chapter 46

5.4K 266 30
                                    

Hari ini adalah hari yg sangat ditunggu². Hari pernikahan ku dan daddy, hari membahagiakan bagi kami berdua. Bukan hanya kami berdua tapi juga bagi seluruh keluarga dan teman².

"Ren, tenang tarik nafas hembuskan, tarik nafas hembuskan. Terus² kepala nya udh kelihatan" Aku melempar nia menggunakan bantal yg ada di kamar mama dan papa.

Akad nikah dilaksanakan di rumah mama dan papa di Amerika, jika di mansion itu adalah tempat privasi aku dan daddy.

"Gua bukan mau lahiran bego!!" Kesal ku, nia hanya tertawa. Aku keringat dingin, entah kenapa gugup saja gitu.

"Tenang yaa ren, jgn gugup" Aku mengangguk, aku mengenggam tangan mutiara. Telapak tanganku berkeringat saking gugupnya.

"Mama!!! Ayo keluar!! Semua orang udh bilang 'sah!!', ayo kita keluar. Ivan bantuin mama" Aku tersenyum dan mengangguk.

Aku berdiri dan berjalan dibantu oleh mutiara dan vania. Aku menuruni tangga, aku masih saja gugup ditambah disana ramai karna ada rekan kerja mama, papa, dan daddy.

Aku duduk disebelah daddy, kami bertukar cincin, aku mencium tangan daddy dan daddy mencium kening ku.

Kami menandatangani buku nikah dan akta nikah, setelah itu aku dan daddy menyalimi mama dan papa, oh iyaa kak devan juga.

"Pak, saya titipkan adik saya pada anda. Jaga adik saya dengan baik jgn pernah sakiti dia, jika anda menyakitinya saya orang pertama yg akan memukul anda" Ujar kak devan.

"Saya bersumpah, saya akan menjaga Renata dengan baik. Jgn panggil saya 'pak' panggil saja 'kakak' kita sudah menjadi ipar" Kak devan mengangguk, mereka berdua berpelukan.

"Kita pergi ke tempat resepsinya sekarang?" Tanya mama, aku dan daddy mengangguk.

Kami keluar dari rumah itu, aku dan daddy masuk kedalam mobil kami. Mobil sudah dijalankan oleh supir, tapi aku diam saja entah kenapa sedikit canggung, mungkin karna status baru kami.

"Sayang, kenapa diam saja hm?Biasanya kamu akan banyak bicara. Ada apa hm?" Aku menatap daddy, entah kenapa pipiku memanas.

"Kau sakit, sayang?. Kenapa pipi mu memerah?" Aku menunduk, terdengar suara tawa daddy.

"Kenapa hm? Kau malu dengan suami mu sendiri?" Aku memukul lengan daddy.

"Daddy ngeselin!!" Ujarku, daddy tertawa dan mengelus pipi ku.

"Jgn malu sayang, daddy sudah menjadi suami mu. Apa yg kamu malukan hm?" Aku hanya menggeleng.

"Apa soal malam pertama?" Aku menatap daddy kesal, sedangkan daddy hanya tertawa.

•>>
•>>
•>>
•>>

Acara berjalan dengan lancar, potong kue sudah selesai. Acara lempar bunga juga sudah selesai, yg mendapatkan nya adalah nia-rizal.

"Selamat yaa sayang, mama do'ain yg terbaik untuk kalian berdua. Angga jagain menantu mama dengan baik yaa, Renata jaga anak mama dengan baik juga" Aku dan daddy mengangguk, kami memeluk mama.

"Selamat yaa, do'a terbaik dari papa untuk kalian. Angga kamu sudah jadi kepala rumah tangga, tanggung jawabmu besar sekarang. Jaga istri kamu dengan baik, dan Renata jagain anak papa yaa, dia agak manja sama ngeselin. Sabar saja yaa" Aku mengangguk, daddy sudah menunjuk kan wajah kesalnya. Aku dan daddy memeluk papa.

Papa dan mama pergi menuju tempat tersedianya makanan.

"Selamat yaa adek nya kakak dan kak angga. Do'a yg terbaik juga untuk kalian, tolong jagain Renata yaa, dia anaknya bandel jadi maklumin aja" Aku menatap kesal kearah kak devan, kak devan hanya tertawa. Aku dan daddy memeluk kak devan seperti mama dan papa.

"Selamat yaa Renata, do'a yg terbaik untuk kalian. Gua mau makan dulu yaa, btw kami udh kami kirim ke mansion oke" Ujar vania, aku mengangguk saja.

"Selamat ren, selamat juga pak angga. Do'a yg terbaik untuk kalian, cepet² dapet anak yaa" Ujar gevano, aku dan daddy mengangguk.

"Selamat yaa Renata ku sayang, nga nyangka lu duluan yg nikah. Tapi ngapapa, do'ain gua sama rizal cepet nyusul yaa. Do'a yg terbaik untuk kalian" Aku mengangguk.

"Selamat yaa, do'a yg terbaik untuk kalian berdua. Dah gua dah laper banget njr" Ujar rizal, aku hanya menggeleng kepala dengan prilaku rizal.

"Selamat yaa, jaga baik² tuh istri lu. Renata udh gua anggap kayak adek gua sendiri, awas lu nyakitin dia. Do'a yg terbaik untuk kalian" Ujar pak Novan.

"Siap, tanpa kalian suruh juga gua pasti jagain Renata. Tenang aja" Ujar daddy.

"Selamat yaa Renata, aku seneng kamu bisa nikah. Setelah sekian lama penantian akhirnya kalian menikah juga, kalian berhak bahagia. Sudah banyak rintangan dan cobaan yg kalian hadapi, kepahitan, kepedihan, kesedihan sudah kalian rasakan, sekarang waktu nya kalian berbahagia. Do'a yg terbaik untuk kalian berdua" Aku mengangguk, aku memeluk mutiara. Lalu melepaskan pelukan itu.

"Mama!! Papa!! Selamat yaa!! Ivan seneng banget hehe" Aku tersenyum dan menggendong Ivan, aku mencium pipi Ivan dengan gemasnya membuat nya tertawa.

"Selamat yaa, jaga baik² Renata, dia udh ngejalani hari² yg berat tanpa lu. Berjuang di dunia kejam ini sebelum lu ada dan tanpa lu. Jaga dia baik², kasih Renata taman bunga tanpa Duri nya. Dia udh gua anggap kayak adek gua sendiri" Ujar pak ravin, daddy mengangguk.

"Pasti, gua akan kasih dia taman bunga tanpa ada Duri yg akan melukainya" Ujar daddy, aku tersenyum.

"Ayo ivan, mama sama papa kamu ini harus nyambut tamu yg lain lagi" Aku melihat raut wajah sedih ivan.

"Ngapapa pak, biar ivan sama saya aja" Ujarku, ivan menatapku dengan raut wajah senang.

"Baiklah, oh iya jgn panggil 'pak' panggil saja 'kakak' anggap saja saya kakak  kamu, yg lain nya juga" Aku mengangguk.

"Selamat bro, jaga istri lu baik². Dia udh nga jalani banyak rintangan tanpa lu, kalau lu nyakiti dia siap² aja lu nga lihat dia lagi disisi lu" Ujar kak dimas. Daddy mengangguk.

"Pasti gua jaga dia dengan baik" Ujar daddy.

"Selamat lah pokoknya, pesan² gua udh disampaikan oleh dimas sama ravin tadi" Ujar kak radit.

"Selamat, pesan gua juga sama kek dimas sama ravin" Ujar kak niko.

"Iyaa, dah sana makan" Ujar daddy, tiga cucu adam itu pergi, aku dan daddy duduk di kursi. Karna memang sudah tidak ada tamu yg harus kami sambut.

"Sayang" Aku menoleh dan menatap daddy.

"Kenapa daddy?" Tanyaku.

"Maaf karna tidak ada disamping mu dan membiarkan mu melewati rintangan itu sendiri. Daddy bersumpah akan menjaga mu dengan baik, memberimu taman bunga tanpa Duri sendikit pun. Melindungi mu dengan baik. Jika daddy menyakitimu, daddy bersumpah akan memukul diri daddy sendiri" Aku tersenyum dan mengangguk.

"Tidak apa², yg penting daddy ada disini sekarang" Ujarku, aku dan daddy saling memandang satu sama lain.

"Mari bersama hingga maut memisahkan kita, sayang"

"Iyaa daddy, mari bersama hingga saat itu datang"








Thanks dah baca🙏💕
Maaf kalau jelek🙏
Maaf banyak typo🙏

Yuhu~ aku up hehehe...

Siap² yaa besok aku up proses pembuatan dedek bayi 🔞

Sudah sah nih mereka, jadi ngapapa lah yaa melakukan hubungan suami-istri, besok siap² yaa semuaa~~~

Silahkan vote jika kalian suka dengan cerita ini🙏

Next part.......

🔞•|•Sugar Daddy•|•🔞✔-(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang