14.RAHASIA DINA

924 79 0
                                    

Senin pagi yang biasanya selalu membuat pekerja malas hingga ada qoutes yang bertulis i hate Monday. Tapi berbeda dengan Kyara. Dia datang kekantor dengan senyum yang tak pernah hilang. Alasannya hanya satu nama, Veranda.

Semenjak tinggal satu atap dengan Veranda, ia selalu bahagia, bagaimana tidak jika setiap pulang bekerja disambut oleh bidadari.

“ WOOYY KANG SOMAY” Teriak Dina saat Kyara melewati ruangannya

“ Mbak, udah tua ga baik teriak-teriak. Lebih baik kita awalin senin kita dengan tersenyum” ujar Kyara meyunggingkan senyumnya dengan manis

Dina keluar dari ruangannya menghampiri Kyara dengan wajah heran dan khwatir, lalu meletakkan punggung tangannya pada dahi Kyara.

“ kok gue lebih serem ngeliat lu begini ya Ra, lu kalo sakit ga usah masuk dulu dah”

Kyara masih saja tersenyum

“Udah ah gue mao kerja biar cepet pulang ketemu bidadari” ujar Kyara meninggalkan Dina yang masih menatapnya dengan heran

Dina menggelengkan kepalanya beberapa kali, “gitu kali yang orang kalo dimabok hati”ujar Dina lalu kembali masuk kedalam ruangannya

Karna Dina kepo, saat istrht dia menghampiri Kyara dan duduk di bangku depan kubickle Kyara.

“ Gue liat-liat lagi seneng banget nih”ujar Dina lalu mencolek dagu Kyara

“ makanya punya pacar biar ngerti” ujar Kyara namun matanya masih mengetikan pesan pada seseorang

“ tapi gue kayanya ga akan segila lu deh Ra” ujar Kyara lalu melempar pulpen hingga mengenai handphone Kyara, namun pulpen yang dilempar Dina ternyata belum ditutup dan mengenai baju Kyara

“Mbak iishh, kena baju bego” ujarnya lalu menepuk-nepuk bajunya

“Alah begitu doang, kalo mao bersih harus berani kotor” ucap Dina menirukan tag line iklan . Mata Kyara sudah melotot tajam, mehanan emosi, lalu berkata...

“ yukk adi main bola lagi” ucap Kyara meneruskan percakapan iklan lagi

“haahahahahaha” tawa mereka berbarengan di ikuti pula dengan beberapa teman sekantor.

Kyara Pov

Saat ini aku dan Mbak berada di café depan kantor.

“Lu bahagia banget hari ini kenapa? Menang togel lu ya?” tuduh  Dina

“ Sialan, gini-gini gue juga ngerti mana yang halal sama engga. Kan gue bilang makanya cari pacar” ujarku membuat ia tertawa

Padahal Mbak Dina itu masuk kriteria cewek idaman, tubuhnya tinggi walaupun lebih tinggi aku 3 cm mungkin, wajanya seperti orang arab, hidung mancung, bibir tipis, kulitnya bersih putih walau tidak seputih Veranda, karir nya jangan ditanya , manager marketing,bahkan sekarang merangkap menjadi manager konsultan, tapi ga ngerti kenapa ia masih saja melajang, padahal ada beberapa teman kantor kami yang mendekatinya secara terang-terangan, namun tidak sama sekali di gubris olehnya.

“ Veranda apa kabar Ra?”Tanya Mbak Dina membuyarkan lamunanku

“ baik, lu disuruh dateng kerumah kaga dateng-dateng. Sok sibuk banget, padahal dirumah paling liatin lilin”

“ ehh setan emang gue ngepet?” sewot mbak Dina tak terima

“hahahaha....tadi pagi Veranda sweet banget Mbak makanya bibir gue melengkung terus” ucapku berbinar mengingat Veranda

“ stroke kali lu, periksa sono” ujar Mbak Dina lalu tertawa

Dengan cepat ku mengetuk-ngetukkan meja setelah mendengar ucapan mbak Dina” ehh amit-amit. Amit-amit. Astaga lisan mbak!”

CINTA TAK BIASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang