia kantongi dari kedua belah pihak.
Mungkin sudah saatnya, pikirnya.
“ Ni mau langsung pulang aja ?” tanya Kyara saat Veranda sudah duduk di sebelahnya
“Baru jam 4 sih ya” Veranda tampak berpikir dengan tatapan lurus kedepan luar mobilnya
“ cantik mau ngedate ga sama aku?” Ucapan Kyara membuat Veranda menoleh ke arah Kyara yang tersenyum sok manis
“ih geli Ra,” ujar Veranda dengan membuat ekspresi wajah jijik
“hahahaha, kamu aneh dibilang cantik malah enek begitu”
“bukan masalah bilang cantiknya, tapi muka kamu yang sok manis”
“astaga jahat banget”
“hahahaha” Kini gantian Veranda yang tertawa
Dalam hati Kyara selalu senang saat melihat Veranda yang tertawa begitu lepas, “ kita ke suatu tempat,pasti kamu suka”
Kyara melajukan mobilnya ke arah Bogor, Veranda sempat protes karna besok mereka masih bekerja, ia takut arah pulang nanti macet. Tapi dengan bujukan Kyara akhirnya Veranda pasrah mengikuti, malah terlihat sekarang Veranda yang lebih excited melihat hamparan kebun teh dan bukit-bukit yang terlihat dari jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA TAK BIASA
Romansa" 2 tahun aku berharap pertemuan kita yang justru kamu hindari, 2 tahun aku ngelakuin hari-hari tanpa ada rasa bahagia, 2 tahun aku susah bernafas, 2 tahun aku ingin pergi dari dunia ini, karna duniaku tak pernah kembali, ini yang kamu bilang bahagi...