[6] Wedang Ronde

225 43 8
                                    

Bunyi pesan masuk beruntun dari ponsel menyadarkan Cindy setelah seharian penuh tertidur lemah di atas kasur. Sebuah pop up massage muncul di display dari nama yang tidak asing.

Farah Adiba
Kak Cindy nggak lupa kan janji hari ini?

Bunda udah masakin dimsum ayam kesukaan kakak.

Kak Cindy ini udah jam 2 siang, kakak nggak bohong kan kalau beneran mau dateng?

Kak Cindy ini udah jam 4, kakak kemana?

17 Missed Call from Farah Adiba

Farah kecewa sama kakak.

Jeder. Cindy langsung sadar dari kenyataan. Dirinya lupa jika hari ini Professor Gunawan sudah berjanji untuk mengajaknya makan siang bersama lusa kemarin.

Dilihatnya jam di kamar yang sudah menunjukan pukul 7 malam lewat. Gagal sudah rencana Cindy hari ini, padahal jika Cindy datang ke undangan Professor Gunawan tadi siang, dirinya akan memanfaatkan waktu untuk meminta kisi-kisi atau istilah baiknya, "apa yang harus Cindy persiapkan untuk sidang proposal skripsi senin esok," secara Professor Gunawan adalah penguji 1nya.

Selain Farah, satu chat dari Aira mengalihkan fokus Cindy.

Aira Azhari
Mba Cindy, mama sama papa baru aja keluar rumah. Kakek sama nenek lagi ikut arisan RW. Kunci kamar mba nggak bisa Aira temuin.

Aira tau pasti Mba Cindy mau keluar dan kabur, lewat jendela kayaknya bisa, Mba.

Chat itu baru dikirim 24 menit lalu, itu artinya setan-setan di rumah ini belum lama pergi.

Yacindy Pramidhita
Gimana caranya?

Drrrt. Untungnya Aira fast respon.

Aira Azhari
Waktu itu Aira pernah buat tangga darurat dari simpul tali pramuka dan Aira simpen di bawah kolong kasur Mba, Mba Cindy bisa pake itu, kayaknya bakal aman kan badan Mba Cindy kecil.

Aira tunggu di halaman bawah kamar Mba Cindy

Yacindy Pramidhita
Oke.

Kamar Cindy memang terletak di lantai 2, atas bawah dengan kamar kakek neneknya dan menghadap langsung ke halaman samping rumah yang ditumbuhi rerumputan dan tanaman hias.

Cindy kembali mengecek jam di ponselnya, sudah hampir setengah 8 malam. Keinginan Cindy untuk kabur rasanya semakin kuat akibat kejadian tadi pagi. Memang biasanya ketika Cindy mendapat masalah dengan salah satu anggota keluarga dirinya akan memilih untuk kabur, pergi seharian ke tempat random, atau terkadang ke kost sahabatnya, Frisca, dan baru pulang ketika malam bahkan dini hari.

Namun lain halnya kali ini, Astrid memang sudah sering main tangan ke Cindy seperti memukul atau menampar, tetapi untuk menjabak itu belum pernah dilakukan. Jika memukul dan menampar tidak akan menimbulkan sakit kepala, lain halnya dengan menjambak membuat Cindy terus merasakan nyeri berdenyut yang tidak hilang sejak siang tadi.

Sepertinya melarikan diri benar-benar akan jadi jalan Cindy kali ini. Persetan dengan urusan makan-makan bersama Professor Gunawan sekeluarga, pergi dari sini jauh lebih penting daripada harus memikirkan permintaan maaf ke Farah.

SemicolonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang