chapter 48

10K 290 29
                                    

Sudah 3minggu berlalu, Aku dan daddy menjalani hidup kami sebagai suami-istri. Sekarang aku berada di rumah sakit, aku ditemani nia karna daddy sedang sibuk dengan proyek baru.

Sebenarnya daddy juga tidak tahu kalau aku akan pergi kerumah sakit, karna aku pergi kerumah sakit tanpa sepengetahuan nya, daddy hanya tahu aku akan bertemu dengan nia untuk membantu nya mencari gaun untuk pernikahannya.

Iya, nia akan menikah dengan rizal. Dan sedang dalam persiapan. Aku kerumah sakit bukan tanpa alasan, aku hanya khawatir, soalnya aku terlambat datang bulan. Aku takut ada masalah dengan diriku, dan juga sedikit mual. Aku kesini untuk memeriksa nya dan hasilnya....

"Ren, gimana hasilnya?" Aku menatap nia yg menatapku cemas, buat dia khawatir kayaknya menyenangkan. Aku membuat raut wajahku menjadi murung, aku bisa melihat nia yg khawatir.

"Ren, lu kenapa? Hasil nya gimana?" Aku hanya diam, membiarkan nia yg khawatir. Aku ingin tertawa saja melihat nya.

"Renata jawab!! Jgn bikin gua khawatir!!" Aku menghela nafas, ini anak nga sabaran, ehh tapi aku juga yg salah sih.

"Gua... Gua... Gua..."

"Gua apa njr? Astagfirullah lu kenapa sih? Jgn bikin gua khawatir napa" Kesal nia, aku menatap nia.

"Gua hamil nia!!!" Ujarku dan tertawa, puas mengerjai nia hingga dia khawatir.

"Astagfirullah, gua kira apa njr!! Lu mah suka bet bikin orang khawatir" Nia langsung mencubit pipiku, aku menepis tangan nia.

"Sakit njr" Kesal ku, giliran nia yg tertawa.

"Gimana nih? Mau kasih tahu pak angga atau engga? Ngasih tahu nya gimana? Dikerjain? Yaa dikerjain dong gua aja dikerjain masa pak angga eng-" Aku menutup mulut nia, nyerocos mulu nih anak.

"Usstt, biar gua yg susun skenario nya, lu ikutin aja yaa. Gua bakal ngerjain daddy, jadi lu harus ikutin gua aja jgn sampai keceplosan" Ujarku, nia hanya mengangguk.

"Udh yok kita ke kantor daddy, kayak nga mereka udh selesai" Ujarku, nia mengangguk lagi. Aku dan nia keluar dari gedung rumah sakit itu dan menuju parkiran.

Aku dan nia masuk kedalam mobil nia, tentu nia yg menyetir dan aku hanya duduk santai.  




Aku dan nia sudah sampai di gedung kantor daddy, kami keluar dari mobil lalu masuk kedalam gedung itu. Kami berjalan memasuki lift, dan menekan nomor 26.

Setelah sampai kami keluar dan menuju ruangan daddy, aku bersama nia berdiri didepan pintu. Aku menyiapkan diriku, aku harus ber akting dengan sebaik mungkin dan senatural mungkin.

"Siap ren? Kalau siap gua buka pintu nya" Aku mengangguk, nia membuka pintu dan aku menunduk dan memasang wajah yg murung dan mata yg berkaca².

"Daddy" Panggil ku, daddy yg sedang berbicara dengan teman² nya menatapku. Aku berjalan kearah daddy dan duduk dipangkuan nya, memeluk daddy dengan erat.

"Baby reren kenapa hm?" Aku Memulai akting menangis ku. Daddy berusaha melepas pelukan tapi aku memeluk erat daddy.

Aku merasakan pelukan yg erat juga, lalu elusan di punggungku.

"Kenapa hm? Ada apa? Kenapa menangis?, apa ada sesuatu yg membuat mu terluka, sayang?. Coba bilang pada daddy" Aku menatap daddy yg menunjukan raut wajah yg cemas dan khawatir.

"Renata tadi ke rumah sakit, kar-"

"Kamu kenapa sayang? Ada yg luka? Atau apa? Ada yg sakit? Kamu kenapa? Mana yg sakit? Say-" Aku menutup mulut daddy, daddy ini belum juga aku mengucapkan apa yg terjadi sudah main potong ucapanku saja.

"Daddy diam dulu, Renata belum selesai bicara!!" Kesalku, daddy akhirnya diam. Walau raut wajahnya masih terlihat khawatir.

"Renata tadi kerumah sakit, karna Renata ngerasa nga enak badan. Terus Renata pergi nya bareng nia, karna nga mau buat daddy khawatir" Ujarku, daddy menatap nia dan nia hanya mengangguk.

"Terus?" Aku menunduk dan mengeluarkan kotak.

"Ini, buka sendiri" Ujarku, daddy menerima kotak dari ku. Daddy membuka kontak nya dan mengambil benda persegi panjang itu, juga ada baju dan surat dari dokter.

"Sa-sayang ini?" Aku menghapus air mataku dan mengangguk.

"Kenapa kak angga, Renata baik² aja kan?" Aku menatap kak devan yg masih menunjukan raut yg khawatir.

"Makasih sayang, makasih!!! Kita akan mempunyai malaikat kecil" Daddy memelukku dengan erat.

"Hah? Gimana² otak gua lemot njr" Aku menatap malas kearah vania yg menyengir.

"Renata hamil" Ujar nia, dan seluruh orang diruangan itu terkejut tapi detik selanjutnya heboh sendiri.

"Wahhh, kami bakal jadi uncle nih" Aku mengangguk.

"Huaaaa!!! Mama bakal punya bayi baru!!! Ivan bakal dilupain hic hic" Aku turun dari pangkuan daddy dan menggendong ivan.

"Ivan nga bakal mama lupain kok, ini adik Ivan. Jadi nanti akur² yaa" Ujarku menenangkan Ivan. Ivan hanya mengangguk.

"Astagfirullah dek, kakak pikir kamu kenapa. Pinter banget yaa ngerjain orang" Aku tertawa kecil, senang bisa mengerjai mereka semua.

"Daddy takut kamu kenapa², kamu ini yaa udh jadi nakal hm?" Aku hanya nyengir. Ivan sudah tenang dan aku menurunkan nya, aku kembali duduk dipangkuan daddy.

"Kenapa nga bilang sama daddy hm? Kenapa sama nia pergi nya?" Aku menggeleng.

"Renata takut ganggu daddy, kan daddy ada proyek, terus kalau memang ada masalah sama diri Renata kan bisa Renata sembunyiin" Ujarku, aku memainkan jari panjang daddy.

"Sayang, kalau memang ada apa² jgn disembunyiin dari daddy. Kita udh jadi suami-istri, jadi jgn ada rahasia²an lagi yaa" Aku mengangguk.        

"Iyaa daddy, kalau ada apa² Renata bakal kasih tahu daddy" Ujarku.

"Janji pada daddy?"

"Janji!!!"

°
°
°
°

Malam sudah tiba, tapi aku tidak bisa tidur. Aku menatap daddy yg sedang sibuk dengan lembaran kertas dan laptop nya. Aku kesal karna dicueki, aku sudah bilang untuk melanjutkan nya nanti, tapi daddy tetap saja tidak mendengar.

"Huh! Sana bermalam sama kertasnya, jgn tidur sama renata, jgn peluk Renata juga!!" Kesalku, aku berbaring dan menutup diriku memakai selimut dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Aku memainkan jemariku, aku ingin tidur tapi tidak bisa tidur. Sangat menyebalkan!!!

Aku terkejut saat selimut ku terbuka dan ada yg memelukku, saat aku berbalik ternyata itu daddy.

"Ishh! Sana tidur sama kertas itu aja, jgn tidur sama renata. Udh di bilang nanti aja dilanjutin masih aja nga dengar, nanti kalau daddy sakit gimana?" Kesalku, daddy menatapku dan mengangguk.

"Iyaa, maaf tidak mendengarkan mu, sayang. Kenapa belum tidur hm?" Aku memeluk daddy dan menyembunyikan wajahku didada daddy.

"Nda bisa tidur" Lirih ku, aku mendengar tawa kecil daddy. Daddy mengelus punggungku.

"Ayo tidur, daddy elus kepalamu pasti kamu akan tidur" Aku mengangguk. Daddy mulai mengelus kepalaku dan diiringi dengan lagu untuk membuatku tidur. Aku memejamkan mataku dan mulai terbuai.        

"Good night my beloved wife" Suara daddy sebelum aku terbawa ke alam bawah sadarku.




Thanks dah baca🙏💕
Maaf kalau jelek🙏
Maaf banyak typo🙏

Yuhu~ aku gabut jadi? Yaa aku up hehehe... Kayak nya besok aku nga bisa up cuma bisa balas komentar kalian. Karna yaa aku akan sibuk untuk beberapa hari kedepan.

Jaga kesehatan yaa semua...

Silahkan vote jika kalian suka dengan cerita ini🙏

Next part.......

🔞•|•Sugar Daddy•|•🔞✔-(end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang