28.GUE SAKIT MBAK!

1K 72 0
                                    

Part sebelumnya
“Barang-barang kamu nanti aku kirim kerumah mamah ya, jaga diri baik-baik. Berbahagialah seperti tadi sebelum ada aku” Ku usap kepalanya untuk terakhir kalinya. Ku tarik paksa tanganku yang ia genggam. Dengan cepat masuk dan kulajukan mobilku. Kulihat dari spion veranda menangis hingga tesimpuh di parkiran itu.

GUE SAKIT MBAK!

“Apa kurangnya gue?”

"AAAAARRRRRGGGGH” Kyara terus berteriak hingga memukul-mukul setir mobilnya. Tadi setelah meninggalkan Veranda ia menepikan mobilnya disisi jalan. Namun ia sempat melihat lelaki itu mencium bibir Veranda. Membuat Kyara semakin terluka.

Air matanya pun belum kunjung berhenti mengalir.

“VEEEEEE INI SAKIT VEEEE. SAKIIITT!!!” Teriaknya lagi

Ditempat lain, seseorang tengah syok membuka pesan Foto yang baru saja dikirim oleh Kyara. Dia syok, mencoba menghubungi Kyara tapi tidak di angkat.

“ Duh ni anak kemana lagi” pikirnya.

“SAYAANG AKU KELUAR SEBENTAR YA?”teriaknya pada Astri

Ya, seseorang yang dikirimi foto Veranda dengan lelaki di restoran tadi oleh Kyara adalah Dina.

“Kenapa sih teriak-teriak, mau kemana lagi udah malem begini?” Omel Astri yang baru saja keluar dari kamar mandi

“ini” ujar Dina lalu menyodorkan ponselnya pada Astri

“HAAA? K-kok bi—sa? Tanya terbata, syok

“ ga tau ni, ni anak ga bisa dihubungi, aku takut dia macem-macem. Aku cari dia dulu ya?”

“iya hati-hati. Kabarin aku ya”jawab Astri

“iya”

CUP

Tak lupa Dina mengecup kening kekasihnya itu sebelum pergi dengan tergesa memakai jaketnya karna hari sudah malam.

Disebuah taman, seseorang terlihat membenamkan kepalanya pada kedua lututnya yang ia tekuk. Duduk di rumput, meminum alkohol yang ia beli sebelum menuju ke taman ini.

“VEEEEEEEEEEEEEE”

“AAAAAAAAAAAAARRRRGGGHHHHH”

“kenapa Ve? kenapa? aku pikir kamu bahagia sama aku ve, VEEEEEEEEEEE”

Siapapun yang mendengar teriakan dan rancauan Kyara akan merasa iba. Kyara masih saja berteriak sambil menangis, tangisnya sangat pilu, Beruntung taman ini sepi. Taman ini adalah taman pertama setelah pertemuan ia dengan Veranda 2tahun mereka berpisah dulu, taman yang menjadi saksi pertemuan mereka kembali dan menjadi saksi atas kesakitan Kyara sekarang.

Dina yang masih dalam pencarian Kyara akhirnya menemukan mobil Kyara. “nah tu mobilnya tu, hadeuh itu anak bikin khwatir, semoga aja dia ada disini” ujarnya sendiri

Akhirnya ia memakirkan mobilnya di samping mobil Kyara, dan mencari Kyara.

“Untung sepi nih taman”pikirnya

Dina memicingkan matanya saat melihat seseorang yang tertunduk dengan wajah yang ia taruh di antara lututnya dan minuman disampingnya. Ia mendekatkan orang tersebut. Dan benar saja itu Kyara. Dina duduk disebelah Kyara.

“ehh kang cimol, ngapain punya hp kalo ga bisa jawab telepon orang?”

Namun yang diajak bicara tidak menjawab, bahkan mengangkat wajahnya untuk menatapnya pun tidak.

Dina menghela nafas.

“hahh”  Di rangkulnya pundak Kyara menepuknya sesekali.

“ katanya gue kakak lo? jangan sendiri gini dong kalo ada apa-apa. Gue khwatir bego” ujar Dina, dan terdengar isakan Kyara.

“ Gu-ue salah apa mbak? Kenapa dia tega mbak?” rancaunya sambil terisak akhirnya ia mau menatap Dina

Dina masih menempuk pundaknya, berharap bisa membuat Kyara tenang.

“Selama ini gua selalu lihat dia bahagia selama sama gua, perhatian dia, kelembutan dia, pengorbanan dia, tapi kenapa mbak? Gua sakit mbak. sakit!” isaknya. Kyara kembali menangis

Dina menarik tubuh Kyara untuk ia peluk.

Tangisnya semakin menjadi-jadi, Dina pun meneteskan air matanya melihat adiknya seperti ini.

“AAAAAARRRGGGHHH” Teriak Kyara didalam pelukan Dina tangannya mencoba memukul dadanya namun ditahan oleh Dina.

“ssstttt ..udah udah jangan nyakitin diri lo sendiri Ra, masih ada Ibu lo, gue, Astri, Dias, lo ga sendiri.”

Kyara melepas pelukan Dina,

“ apa yang harus gua lakuin tanpa dia mbak? Gua ga bisa mbak, gua sakit mbak!”

“AAAARRGGHHHH”

“gue hancur mbak, hancur. Tolong kasih gue obat, hati gue perih banget mbak. Ini gimana mbak? tolongin gue mbak. tolong" Kyara memukul dadanya lagi

Hal itu Membuat Dina marah, dan menarik Kyara, ia tak peduli dengan tangan Kyara yang sudah memerah, Kyara pun tidak peduli, ia hanya mengikuti Dina dengan lemas.

“Masuk” Titah Dina saat ia membukakan pintu mobilnya

Dina menggelengkan kepalanya, bahkan Kyara tidak ingat dengan mobilnya. Kalo dulu ia akan marah-marah kalau mobilnya itu ditinggal begitu saja. Saat ini Dina sudah mengemudikan mobilnya, sebelumnya ia sudah meminta tolong seseorang untuk membawa mobil Kyara kerumah nya.

Kyara sudah berada dirumah Dina, Dina membawa Kyara untuk kerumahnya. Karna pasti Kyara melakukan hal bodoh jika ditinggal sendiri. Jadilah ia menyuruh Kyara menginap dirumahnya. Kyara tadinya membantah, namun Dina membuatnya terdiam.

“mao ngapain lo kerumah lo? mao inget-inget Veranda lagi? mao mukul dada lo lagi sampe mati?” omel Dina

“ia, mending gue mati sekalian” Jawab Kyara enteng

“LU PIKIRIN IBU LU! LU GA KASIAN SAMA DIA HA??”bentak Dina yang membuat Kyara terdiam.

“Udah Din, mending kamu bersih-bersih dulu, biar Kyara sama aku” ujar Astri menengahi.

Saat mendengar suara mobil dihalaman rumahnya Astri langsung bergegas melihat keluar dan benar saja itu Dina dan Kyara orang yang membuat mereka khwatir. Saat mereka sampai diruang tamu, terlihat Kyara sangat berantakan, mata yang bengkak, muka memerah, rambut yang berantakan. Ia terduduk di ruang tamu dengan kepala yang menunduk, berkali-kali membuang napas kasar.

“kamu udah makan Ra?”

Kyara menggeleng namun masih menunduk

“makan yuk? ajak Astri yang dijawab gelengkan kepala oleh Kyara

“ Veranda pasti punya alasan Ra”

Kyara mengangkat kepalanya menatap Astri lalu tersenyum mendengar ucapan Astri, sedetik kemudian ia menggelengkan kepalanya.

“Dia ga punya penjelasan apapun untuk aku mbak” air matanya kembali menetes

“aku nunggu dia jelasin, aku berharap ini ga nyata, dan cuma salah paham, seengganya dia bohongpun aku akan terima mbak, aku ga bisa terima ini mbak, terlalu sakit untuk aku, tapi dia diam mbak. Dia ga ngejelasin apa-apa” Kyara kembali terisak menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

Astri hanya bisa mengelus pundak Kyara, berharap ia bersabar.

“mbak” panggil Kyara dengan suara seraknya,

“kenapa?”tanya Astri sesekali menghapus air mata Kyara. Ia sama seperti Dina sudah menganggap Kyara seperti adiknya

“kalau dia nyari aku, tolong jangan kasih tau apapun tentang aku. Dan… “ ada jeda saat ia ingin melanjutkan kata-katanya seperti ada yang menikam dadanya saat ia ingin berucap

“Dan aku ga mau denger apapun tentang dia Mbak” pintanya dengan tangan gemetar dan air mata yang masih saja mengalir. Tak tahan melihat itu, Astri pun ikut menangis dan memeluk Kyara. Tak tega dengan keadaan adiknya itu, Tak hanya Astri, Dina sedari tadi masih memperhatikan adiknya itu, ia ikut bersedih dengan keadaan adiknya. Ia sangat tau perjuangan Kyara mendapatkan Veranda, hingga melepaskan Veranda, meminta restu ibu dan mamahnya Veranda, Kyara sangat mengagung-agungkan Veranda, semua cerita yang selalu ia dengar selalu tentang Veranda, bahkan harusnya Kyara dan Veranda saat ini sedang berbahagia karna lamaran Kyara, namun takdir berkata lain.

CINTA TAK BIASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang